Menunggu di Ruang Tamu Allah – Saya punya banyak keinginan dan sering berdoa agar dikabulkan. Jika ada yang bersedia mengkonversi jadi pita pengikat kado, yakin bola bumi pun bisa ia lingkari. Tak mustahil masih berlebih. Makanya “tahu diri”. Kecuali sangat penting, saya jarang menuntut Sang Pemberi agar doa-doa tersebut cepat dikabulkan. Emang siapa yang Maha Kuasa? Dia atau saya? Doa kok malah ngatur-ngatur?
Selain itu, saya bukan satu-satunya umat Allah SWT. Dari sekian milyar penduduk bumi pasti banyak juga melakukan seperti yang saya lakukan. Minta ini itu. Memohon untuk dikabulkan ini itu. Pasti banyak juga yang ngotot agar Allah segera mengabulkan secepatnya. Entah dengan berdoa khusuk, tirakat, memvisualisasikan, menanam keyakinan di batin. Pokoknya mereka minta dengan memenuhi segala syarat urgensinya.
Hukum semesta ini sederhana. Mereka yang meminta akan mendapat. Tapi dengan syarat yakni belajar, take action, berusaha dan bekerja keras dengan kesungguhan hati. Nah mestinya mereka lah yang bakal dapat prioritas dalam terkabulnya sebuah doa. Saya juga yakin Allah memprioritas mereka.
Sabar Menunggu Doa Dikabulkan
Kalau keinginan saya yang bejibun itu mungkin ibarat rengekan anak kecil. Mata lapar di supermarket. Semua yang terlihat bagus. Semua yang di depan mata mau. Pokoknya geje kata anak muda mah! Minta-minta mulu yang yang mungkin menurut Allah belum perlu dikabulkan.
Sekalipun begitu saya tetap percaya kepada janji-Nya bahwa setiap doa pasti di kabulkan. Apa lagi jika dilantun dengan tak pernah putus. Bekerja untuknya. Bukan kah kita perlu mengarahkan energi dalam menghalau impian jadi kenayataan? Hanya saya perlu bersabar dan memahami mengapa doa belum dikabulkan.
Sebetulnya banyak juga keinginan saya yang serius dan bukan bertujuan untuk kepentingan diri sendiri. Dan saya sungguh-sungguh dengan keinginan itu. Maka saya masuk dan menunggu di ruang tamu Allah. Kepercayaan dan kayakinan saya jadikan kawan setia. Mereka lah yang merawat harap, berupaya penuh keteguhan. Allah Sang Maha pencipta alam semesta pada akhirnya akan gerah mendengar rengekan ini. Akhirnya “kun fayakun “. Maka jadilah!
Baca juga :
- Fungsi Masjid Selain Shalat Tempat Ijab Kabul
- DOA KESELAMATAN
- Renungan di Ruang Tunggu Bandara
- Pentingnya Kejernihan Doa
Memahami Mengapa Doa Belum Dikabulkan
Allah punya jawaban untuk semua doa. Allah punya pemecahan untuk semua masalah. Dan Sang Pencipta itu juga lah yang punya hak perogatif. Ia adalah alasan mengapa semesta lahir, menjalani takdir, dan mungkin suatu saat berakhir. Alam semesta punya banyak misteri dan hukum. Otak kecil ini takan mampu memahaminya. Bersabar lah!
Tapi diri ini bisa duduk sebentar. Keinginan dan doa adalah satu hal. Soal yang lain adalah apakah apakah sudah berusaha menggapainya? Mengerahkan pikiran, akal, energi, dan semua daya untuk menggapainya? Karena doa saja tidak cukup dalam mewujudkan keinginan.
Menambahkan pemikiran lebih dalam. Ada alasan penting mengapa keinginan saya belum juga terpenuhi. Mengapa doa belum dikabulkan. Mungkin jumlah yang terlalu banyak itu semua dianggap penting. Jadinya kehabisan waktu dan tidak membuat prioritas.
Benarkah begitu? Sejujurnya saya tidak tahu. Atau kah segala halangan itu hanya alasan saya enggan keluar dari comfort zone? Saya pura-pura saja masuk ke ruang tamu Allah?
Ada aturan yang sudah saya tahu bahwa segala keinginan akan terwujud asal kita serius bekerja untuknya. Semua doa akan dijawab pada waktunya. Lantas apa yang menghalangi untuk mendapatkannya? Apa yang jadi kendala yang membuat saya tak bertindak?
Ah rupanya jadi jelas. Saya terlalu malas bekerja untuknya! Saya seperti bunga lonceng yang cuma bergoyang saat tertiup angin. Itu yang membuat saya selalu duduk di ruang tunggu tamu Allah.
Punya kah keinginan yang engkau malas untuk mengeksekusinya kawan?
Salam,