“ Setiap beberapa dekade, terbitlah sebuah buku yang mengubah hidup berjuta pembacanya. Sang Alkemis adalah buku semacam itu “ — Paulo Coelho The Alchemist, Sang Alkemis
Itu adalah kutipan di belakang sampul buku The Alchemist karangan Paulo Coelho. Buku tentang petualangan Santiago yang berusaha mewujudkan legenda pribadinya. Bocah pengembala domba di sebuah desa di Spanyol yang memimpikan menemukan harta karun di bawah kaki piramid di Mesir.
Bagaimana pertemuan Santiago dengan seorang Raja yang memberinya tiga batu dan mengajarkan untuk membaca tanda-tanda.
Kemudian Santiago menyeberang ke Afrika dan langsung bangkrut di hari pertama. Dia tertipu! Pengalaman itu mencetuskan perjumpaan dengan pedagang kristal yang mengajarkannya tentang Maqtub: Tentang nasib yang telah dituliskan.
Setelah itu menyeberangi gurun untuk bertemu dengan Sang Alkemis, sang perubah zat kimia jadi emas, sang perubah ide jadi materi.
Puncaknya adalah pertemuan dengan gadis gurun bangsa Moor yang cantik. Fatimah nama gadis itu berubah jadi inspirasi yang membuat jiwa Santiago ingin menetap dan berhenti mengembara.
Paulo Coelho adalah si Alchemist itu Sendiri
Kalimat diatas, kutipan Paulo Coelho dibelakang sampul itu, mungkin tepat. Sebab buku tersebut sudah tersimpan di rak selama beberapa tahun dan mulai lecek karena sering dibuka. Sang Alkemis telah berhasil mengaduk-aduk emosi dan membuat saya sedikit kecandungan pada quotes-nya yang indah.
Setelah menamatkannya beberapa kali saya tidak pernah lagi membaca isinya dengan utuh.Tapi kadang ada  kebutuhan untuk mengintip penggalan-pengalan kalimat penuh makna di dalamnya. Saya anggap kutipan kata-kata mutiara di dalam bisa membantu saya dalam mengarahkan pikiran untuk pencapaian pribadi.
Beberapa kalimat dalam buku itu rasanya  memang telah merubah saya dari dalam. Seperti ” hartamu terletak dimana hatimu berada”.
Sekalipun hidup tak berkurang kerumitannya, belajar menemukan dimana hati berada saya pikir mirip dengan perjalanan Santiago dalam mewujudkan legenda pribadi. Seperti bersilancar mengikuti rangkaian cerita seribu satu malam. Masuk ke Spanyol, menerawng bintang padang pasir dan ikutan temangu di tepian oasis.
Bahkan pernah merasa mencium keharuman bunga-bunga dari gurun kehidupan.
Buku yang Telah Merubah Saya dari Dalam
The Alchemist karya Paulo Coelho ini sangat menghibur, mencetuskan inspirasi dan sekaligus menantang berpikir.
Buku yang dapat julukan Dongeng Spiritual, kurang lebih tentang Realisasi Mimpi. Santiago yang bermimpi  tiap malam tentang harta karun yang harus ditemukannya namun selalu lupa saat terjaga. Sampai suatu ketika, saat ia bertekad untuk mengingatnya, maka tahulah bahwa dia harus datang ke Mesir. Mencari jalan  untuk menggali harta karun yang terkubur di bawah kaki Piramida.
Tiap langkah yang dia ayunkan membawanya tambah dekat pada legenda pribadinya.
Satu lagi yang mempesona, Paulo Coelho dalam The Alchemis juga bercerita tentang Jiwa Buana. Ini adalah sebuah prinsip yang mengatur segala hal.  “Bila kamu menginginkan sesuatu dengan segenap jiwa dan hatimu, itulah saat terdekatmu dengan Jiwa Buana“.
Jiwa Buana itu berkomunikasi lewat bahasa tanda-tanda. Seseorang yang sedang menjalani Legenda Pribadi harus memiliki keberanian, sebuah kualitas terpenting untuk memahami bahasa Buana.
Untungnya tempat Jiwa Buana itu tidak jauh. ” Dengarkan hatimu. Ia tahu segala hal karena ia berasal dari Jiwa Buana“ Begitu kata Pak Paulo Coelho the Alchemist.
Saya pikir, buku ini telah banyak merubah saya.
Apakah temans saat ini juga sedang mewujudkan legenda pribadi?
Salam,