Matahari pagi baru saja menembus kerapatan ranting pohon di punggung Pegunungan Halimun. Pada jalan berkelok menyerupai huruf S, terlihat perkebunan karet di kiri-kanannya. Ratusan batang karet lurus berjajar rapi. Dengan warna putih keabuan dan hanya bercabang diatas menimbulkan kesan mirip barisan korek api yang tersusun tegak. Apa lagi diantara kehijauan daun diingkahi pula warna merah dari daun yang menua. Dalam sorotan cahaya kemasan pagi, pemandangan itu sungguh sebuah pentas alam yang menawan.
Karena kami tidak dalam keadaan tergesan, saya minta Pak Supri minggir sejenak. Setelah bersedia mengikutinya kemana saja tentu permintaan seperti itu diluluskan.
Baca juga :Â Jembatan Bambu
Kondom Sampai Ban Mobil
Berhadap-hadapan dengan pohon karet saya bertanya dalam hati. Fakta apa sih yang bisa dipelajari dari kalian? Apa yang saya tahu tentang kalian? Sesaat bertanya pada suami apa gunanya getah karet, saya nyengir dapat jawaban oboy-oboy.
Oke lah! Kondom dan ban mobil terbuat dari lateks  lho saudara-saudara. Dan lateks berasal dari getah pohon ini. Ya  mengapa tidak, mari kita piknik di kebun karet dimana sebuah kondom berasal.
Setelah motret, dari atas jalan tempat kami berdiri, terlihat ada pergerakan di bawah sana. Diantara batang karet yang simetris bayangan itu hilang timbul. Oh rupanya dua orang pekerja yang sedang mengumpulkan lateks, berjalan bolak balik mengikuti kotak imajiner dari pohon ke pohon.
Baca juga :Â Piknik di Jalan Dusun
Mereka lah penyadap karet dengan mencangkolkan sebuah pikulan di bahu.Menarik memandangi ritmik langkah dan ayunan tangan dua Bapak tersebut kala mengambil getah dari mangkuk-mangkuk kecil yang menempel di batang lalu memasukan ke dalam ember di pikulan.
Kebetulan di dekat saya ada juga mangkuk serupa. Terlihat bagaimana getah segar putih susu dari irisan kulit batang yang sudah dilukai menetes ke mangkuk setetes demi setetes. Sayangnya jauh dari jangkauan sehingga tak bisa menyentuhkan jari untuk merasakan teksturnya.
Ini yang disebut karet alam itu? Baik lah!
 Piknik di Kebun Karet Sukabumi – Waktu Terbaik Melihat Pengumpulan Hasil Sadapan Karet
Kalau saja saya kesiangan tiba di tempat ini, pasti takan melihat mereka menyadap. Sebab waktu sadap terbaik dilakukan antara pukul 5 – 7.30 pagi. Alasannya : Jumlah dan kecepatan lateks yang mengalir dalam sel kulit dipengaruhi oleh terkanan turgor. Tekanan turgor ini berlangsung sempurna  sesaat menjelang fajar. Seiring naiknya matahari tekanan akan berkurang.
Baca juga :Â Situs Tugu Gede Cengkuk Sukabumi
Kegunaan Karet Alam
Saat ini sudah banyak karet sintetis. Namun lateks dari karet alam masih tinggi permintaannya untuk digunakan dalam berbagai industri. Tidak hanya untuk membuat alat-alat penunjang kehidupan sehari-sehari tapi juga dalam industri mesin penggerak yang disebut conveyer belts.
Baca juga :Â Sungai Batang Agam Nagari Magek Sebuah Kenangan
Saya sudah menyinggung diatas bahwa kondom dan ban mobil terbuat dari lateks. Begitu pula sarung tangan karet dan sepatu karet. Ada lagi  pipa karet, kabel, isolator listrik dan sebagai materi pembungkus logam. Karet juga digunakan sebagai penahan getaran, dudukan mesin, terpasang  pada kaca dan pintu mobil.
Saya mengamati camera sendiri, alat pengintip disana juga menggunakan karet untuk bantalan mata. Wah ternyata banyak juga manfaat piknik ke kebun karet Sukabumi ini.Â
Rupanya banyak sekali kegunaan pohon karet ini temans. Nanem yuuukk 🙂
Salam,