Situs Payak ini saya temukan tak sengaja. Hari sudah malam saat rombongan tour kami tiba di dusun Bantaran Wetan, Piyungan, Bantul-Yogyakarta. Tuan rumah mengatakan bahwa saya dan suami diinapkan di rumah penduduk yang lokasinya dekat candi. Mendengar kata candi mata saya langsung nyureng dong ya. ” Candi?”. ” Iya di depan rumah itu nanti ada candinya..” Kata si ibu tuan rumah dengan ramah. Oh ternyata yang dimaksud candi adalah cagar budaya situs payak pentirtaan Kuno di Bantull Yogyakarta yang pernah saya baca.Â
Baca juga Berbagai Tempat Piknik Seru di Jogjakarta
Beres meletakan tas di kamar segera saya ke luar lagi. Menunggu pagi rasanya terlalu lama untuk melihat candi tersebut. Sayang malam terlalu gulita. Apalagi situs arkeologis tersebut tidak dipasangi lampu. Saya pun tak bisa mendekat karena di sekeliling dipasang kawat berduri. Tapi dalam kegelapan memang terlihat ada onggokan batu dalam lubang segi empat.
Baca juga Suatu Malam di Nol Kilometer Yogyakarta
Menengok Situs Payak Petirtaan Kuno di Bantul Yogyakarta
Pada sinar matahari pertama mekar di langit saya sudah keluar. Masih ada sisa kokok ayam di kandang. Sambil mengayun tangan menghalau udara dingin, terlihat sapuan merah yang membias di langit bantul.
Baca juga Suatu Siang di Situs Perahu Kuno Punjulharjo
Melangkah mendekati pagar kawat berduri, akkhirnya terlihat juga sebongkah batu di dalam lubang berbentuk lingkaran. Itu adalah sisa bangunan yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 Masehi itu.
Berdebar membayangkan bahwa di pagi berkabut itu saya terhubung pada masyarakat purba yang pernah berakitivitas di tempat itu. Langit yang saya pandang saat itu juga telah dipandang mereka. Merasa keterbungan seperti itu bahagia sekali rasanya.
Baca juga Situs Tugu Gede Cengkuk Wisata Sejarah Sukabumi
Sejarah Situs Payak
Menurut informasi yang saya kumpulkan dari internet, peninggalan pada situs payak Yogyakarta ini terlalu sedikit untuk disebut candi. Ini adalah sisa kaki candi yang ditemukan para pembuat batu bata tahun 1971.
Baca juga Situs Purbakala Sangiran
Diperkirakan dulunya tempat ini merupakan petirtaan atau tempat pemandian suci. Tapi ada juga arkeolog berpendapat bahwa Situs Petirtaan Payak Bantul ini merupakan tempat umat Hindu mengambil air suci untuk upacara keagamaan.
Argumen tersebut berdasar bahwa di dasar candi memang ada cerukan dengan dua lubang tempat keluar-masuk air. Saya pikir airnya pasti datang dari Kaligawe, anak kali Opak yang letaknya tak jauh dari sana.
Lokasi Penemuan Situs Payak Yogyakarta
Situs Payak Yogyakarta terletak pada kedalaman 4.5 meter di bawah permukaan tanah. Tidak ada yang tahu mengapa tempat itu terkubur. Paling mungkin adalah akibat letusan gunung Merapi.
Kalau betul demikian, saya membayangkan bahwa di bawah dusun yang juga disebut Payak  ini pasti banyak peninggalan masa lalu jika di gali. Entah perkampungan atau kompleks tempat ibadah. Mengingat di sebelah Timur dan Barat terdapat jajaran perbukitan Gunung Kidul, dan dekat dari Gunung Merapi, kemungkinan kampung payak dulunya sebuah lembah subur.
Mata pencaharian penduduk di lembah itu bertani dan mereka taat beragama. Suatu hari, entah malam, pagi, atau siang hari terjadi sesuatu. Bum! Langit langsung gelap oleh abu panas. Setelah beberapa lama peradaban di lembah itu hilang. Tertimbun lahar yang dimuntahkan Merapi. Persis seperti lenyapnya peradaban Pompeii saat Vesuvius meletus.
Hm, Situs Payak Petirtaan kuno di Bantul Yogyakarta ini menarik untuk dieksplorasi ya temans?
@eviindrawanto