Nama beras bunting pertama kali saya dengar dari Pak William Wongso, seorang pakar kuliner dalam Organic, Green and Healthy Expo 2. Acara yang diadakan pada 5-9 Oktober tersebut menghadirkan Pak William untuk cooking show dengan menggunakan bahan-bahan organik dan alami. Nah beras yang beliau gunakan disebutnya sebagai Beras Bunting yang terkenal sebagai Germinated Brown Rice (GBR).
Mengenal Beras Bunting
Ngomong-ngomong apa sih beras bunting atau germinated brown rice (GBR) itu?
Beras bunting adalah beras merah berkecambah. Beras merah biasa dibiarkan berkecambah untuk meningkatkan rasa dan tekstur, dan kadar nutrisi seperti asam -aminobutirat (GABA).
Telah ditemukan bahwa biji-bijian yang berkecambah secara umum memiliki manfaat nutrisi. Nasi beras berkecambah banyak digunakan dalam masakan Jepang dan Korea .
Beras merah kecambah yang dimasak lebih lembut dan tidak terlalu kenyal dibandingkan beras merah biasa—khususnya lebih dapat diterima oleh anak-anak—dan memiliki manfaat nutrisi tambahan.
Beras merah yang berkecambah diproduksi dengan merendamnya selama 4–20 jam dalam air hangat dengan suhu 30–40 °C (atau lebih lama pada suhu yang lebih rendah), mengganti air beberapa kali jika timbul bau, dan membilasnya sebelum dimasak
Perendaman merangsang perkecambahan beras merah sekaligus mengaktifkan berbagai enzim dalam beras. Dengan metode ini, dimungkinkan untuk mendapatkan profil asam amino yang lebih lengkap, termasuk GABA.
Karena prosesnya ini beras bunting atau germintad brown rice (GBR) dijual dengan harga lebih tinggi dari beras biasa.
Baca juga:
Beras Merah Berkecambah Hadir di Indonesia
Meskipun beras bunting sudah ada di Indonesia, sejarahnya berawal di Jepang sekitar tahun 1995.
Di Indonesia beras bunting masih asing.Kalau pun ada hanya bisa ditemukan pada toko-toko eksklusif yang menjual produk makanan sehat. Dan harganya pun tergolong mahal.
Namun di Jepang beras bunting sudah punya tradisi yang panjang.
Dalam rangka ingin memahami beras merah berkecambah ini, saya membaca beberapa literatur di internet. Dan sungguh tak mengerti mengapa GBR lebih terkenal di Barat ketimbang kawasan Asia sebagai benua nenek moyangnya.Semoga saya yang ngawur.
Beras bunting atau GBR terbuat dari beras pecah kulit yang direndam air pada udara terbuka. Selama proses perendaman beras tersebut terkena unsur-unsur yang secara alami mendorong perkecambahan.
Pada ujung2 beras terlihat kecambah berwarna putih dan bentuknya lebih gemuk dari beras biasa. Selama proses berkecambah ini lah terjadi peningkatan kandungan berbagai macam nutrisi di dalamnya.
Menurut penelitian proses perkecambahan mendorong terbentuknya Vitamin E, Magnesium, dan lisin. Bersama itu hadir pula secara substansial Vitamin B16 dan B12.
Seperti kita tahu Vit. E adalah sumber anti oksidan yang sangat penting. Sementara asam amino l-lisin berkhasiat sebagai anti inflamsi dan mendorong pembentukan kolagen. So Ladies, artinya mengkonsumsi beras bunting secara teratur sangat bagus dalam mempertahankan lebih lama kelenturan kulitmu. Apa lagi Magnesium bermanfaat dalam penyerapan kalsium dan membantu menjaga kesehatan syaraf dan oto-otot tubuh. Sementara Vitamin B mengurangi stress, kecemasan, menenangkan sympton PMS.
Kesaktian beras bunting masih berlanjut. Tingkat Gamma-aminobutyric Acid (GABA) meningkat sampai 10 kali lipat. Sebagaimana dinyatakan oleh Michael T. Murray, ND berikut ini : “Penelitian telah menunjukkan bahwa GABA meningkatkan produksi gelombang otak alpha (keadaan sering dicapai dengan meditasi, ditandai dengan sedang santai dengan fokus dan kewaspadaan mental yang lebih tinggi) dan mengurangi gelombang beta (terkait dengan gugup, tidak bisa konsentrasi, dan hiperaktif).”
Baca juga:
Cara Membuat Germinated Brown Rice
Cara membuat beras bunting (GBR) ini ternyata mudah. Gunakan beras merah atau coklat dan jangan beras putih sebab mereka takan tumbuh.
- Rendam beras dengan banyak air selama 12-20 jam.
- Tiriskan, tuangkan ke dalam saringan kemudian bilas.
- Tempat saringan di atas mangkuk, tutup dengan lap basah bersih, dan taruh ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
- Setiap 12 jam bilas kembali.
- Antara 24 dan 48 jam kecambah kecil akan muncul. Gunakan beras ini dalam waktu seminggu. Yang belum digunakan bisa dimasukan ke lemari pendingin.
- Karena beras sudah terendam, gunakan sedikit air saja untuk memasaknya. Kira-kira 2 cangkir air untuk setiap 1 1/2 cangkir beras bunting).
Demikian teman-teman. Ada yang mau mencoba?