Kalau menginap di sebuah hotel, saya paling suka bertemu dengan lobby berisi rak buku. Bagi saya itu menggambarkan karakter tempat tersebut. Terbuka, moderen berwawasan. Dari tempat seperti itu pula lah saya bertemu dengan The Celestine Prophecy an Advanture, saya ambil dari atas meja. Ditinggalkan tamu lain yang rupanya lupa mengembalikan ke rak, tempatnya semula.
Ohya Prophecy dalam bahasa Indonesia artinya nubuat. Sementara Nubuat adalah pernyataan awal dari peristiwa-peristiwa yang akan terjadi (seperti ramalan). Biasanya melalui perantaraan seorang ahli nujum dan nabi. Tapi nubuat dalam The Celestine Prophecy tidak bekerja seperti itu.
Saya pikir awalnya ini adalah novel tentang perjalanan. Makanya saya pinjam dari resepsionis untuk dibawa ke kamar. Dan tidak terlalu jauh juga dari sangkaaan semula. Setidaknya ini lah buku petualangan spiritual yang membawa saya tak berhenti membaca sampai tamat.
Baca juga : Perluas Wawasan Dengan Media Sosial
Karena belum selesai membacanya di hotel. Pulang saya cari The Celestine Prophecy di toko buku dan alhamdulillah ketemu.
Ringkasan The Celestine Prophecy
The Celestine Prophey adalah novel lama karya James Redfield. Berisi  tentang penemuan manuskrip kuno dari abad 600 SM di pedalaman Peru. Manuskrip ini berisi sembilan wawasan atau nubuat rahasia yang bisa digunakan untuk menuntun umat manusia meraih kehidupan spiritual yang lebih tinggi. Terbagi ke dalam 9 segmen atau bab yang masing-masingnya  berisi wawasan khusus.
Ceritanya pada akhir abad 20 umat manusia mengalami transformasi  besar-besaran melalui kebangkitan kesadaran. Berlangsung perlahan, tidak bersifat agamawi tapi spiritual.Kita akan memahami 9 wawasan secara berurutan. Yang satu mengikuti yang lain.
Baca juga : A self-fulfilling Prophecy
Tiap wawasan akan menggerakan kita dari tempat  sekarang  ke arah budaya yang sepenuhnya bersifat spiritual. Pokoknya pengetahuan yang tersebar dalam sembilan wawasan itu akan mengubah hakikat kemanusiaan dengan dramatis! Kebangkitan spiritual!
Sayangnya pemerintahan Peru dan gereja berpendapat lain. Wawasan itu pasti akan menggerogoti status quo gereja yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Karena itu mereka berupaya keras agar tidak seorangpun mengetahui keberadaan manuskrip tersebut.
Baca juga My Prophecy Kurang Komitmen
Untunglah seorang Pastor berhasil menyebarkan salinannya. Diantaranya satu copy sampai kepada Charlene, seorang peneliti Amerika. Lalu Charlene menceritakannya penemuan anehnya pada teman lamanya di Amerika. Dari sinilah petualangan penuh ketegangan dalam novel ini dimulai.
Nubuat Pertama
Saya menuliskan nubuat pertama The Celestine Prophecy karena kebetulan juga sedang baca buku The Secret karya Rondha Byrne yang di rilis pada tahun 2006. Ini lah salah satu buku laris yang didasarkan pada film sebelumnya dengan judul The Secret juga.
Menurut saya ada persamaan antara nubuat pertama dari Nubuat Celestine dengan ide yang terdapat dalam buku The Secret. Bahwa apapun yang mendominasi pikiran kita, itu lah yang terwujud dalam realita.
Baca juga : Indonesia Bangkit : Beli Indonesia
Seperti kata James Redfied sendiri, ” Kita harus menganggap setiap peristiwa memiliki makna dan mengandung pesan yang berkaitan dengan pertanyaan kita… terutama berlaku untuk hal buruk…tantangannya adalah menemukan hikmahnya di setiap peristiwa, tidak peduli seberapa negatifnya”.
Di dalam The Celestine Prophecy, transformasi dimulai dari Wawasan Pertama yang  muncul ke permukaan tanpa disadari. Bentuknya berupa kegelisahan yang mendalam dari beberapa  individu. Mereka merasa ada beberapa momen dalam hidup yang entah bagaimana terasa berbeda, seperti lebih intens dan membangkitkan semangat.Â
Tetapi mereka  tidak tahu apa persisnya pengalaman yang membangkitkan semangat itu. Atau bagaimana membuatnya bertahan lebih lama. Yang jelas kalau  pengalaman itu berakhir akan membuat mereka sangat tidak puas. Hidup yang tampak biasa  menimbulkan kegelisahan yang dalam.
Apa sebetulnya pengalaman “lain” yang lebih mengisi dan membangkitkan semangat itu?
Inilah yang dicoba jelaskan oleh Wawasan Pertama
Wawasan Pertama telah terjadi bila kita sadar  pada kejadian-kejadian serba kebetulan dalam hidup. Misalnya saya sedang berusaha menaikan omset usaha, kok ya kebetulan bertemu dengan seorang trader importir yang sedang mencari gula aren. Bayangkan lah bagaimana bersemangatnya saya!
Atau  tiba-tiba firasat dan intuisi kita menajam. saya malas untuk bepergian eh tak tahunya belakangan tahu bahwa pesawat yang akan saya tumpangi mengalami kecelakaan. Merasa bersyukur telah mengikuti kata hati.
Peristiwa kebetulan itu, bila disadari akan terjadi lebih banyak lagi. Terkadang melampaui harapan dari sebuah peristiwa kebetulan murni. Kita merasa dibimbing oleh kekuatan yang tidak bisa dijelaskan. Menumbuhkan perasaan misteri sekaligus kegembiraan. Kita merasa seperti kanak-kanak, bahwa ada sisi lain dari kehidupan yang masih harus ditemukan. Akibatnya kita merasa lebih hidup.
Yeay..Yeay…Begitu saja tentang wawasan pertama dari The Celestine Prophecy. Wawasan berikut, kalau tak lupa akan saya tulis di lain kesempatan.
Menurutmu bagaimana temans?