Hari ini insinyur blog transformasi pecah telor angka 2. Mengherankan, untuk menulis catatan ulang tahun ini saya bingung mesti menulis dari mana.Hubungan kami yang bersandar pada saling membutuhkan sepertinya membutakan mata saya untuk mengambil point-point penting untuk diceritakan. Atau mungkin ada keengganan karena tak rela momen privat meluncur ke ranah publik. Semua orang mencintai anaknya dan semua anak mencintai orang tua mereka, terlepas dari apakah mereka bisa mengekspresikan perasaan tersebut atau tidak.Jadi apa pentingnya untuk diceritakan?
Tapi sejak punya blog ini, selagi masih mampu menulis saya akan menulis catatan tiap ulang tahun Adit. Mungkin sebagai perayaan kecil untuk diri saya pribadi. Rasa syukur kepada Allah SWT dikarunia baby selucu Adit. Bayi yang dipaksa keluar melalui mesin vakum oleh Dokter Kayanto di Rumah Sakit Harapan Bunda Kramat Jati pada subuh tanggal 30 November 1992 ini merubah seluruh cara pandang saya tentang cinta.
Sebetulnya gak ngerti amat apa itu cinta. Namun makhluk dengan kulit gelap tapi mulus, berdaging, mata sipit dan rambut tebal itu tampaknya langsung meruntuhkan egoisme saya atas kepemilikan tubuh. Ingat banget bagaimana Adit menyusu pertama kali, tak menyerah mencari puting yang selalu terlepas karena mamanya belum ahli. Air susu yang masih sedikit membuatnya terpaksa mengerahkan seluruh tenaga menghisap yang membuat seluruh tubuh berkeringat dari ubun-ubun sampai telapak kaki. Berhari-hari kemudian saat jahitan bekas melahirkan masih sakit, puting susu luka karena lidahnya yang kasat, tapi saya malah mengkuatirkan dia lapar . Jadi harus menahan rasa sakit yang menyilet itu dan tiap lima menit menyodorkan puting susu ke mulutnya.Padahal dinasehati agar memberi susu pada jam-jam tertentu saja biar anak belajar disiplin sejak dini. Pikiran saya waktu itu : ” go to hell disiplin, anak gue lapar!”
Dan sejak awal saya tidak pernah mengindahkan teori-teori atau tips-tips dalam membesarkan anak. Sebagai buktinya saya hanya sesekali membaca majalah ayah-bunda dan tak punya buku-buku tentang parenting. Saya lebih suka mengikuti intuisi ketimbang terpengaruh cara orang lain dalam mendidik anak. #Janganikuticara saya 🙂
Orang mengatakan itu cinta tanpa syarat. Tapi saya mengatakan itu adalah keterikatan seumur hidup yang tak kuasa ditolak oleh siapapun. Ada sidik jari sang pencipta dalam hubungan seperti itu. Suka atau tidak, bersyukur atau tidak, kehadiran bayi dalam rahim membuat seluruh perangkat tubuh perempuan menyesuaikan diri. Ada saat-saat tertentu dimana saat kami berjauhan air susu mengucur sendiri. Nah menurut orang bijak itu lah cara tubuh memberi tahu bahwa sudah saatnya anak pernah dikandung di dalamnya untuk diberi makan.
Kini bayi itu berumur 20 tahun. Mengisi hari-harinya dengan belajar keras agar lulus jadi dokter tepat waktu. Selain terdorong jadi dokter pintar yang tak membayakan nyawa pasien dengan mal praktek juga tak ingin membebani orang tua agar tak membayar lebih dari seharusnya.
Dan saya tahu saya bukan lah mama yang hebat. Saya manusia biasa yang sering pula mengecewakan atau bertindak tak sesuai dengan garis keibuan. Untuk itu mohon dimaafkan ya Dit…Selamat ulang tahun yang ke-20, Dit.
Banyak cinta…
–Mama