Anak lelaki ini sudah berteman bantal buluk sejak bayi. Dalam suka dan duka. Saat sehat maupun sakit. Memang tidak selalu bantal yang sama. Karena kain dan dakron yang ada di dalamnya punya batas usia. Apa lagi yang ‘dikekep‘ tiap hari, mudah tampak jorok dan bikin perasaan saya tak menentu. Jadi terpaksa harus di ganti.
Bantal Buluk Anak Lelaki itu Bernama Pupu
Bantal buluk itu bernama Pupu. Perasaan saya campur aduk kepadanya. Antara memusuhi, berterima kasih dan rasa bersalah. Terutama bila si anak lelaki sakit. Dia jarang rewel kalau diberi Pupu. Dan Keakraban mereka terjalin sejak anak lelaki diajarkan tidur sendiri.Itu yang menerbitkan rasa bersalah saya.
Yang lucu bantal itu sudah berapa kali ganti badan tapi nama PUPU tetap tersandang. Badan si Pupu harus lembut. Bajunya harus dari sarung bantal lama, sudah kusam, tapi serat kainnya lembut. Anak lelaki tambah senang kalau baju-baju pupu dicuci dengan pelembut yang wangi. Dia selalu mengatakan, ” makasih Ma..” tiap baju pupu diganti.
Baca juga:
- Suka Duka Beranak Remaja
- Ayah dan Anak Lelakinya
- Mendengar Bisikan Menyesatkan
- Ketika Namamu Disebut
Nah kehadiran si bantal buluk paling penting bagi anak lelaki adalah saat minum susu. Tangan kanan megang botol. Tangan kiri menjepit sarung Pupu dengan jari tengah dan jempol. Setelah posisi pas lalu digelincir-gelincirkan seperti kalau kita mau beli kain dan ingin merasakan teksturnya.
Menurut Para Ahli Pupu itu Disebut Lovey
Karena pernasaran, emaknya bersilancar di internet apa penyebab ketergantungan anak lelaki kepada bantal buluk ini. Bertemu dengan istilah lovey, artinya, objek apa pun yang diikat oleh bayi atau balita agar merasa nyaman dan aman.
Cuma yang banyak dibahas dalam artikel tentang lovey ini adalah benda-benda seperti selimut dan empeng. Jarang yang menggunakan bantal sebagai lovey siperti si anak lelaki.
Untunglah emak tak sampai berpikir menyimpang karena di artikel lain ada yang membahas bahwa lovey merupakan security object yang sasarannya adalah benda-benda lembut. Benda yang mendatangkan perasaan aman dan nyaman untuk menggantikan sementara peran orang yang bisa memberinya kenyamanan.
Pupu Tetap Menamani Sampai SMP
Sampai saat ini Pupu masih setia di tempat tidur si anak lelaki. Berganti badan dan sarung secara rutin. Alhamdulillah ikatan emosi mereka sudah tak begitu kuat lagi. Ada dipegang kalau gak ada ya gak masalah. Cuma kalau sekeluarga hendak pergi ke luar kota, Pupu tetap jadi penumpang tetap. Buat di peluk saat tidur selama perjalanan.
Si tuan juga tak bermasalah jika orang mengetahui dia punya teman akrab bernama Pupu. Kalau diledek teman atau saudaranya yang datang ke rumah malah ketawa-ketawa dan mengatakan, ” kasihan deh lu gak punya Pupu “.
Temans siapa yang punya Pupu juga?
Salam,