Ayah dan Dua Jagoannya – Dia ayah sederhana . Kalau gak penting-penting amat jarang marah. Suka membantu emak di dapur. Gak pernah maksa anak harus jadi juara. Bacaan hariannya paling jauh koran. Punya banyak peralatan tukang di rumah karena apapun yang rusak, prinsipnya, tak perlu panggil tukang.
Kadang emak suka keki dengan bermacam peralatan pertukangan yang penuh di laci dapur, laci khusus pertukangan, dan masih cari tempat juga di bawah kursi atau meja.
Dia cuma menjawab bahwa dia tak keberatan rumah kami berantakan dengan buku dan mainan. Yang pertama berkaitan dengan hobi membaca emak. Yang satu buku belum selesai sudah beralih ke buku lainnya. Jadi buku yang belum selesai itu suka tergelatak di mana ingat emak meletakannya.
Baca juga: Ayah dan Anak Lelakinya
Mainan? Tentu saja milik 2 jagoan si ayah! Yah artinya hidup dalam satu atap itu kan harus berbagi ya? Berbagi suka dan duka. Jadi emak diam saja waktu dijawab telak seperti tadi.
Hubungan si Ayah dan dua Jagoannya
Cuma saya yang feminim di rumah kami. Jadi segala jenis mainan yang berbau macho itu, kalau rusak adalah urusan ayah. Karena dua jagoan ayah sayang semua pada mainannya. Saking sayangnya harus dibongkar, biar kelihatan isi perutnya seperti apa.
Emak mah kadang kalau sudah kelewat muak, diam-diam memasukan ke kantong plastik dan membuangnya ke tempat sampah.
Baca juga:Â Suka Duka Beranak Remaja
Brand ayah di rumah kami sudah tukang beresin masalah bagi dua jagoan cilik dalam foto ini. Kalau ada persoalan yang harus diputuskan segera mereka jarang datang ke emak. Lebih lebih suka mencari ayah. Kadang bikin emak kesal tapi mestinya gak boleh kesal juga. Karena ini semua salah emak.
Karena toh akhirnya emak akan membawa rundingan juga ke ayah. Mainan rusak mana bisa emak betulkan? Paling solusinya masuk ke dalam plastik dan buang ke tempat sampah. Jadi gak perlu repot buang ludah dua kali juga kali.
Baca juga:Â Emak Membuat Gula Aren di Dapur
Boleh dibilang ayah dan dua jagoannya itu berkawan akrab. Namun pertemanan belum jaminan bagi kesejahteraan hari tua si ayah. Sebab kalau si ayah marah, dua bocah ini pernah berkata : ” Papa jangan galak-galak deh, emang tuanya nanti gak mau diurus kita?!” Hahaha..Rasain!
Tapi emak gak selamanya di belakang ayah kok. Mereka juga membutuhkan stategy taktis selain montir. Jadi kalau harus beli HP atau game yang harganya di luar akal sehat ayah, emak lah yang harus tampik ke muka. Disini perannya sebagai kepala pasukan berani mati.
Duh emak dan ayah dengan dua jagoannya ini emang penuh romansa deh!