Membingkai Dunia – Cara memahami dunia besar
Dalam dunia fotografi dikenal istilah komposisi. Ini adalah cara fotografer membingkai dunia dari objek yang dibidiknya. Apakah akan memasukan semua yang ditangkap lensa atau kah mengambil sudut tertentu dan memutuskan bahwa objek itu saja yang akan bercerita dalam foto. Bingkai yang digunakan bergantung pada seberapa tinggi cita rasa sang fotografer, disamping tentu saja pengalaman dan makna yang hendak dia sampaikan lewat foto tersebut.
Bingkai komposisi dalam fotografi hanya sebagian kecil dari bingkai-bingkai yang kita temui dalam kehidupan. Coba tengok sekeliling, hampir seluruh aspek dari kehidupan terwujud dalam bingkai. Pada bangungan rumah, kita perlu membingkai jendela agar ada keterpisahan antara tembok/papan dan ruang kosong tempat kita melihat keluar — luar dan dalam merupakan alasan mengapa rumah dibangun. Dalam komunikasi kita membingkai bahasa lewat idiom-idiom spesifik. Dokter takan mengajak bicara pasiennya tentang farmakodinamik untuk menjelaskan efek morfin pada susunan syarat dan usus pecandu narkoba.
Mengapa Kita Membingkai Dunia?
Bingkai diciptakan untuk melindungi kita. Alam semesta, dunia dan kehidupan terlalu luas untuk bisa dipahami serentak. Kita perlu memecahnya jadi jutaan potongan kecil agar lebih mudah dimengerti. Karena itu kita memerlukan bingkai, yang seperti fungsi jendela, digunakan untuk memandang keluar dari tempat kita berpijak.
Suka atau tidak bingkai itu menempel di mata. Karena cuma maut yang mampu mencopotnya dia jadi bagian dari eksistensi kita. Kita pakai kapan saja dan dimana saja. Artinya bingkai bekerja lewat pengalaman sepanjang hidup kita.
Luas Bingkai
Luas bingkai itu berbanding lurus dengan tingkat kesadaran diri. Mereka yang termotivasi memperbaiki apa yang kurang dari dirinya punya bingkai lebih luas dibanding mereka yang taked for granted hidup yang melintas di depannya. Menganggap diri serba cukup, serba berpengalaman, atau serba tahu.
Begitu lah tak masalah seberapa lebar bingkai yang di punyai, dengannya kita nilai dunia yang maha luas ini. Jika sebagian besar pengalaman cuma berisi kepahitan hidup tak mungkin kita mengakui bahwa dunia beserta kehidupan yang berlangsung di dalamnya adalah kegembiraan yang diciptakan Tuhan bagi umat manusia. Si tukang gossip selalu curiga, gak enak makan dan tidur karena merasa dirinya sasaran omongan saat melihat orang bisik-bisik.
Dan bingkai yang kita gunakan ini penyebab mengapa cerita orang buta dengan gajah lahir. Orang buta yang meraba bagian hidung menganggap gajah hewan bulat panjang yang suka mendengus. Yang memegang kuping mengatakan gajah adalah tulang rawan yang suka berkibar-kibar mengusir lalat. Tapi gajah bukan lah gading atau kuping. Hewan itu baru bisa disebut gajah ketika semua atribut melekat pada dirinya.
Begitupun hidup. Hidup bukan lah apa yang kita lihat, alami dan rasa.Hidup adalah gabungan penagalaman dari berjuta umat manusia. Tak ada hitam, putih atau abu-abu disana.
Temans pernah pegang gajah?
Salam
@eviindrawanto