Selamat jalan Batavia Air – Semoga bertemu lagi di lain waktu
Industri wisata Indonesia dapat sedikit kejutan. Perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC) mempailitkan PT Metro Batavia, operator Batavia Air. Ketuk palu hakim resmi menutup bisnis penerbangan Batavia Air sejak 31 Januari 2013. Berita ini mengejutkan orang seantero negeri. Tak ada hujan, tak ada angin tahu-tahu pengadilan Negeri Niaga Jakarta memutuskan Batavia Air pailit. Perusahaan bangkrut tentu saja tak diperkenankan beroperasi. Selamat jalan Batavia Air!
Tulisan sayonara kepada Batavia bukan karena saya salah satu pihak yang menderita kerugian. Sekedar memberi catatan untuk kenangan kemudian hari bahwa maskapai swasta ini pernah singgah di kehidupan wisata saya. Branding sebagai Budget Airlines jadi penyebab terpilihnya menghantar saya pulang kampung dan ke berapa tempat di Jawa. Waktu itu ada yang menyarankan agar tak memilihnya karena kelakuannya yang suka ngaret. Namun saya tak bergeming. Disamping beli tiketnya mudah, harganya murah, pramugarinya cukup ramah, saya belum pernah mengalami delay saat terbang bersamanya (mungkin karena frekuensi terbang saya kurang banyak 🙂 )
Kok Pailit Sih?
Pasti ada alasan kuat mengapa pengadilan mengabulkan tuntutan pailit terhadap Batavia Air. Deal bisnis yang tak jalan atau salah stategi dari pihak manajemen International Lease Finance Corporation (ILFC). Yang jelas Batavia Air ditutup dengan menyisakan banyak kekecewaan. Yang paling jelas adalah agen perjalanan dan calon penumpang yang sudah terlanjur beli tiket . Terutama calon penumpang, saya maklumi betapa resah mereka mendengar kabar tersebut. Salah satu alasan membeli tiket mungkin seperti saya, harganya. Nah gara-gara berharap harga murah akhirnya malah buntung. Siapa yang gak resah dan kecewa coba? Sementara mereka yang tujuannya belum di tercover maskapai lain, jangan kuatir, armada swasta nasional lain pasti siap menggantikan. Tapi yah uang tiket perlu perjuangan sedikit agar kembali ya?
Yang diuntungkan dalam kepailitan itu cuma pihak yang menuntut. Setelah melalui proses hukum dan aturan yang ditetapkan pengadilan mereka bisa menjual asset Batavia Air. Entah untuk menutup piutang Batavia Air atau membayar cidera janji. Yang saya mau agar temans mencermati adalah peran hukum dalam peristiwa ini. Ternyata hukum bisa melindungi kebodohan. Kita tak harus menanggung resiko dari kegagalan strategi bisnis yang kita buat. Hukum bisa memindahkan kerugian akibat kegagalan stratedi itu ke pihak lain . Dalam kasus ini terhukum utama adalah Batavia Air. Dibelakangnya menyusul kegagalan Batavia Air membayar hutang kepada para supplier, inflight catering misalnya, serta agen perjalanan dan calon penumpang yang telah membeli tiket. Terus apa yang di tanggung oleh International Lease Finance Corporation (ILFC)?
Seperti itu kah keadilan yang ditenggarai hukum? Aiih..memang hukum itu aneh. Tapi kita tidak bisa survive tanpa kehadirannya, bukan 🙂
Pernah naik Batavia Temans?
Follow me @eviindrawanto