Idul Fitri, hari kemenangan bagi umat Muslim setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, juga menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan makna dan tujuan hidup. Di tengah kegembiraan dan keramain perayaan, banyak dari kita merenungkan kembali jalan hidup yang telah dilalui, mengintrospeksi diri, serta memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.
Idul Fitri juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan antara sesama. Melalui renungan dan perenungan di hari yang penuh berkah ini, diharapkan kita semua dapat menjadi manusia yang lebih baik dan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat.
Malam Takbiran
Suasana malam takbiran menjelang Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang meriah dan penuh berkah. Dalam kesunyian yang bersemi, takbir, tahlil, dan tahmid silih berganti, mengalun dan meresap ke setiap sudut kota.
Ucapan suci itu terdengar begitu jelas dan indah, mengiringi kebahagiaan umat Muslim yang memenuhi masjid dan mushala.
Dalam keheningan malam, sesaat merebahkan badan yang akan istirahat agar besok lebih kuat pergi silaturahim, suara takbir itu terdengar dengan lebih merdu dan memikat dan membawa hati ke tempat-tempat yang jauh.
Lebaran Tiba
Di pagi Hari Raya Idul Fitri, setelah menunaikan salat Id bersama jamaah, setelah semua orang meninggalkan tempat untuk berlebaran bersama keluarga, suasana tenang dan khidmat langsung terasa.
Di sudut masjid yang sepi, saya duduk sebentar, mengambil waktu untuk merenungkan arti dan tujuan hidup ini.
Dalam momen yang penuh makna ini, suasana hati terasa damai dan penuh rasa syukur atas keberkahan yang diberikan. Saya masih memiliki keluarga lengkap, kami saling menyangi, bisa makan ketupat bersama, silaturahim dengan handai tolan, dan setelah itu pergi piknik.
Mungkin ini lah hasil dar doa-doa lirih saya saya kemundangkan selalu di dalam hati. Penuh khidmat, memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT untuk semesta alam.
Renungan Idul Fitri dan Maaf-Maafan
Tiba lah saatnya keliling kampung, keliling ke tempat saudara, mengulurkan tangan untuk meminta maaf atas semua kesalahan. Sebuah tradisi lebaran yang tak lekang oleh waktu.
Terlihat jelas di wajah dan rona setiap orang, kebahagiaan dan ketulusan yang mendalam, yang mencerminkan rasa syukur dan kepasrahan atas rahmat yang diberikan oleh Allah SWT, bahwa tahun ini masih bisa merayakan lebaran bersama keluarga.
Hari seperti ini untuk saya, benar-benar sebuah momen suci, penuh makna dan meninggalkan kesan yang dalam.
Teman-teman terkasih,
Saya mengucapkan selamat Idul Fitri untuk kalian yang kebetulan membaca pos ini. Bagi yang sedang bersedih dan sakit semoga diangkat diangkat segala bebannya. Bagi yang sedang bergembira semoga tak terlalu berlebihan. Karena hidup hanya soal mencari keseimbangan dari dua titik ekstrim.
Salam,
@eviindrawanto