Keripik Pedas Sebagai Salah Satu Makanan Adat
Saya tidak tahu apakah tepat menerjemahkan karupuak lado jadi keripik pedas. Perlu diketahui karupuak lado tidak sama dengan karupuak sanjai yang terkenal seantero Indonesia sebagai keripik pedas dari Padang. Setidaknya bentuk irisan mereka berbeda. Walau sama-sama berbahan singkong, sanjai diiris pipih sementara karupuak lado diiris memanjang menyerupai korek api.
Dalam tradisi Minang, keripik pedas yang disebut karupuak lado ini masuk ke dalam makanan adat. Maka kalau teman datang ke pedasaan dan diundang baralek (pesta) makanan ini pasti tak ketinggalan berjejer bersama makanan adat lainnya. Seperti rendang, tanak maco dan goreng ikan mas balado. Tapi kalau pestanya di kota hampir dipastikan karupuak lado tak terlihat batang hidungnya.
Saya tidak tahu mengapa orang Minang di rantau tak memasukan karupuak lado ke dalam daftar menu baralek. Mungkin kurang elit. Maklum lah, pesta gitu lho, masa iya tamu dihidangkan ikan asin?
Memang karupuak lado rasa sempurna harus berunsur ikan teri. Fungsi ikan disini sebagai “paanyia” atau memberi sentuhan rasa “hewani” pada singkong yang cenderung polos. Pertama ikannya di goreng lebih dulu. Kemudian diceburkan ke dalam tumisan cabe bersama singkong berbentuk korek api tadi.
Dulu orang padang mengiris sendiri singkong segar yang akan dibuat keripik pedas ini. Efisiensi dan peluang pasar merubah pakem lama. Bahan karupuak lado yang tersedia di pasar ini memudahkan hidup para ibu. Beli saja sesuai kebutuhan, di rumah langsung diolah bersama ikan teri dan cabe. Karupuak lado pun dijamin empuk. Tak seperti dari singkong yang digoreng sendiri yang terkadang hasilnya keras. Kalau disantap perlu berantem dulu dengan gigi.
Ada yang khas dari karupuak lado ini. Asal disimpan dalam wadah tertutup rapat, kian lama rasanya kian enak. Penyebabnya resapan bumbu ke dalam pori-pori. Kalau sudah begitu keripik pedas ini enak dijadikan snack guna merintang hari.
Keripik pedas, anyone?
@eviindrawanto