EVIINDRAWANTO.com – Mengenal Cuka Aren – Cuka Jawa.
Kita mengenal cuka sebagai salah satu bumbu penyedap makanan. Memiliki rasa asam dan berbentuk cairan bening dan transparan. Secara umum cuka dikenal luas hanya dua jenis yaitu cuka makan dan cuka apel. Lantas apakah ada jenis cuka lain?
Tentu ada!
Jadi, dari keluarga tanaman aren atau Arenga Pinnata, mereka tidak hanya menghasilkan gula aren. Karena dari tanaman yang menyukai panas dan hujan sepanjang tahun ini, kita mengenal satu jenis cuka lagi.
Sebagian besar teman-teman pasti sudah mengenal cuka aren atau sering juga disebut cuka jawa. Karena, kalau pernah menikmati asinan Bogor, kemungkinan teman sudah mengenalnya. Sebab rasa asam dari asinan datang dari cuka aren, bukan dari asam aset atau asam cuka seperti yang dikenal secara luas. Di bawah juga ada cara membuat cuka aren.
Sebelum mengenal cuka aren lebih lanjut ada baiknya kita mengenal beberapa hal tentang bahan pembuatnya yaitu nira aren yang juga sebagai bahan dasar pembuatan palm sugar.
Mengenal Cuka Aren – Dari Lahang Jadi Tuak
Nira yang dijadikan minuman disebut legen atau lahang. Mengandung banyak vitamin dan energi. Sayangnya belum ada inovasi berarti untuk membuat legen jadi minuman isotonik seperti dalam Menjual Legen secara moderen. Kalaupun ada masih skala laboraorium. Sementara perdagangannya pun tetap menggunakan gaya marketing Singosari. Dipikul dalam tabung-tabung bambu panjang yang disebut lodong atau bumbung lalu dijajakan keluar masuk kampung. Kalaupun ada sedikit kemajuan legen menggunakan botol bekas air mineral dan ditawarkan di tepi jalan.
Nira aren yang manis ini apa bila dibiarkan begitu saja akan meragi dan berubah jadi tuak dengan kadar etanol bisa mencapai 4%. Kadar ini kurang lebih sama dengan bir. Peragian terjadi karena di dalam nira terdapat sel ragi bernama Saccharomyces tuac. Ini lah minuman berakohol khas Indonesia. Bahkan tuak sudah dikonsumsi rakyat Indonesia sejak zaman Singosari.
Manfaat Air Lahang Untuk Kesehatan
Air Nira atau sering disebut juga air lahang sudah lama dimanfaatkan sebagai minuman tradisional. Karena rasanya enak, segar, manis dan juga gurih. Menikmati segelar air lahang dicampur es tatkala kemarau tak terkira enaknya.
Tak hanya sebagai minuman segar, air sadapan bunga pohon enau ini juga banyak manfaat untuk kesehatan. Khasiatnya dipercaya mampu mengatasi darah tinggi dan diabetis. Memasukan sedikit kapur sirih sebagai ramuan juga dipercaya mampu melancarkan air seni.
Khasiat air lahang juga bermanfaat melancarkan pencernaan. Bagi ibu menyusui disarankan mengkonsumsi bentuk segarnya karena dapat melancarkan ASI. Air lahang juga mampu meredakan demam.
Air lahang kaya nutrisi. Tidak heran ia cepat sekali jadi basi karena jadi sumber makanan bagi jamur dan bakteri. Nah bagi tubuh manusia air lahang bermanfaat menambah nutrisi. Ia mengandung vitamin A, vitamin C, protein, karbohidrat, hingga asam amino alami.
Selain banyak dimanfaatkan mengobati penyakit ginjal, perawatan paska operasi dengan meminum cairan lahang dianggap cepat menyembuhkan luka.
Membuat Alkohol dari Nira Aren
Agar terbentuk alkohol, nira memerlukan perlakuan khusus. Disekap dalam sebuah wadah dan selama proses tidak boleh kontak dengan oksigen( anaerob). Nira dimasukan dalam bumbung yang tertutup rapat. Tapi dalam pengolahan tradisional menutup rapat ini sering tidak berhasil. Maka proses peragian alkohol berjalan lebih lanjut dengan terbentuknya asam cuka. Lahang terasa asam dan kadar alkohol kembali turun.
Cara Membuat Cuka Aren
Kalau tujuannya memang membuat cuka aren, lahang justru harus dibiarkan terbuka. Kurang lebih 8 hari sejak di panen seluruh nira sudah berubah jadi asam cuka.
Di Ambon, untuk mempercepat pembentukan asam cuka, nira dibubuhi tumbukan biji galoba kusi, Hornstedtia rumphii, sejenis rempah-rempah Zingiberaceae, yang masih berkerabat dekat dengan kapulaga sabrang. Prosesnya diselenggarakan dalam wadah tertutup yang dijemur di matahari, atau dipanasi di dapur.
Setelah disaring dan dibersihkan dari semua kotoran yang mengendap di dasar wadah, cuka aren boleh dipakai sebagai bumbu masak. Sayang, kadar asam asetat (zat yang memberi rasa asam pada cuka itu) hanya 3% saja. Karena itu ia tidak tahan lama disimpan, lalu busuk, sehingga cuka tak bermutu ini dikata-katai orang sebagai “cuka jawa”. Walaupun demikian, cuka aren tetap laku keras di pasar, karena tidak membuat sakit perut seperti cuka sintetik yang lebih pekat itu (25% asam cukanya). Mungkin itulah sebab, selain dipertahankan sebagai bumbu dalam dapur masakan Jawa, perajin asinan bogor dan pembuat kue Bika Ambon lebih suka memakai Cuka Jawa ketimbang cuka-cuka lain.
Dulu penyaringan cuka aren dilakukan dengan kain mori saja yang ternyata kurang kedap rnenahan benih cacing renik Anguillula aceti. Cacing yang kalau dewasa hanya berukuran 1 mm terbawa benihnya oleh lahang yang bumbung penampungnya tidak bersih. Untuk meningkatkan mutu cuka jawa, penyaringan harus di¬lakukan dengan kapas bersih yang ditaruh padat-padat dalam corong. Maka cairan cuka yang dituang melalui corong berkapas, cairannya akan lolos tapi benih cacingnya tidak.
Baca juga Panen Nira Aren
Manfaat Cuka Aren Bagi Kesehatan
Belum ada penelitian ilmiah mengenai manfaat cuka aren bagi kesehatan. Sepertinya halnya semua informasi khasiat dari pengobatan herbal atau tradisional, baru berdasarkan kesaksian. Testimoni atau cerita dari mulut ke mulut. Halnya manfaat cuka aren bagi kesehatan, banyak yang menghubungi Arenga Indonesia untuk membeli cuka aren untuk merawat kesehatan. Diantaranya ada yang percaya bahwa cuka aren manjur mengobati radang paru-paru, entah paru-paru basah atau TBC. Ada juga yang mengatakan sebagai campuran untuk pengobatan sakit perut.
Demikian sedikit seri mengenal cuka aren. Semoga dapat menambah pengetahuan teman-teman sekalian
Salam,
@eviindrawato
Disunting dari : Bertanam Aren karya Slamet Soeseno