Menanam Tomat Ceri di Halaman – Rasa iri tak selalu buruk. Saya membuktikan itu pada beberapa batang mawar dan tomat ceri yang tumbuh di halaman rumah. Mereka yang sekarang menyemarakan sejumput tanah yang selalu berantakan itu berawal dari rasa iri.
Kalau bukan karena iri membaca atau melihat hasil bercocok tanam teman-teman, saya pasti belum punya tanaman warna-warni dalam pot. Iri itu bermula ketika bertamu ke rumah kerabat dan melihat aneka sayuran di halaman rumahnya. Diantaranya tomat ceri yang sedang berbuah lebat.
“Mudah kok nanamnya. Tak perlu perawatan khusus pula..” Kata kerabat itu memberi saya semangat.
Dapat Bibit Untuk Menanam Tomat Ceri di Halaman
Dalam suatu pameran makanan organik, saya pun kembali bertemu dengan tomat ceri. Bahkan kelebatan buahnya lebih dahsyat dari milik kerabat tadi. Ketika diminta mencoba, rasa tomat ini membawa saya pada rasa tomat jaman dulu. Asam dan manisnya original, mengingatkan pada tomat di kebun di kampung. Rasa dari masa kanak-kanak yang tetap tersimpan dalam memori lidah. Tak seperti tomat TW atau tomat sayur yang hambar itu.
Selesai pameran saya dihadiahi beberapa butir tomat ceri ranum untuk bibit. Berhubung tak rajin berkebun calon bibit itu mengendap saja dalam kulkas. Skian lama sampai kulit arinya mengkerut.
Nah dalam keprihatinan yang dalam, jangan sampai tersia-sia, suatu pagi saya pencet saja dua butir dan bijinya disemai sembarangan dalam bak bekas kamar mandi. Awalnya gak yakin biji-biji itu bakal tumbuh. Masa sekian lama dalam lemari es strukturnya psti rusak, pikir saya.
Baca juga:
- Istana Untukku
- Mereka yang Hidup Dengan Racun
- Menyambut Pagi di Kampung Halaman
- Menziarahi Kampung Halaman
- Goyang Lidah di Pelabuhan Paotere
Tomat Ceri Saya Tumbuh Sehat
Eh kurang lebih seminggu tunas-tunas halus bermunculan dari bawah tanah. Langsung terpikir seperti itu lah perasaan orang-orang yang senang berkebun. Jadi penyebab suatu kehidupan baru yang berdenyut karena tangan kita, rasanya sungguh luar biasa.
Eh dari dua butir buah ternyata banyak sekali tunas baru yang tumbuh, berdesakan di tempat persemaian yang sempit itu. Maka kurang lebih tinggi sejengkal beberapa batang dipindah ke pot lain. Sementara yang lain terpaksa dibuang. Sayang banget sebetulnya, tapi mau apa lagi, tumbuh berdesakan takan bagus juga untuk mereka dan saya sang penanam.
Nah sekarang tomat-tomat ceri saya sudah berbuah. Tidak lebat seperti pendahulunya sih. Mungkin kurang pupuk atau sinar matahari. Namun tetap saja senang melihat bunga mereka yang kuning berubah jadi putik, membesar, kemudian meranum dengan mengeluarkan pigmen merah segar. Enak banget begitu dipetik, cuci, langsung dimakan.
Yuk ikutan saya menanam tomat ceri di halaman. Lumayan untuk menambah gizi sarapan pagi.
@eviindrawanto
Yang bekerja lebih baik akan jadi yang terbaik