Masjid Terapung Pantai Losari Makassar – Sebenarnya tempat wisata Pantai Losari ini terlalu mainstream, terlalu biasa, dan sudah terlalu banyak pula yang bercerita tentang dirinyanya. Begitu pun tentang foto-foto bangunannya sudah terlalu sering kita lihat. Bertaburan di media cetak maupun internet. Kalau ada yang mengatakan norak, biar lah.
Demi kronologi dalam catatan perjalanan selama di Sulawesi Selatan, Pantai Losari yang cantik ini harus tetap dituliskan. Sekalian mencegah penyesalan jika tiba-tiba kelak server penyimpanan foto kembali rusak seperti beberapa waktu lalu.
Ribuan foto yang dikumpulkan selama 40 tahun terakhir lenyap begitu saja saat hardisc komputer crash oleh sesuatu yang tak diketahui alasannya. Bayangkan dukanya. Hardisc itu berisi file sejak saya remaja, menikah, mengurusi anak-anak, berbagai peristiwa dalam keluarga, kenangan perjalanan ke berbagai tempat, sampai foto-foto untuk keperluan bisnis, sekarang semua hilang bagai mimpi.
Padahal masih banyak yang ingin saya ceritakan di blog ini berkaitan dengan foto-foto itu. Kalau saja ada satu dua foto yang hilang itu terekam dalam blog kan tak begini sakit akibatnya.
Ketibaan di Masjid Terapung Pantai Losari
Matahari sedang berada di titik kulminasi. Begitu turun dari mobil, “Itu dia Masjid Terapung Pantai Losari“, tunjuk sahabat pengantar ke arah Timur. Saya mengikuti telunjuknya dan melongo.
Di sana berdiri bangunan bercat putih dengan dua kubah biru yang kemilau di tempa cahaya siang, menghadap perairan yang mempertemukan selat Makassar dan Laut Jawa. Tiang-tiang pancang kokoh terbenam di laut sebagai penyangga.
Saya pernah membaca tentang Masjid Terapung ini di National Geographic Traveler, namun rupanya beberapa potong informasi lenyap dari ingatan. Bahwa dia berada di kawasan Pantai Losari Makassar baru “ngeh” saat ditunjuk tadi.
Membangkit Kenangan ke Masa Kecil
Saya mendekat, mengagumi, dan mulai membidikkan camera ke arah Masjid Terapung Pantai Losari sambil merindukan kolam kecil di muka Surau Ambacang – Magek sana. Air mereka sama-sama kehijauan. Bedanya kalau yang di kampung saya karena lumut, yang di Losari murni akibat pembelokan sinar matahari.
Saat menatap ombak kecil berlarian menabrak tiang-tiang penyangga perasaan saya jadi campur aduk, antara bahagia dan sedih. Sebab menyadari bahwa banyak hal yang saya rindukan dari masa kecil takan pernah kembali. Disamping landscape sosial sudah berubah, kerabat, teman-teman bermain sudah bercerai berai daerah rantaunya, sebagian orang-orang penting yang membentuk masa kecil saya sudah wafat pula.
Merasakan perasaan itu di depan laut terbuka, angin sepoi, liukan ranting daun kelapa yang melambai menimbulkan perasaan sendu yang bisa diteruskan dengan titik air mata. Untunglah aroma air laut si Pantai Losari ini yang diterbangkan angin cepat mengembalikan akal sehat saya. Saat itu, sungguh saya tak ingin tampak aneh dan membuat orang jadi bertanya-tanya.
Pantai Losari Makassar yang Sibuk
Dulu Pantai Losari Makassar terkenal memiliki restoran sea food terpanjang di dunia ( atau Indonesia?). Itu berkat jejeran warung sepanjang 1 KM di dermaganya. Setelah pembenahan dermaga itu kini lebih rapi. Bila sore datang akan kembali disemuti pedagang dan wisatawan.
Penduduk lokal berbaur dengan pendatang. Tapi di siang yang terik itu orang lebih suka tinggal di rumah. Kami lebih leluasa menjelajahi dari menara Masjid Terapung sampai ke ujung dermaga tempat penyeberangan menuju pulau kecil di depannya. Di sebelah kirinya terdapat semacam delta dan terlihat beberapa crane yang sibuk bekerja.
Menurut sahabat kami di tempat itu akan dibangun Istana Kepresidenan. Penjelasan yang membuat alis mata saya terangkat. Makassar butuh istana presiden juta? Sebuah mega proyek yang tak ramah lingkungan menurut saya, mengingat potensinya yang akan menggangu keindahan Pantai Losari.
Good bye Pantai Losari Makassar
Di hari terakhir di kota Makassar rupanya kami masih punya waktu. Malam-malam sebelum diantar ke Airport kami berkunjung lagi. Waaah indahnya jadi lain lagi. Berikut foto-fotonya di malam hari.
@eviindrawanto
Yang belajar lebih baik akan jadi yang terbaik