Tulisan Blog Dalam Perjalanan Hidup Saya, dan contoh blog traveling, contoh blogger traveling ini sebetulnya ditulis untuk memperingat hari blog nasional tanggal 27 Oktober lalu. Sayang waktu itu servernya berulah yang membuatnya tak bisa dipublish. Besoknya saya sudah dilanda kemalasan dan menganggapnya basi. Barusan memeriksa draft, sayang kalau di delet, jadi mari kita terbitkan saja tulisan itu 🙂
“ Selamat Hari Blogger Nasional kawan-kawan”…
Begini Awalnya Saya Terjun ke Dunia Blogging
Saya memasuki dunia blogging tahun 2006, bersamaan dengan dipasangnya jaringan internet di rumah. Waktu itu masih memakai modem yang nyantel ke nomor telepon. Saat internet jalan teleponnya tak bisa digunakan.
Tahun itu bisnis ARENGA juga lahir. Bergerak dalam bidang makanan organik yaitu pembuatan palm sugar atau gula aren bubuk dan cair. Selain itu Arenga juga distribusi madu hutan. Dua momentum yang pas banget meninggalkan buku diary dengan tulisan morat-marit. Kerangka pikiran saya tentang entrepreneurship mulai terbantuk. Dimana lagi paling pas menunagkannya kalau tidak di blog?
Ngomong-ngomong tentang buku harian yang ditulis tangan, itu tak lebih dari kesejatian karakter saya. Tidak rapi, tak tahan rutinitas, sukar menerima pendapat orang lain jika tak lolos dari saringan nurani. Maka pendapat itu saya posisikan sebagai sudut pandang pribadi. Cara saya memotret sesuatu berdasarkan pengalaman dan sejarah hidup, tak semuanya cocok tertuang dalam blog. Jadi saya keep untuk kebutuhan pribadi saya. Sesekali masih menulis. Tapi kebanyakan tidak karena lebih asik merekam sesuatu dalam blog.
Setelah 8 tahun , tak ada yang muluk dari perjalanan blogging saya. Bila blogger lain sudah naik kelas dengan menerbitkan buku, bisnisnya kian kinclong kemudian tak punya waktu lagi ngeblog, saya masih segitu-gitu aja. Lebih banyak menulis yang hanya bermanfaat untuk diri sendiri. Entah cerita perjalanan, traveling, saya lebih banyak mengikuti gerakan mood.
Menulis catatan perjalanan atau kuliner bila moodnya sedang traveling. Pencerahan di bisnis saya menulis tentang motivasi atau manfaat gula aren. Kalau sedang pengen banget narsis saya menulis tentang anak dan keluarga.
Revolusi Internet, Revolusi Kehidupan Saya
Pemasangan internet dan kelahiran bisnis merubah dunia saya. Dari ibu rumah tangga yang cuma bergelut di sektor domestik jadi ibu yang aktif di sosial media. Di mulai dari mailing list (milis) kemudian beranjak ke blog. Pencetusnya pemikiran “gatel” seperti “ooo…sekarang aku punya banyak cerita untuk ditulis dan dunia harus tahu tentang itu”. Saya jarang melabeli aktivitas blogging ini sebagai sarana berbagi. Terlalu mulia. Wong saya mengisi konten dengan pamrih kok.
Ditambah lagi bahwa dunia harus tahu tentang Arenga membuat label sharing akan membuat saya tidak jujur. Dan saya tidak mau melabeli diri sendiri sebagai tidak jujur. Menulis ya menulis saja. Perkara nanti tulisannya berubah jadi sharing atau menginspirasi orang itu adalah bonus. Dunia selalu memberi hadiah untuk ketekunan.
Baca juga : Merayakan Persahabatan Lewat Kopdar
Pendidikan membuat kita lebih baik. Bertemu orang membuat kita lebih baik. Membaca membuat kita lebih baik. Blogging juga membuat kita lebih baik. Delapan tahun saya menekuni dunia blogging. Saya tak tahu akan seperti apa sekarang jika dulu memutuskan tidak melirik sosial media yang satu ini. Mungkin saya wanita bebal, tak asyik diajak ngomong, jagonya cuma ngegosip, dan ha-hi-hu alias tak nyambung mendengar suatu ide.
Sekalipun ada turun naiknya, di waktu tertentu malas mengisi konten, blog telah membentuk saya yang sekarang. Memaksa saya rajin beli buku, bertemu banyak orang, dan lebih memperhatikan lingkungan. Kemudian blog membuat saya memaklumatkan diri sebagai Travel Blogger. Rajin cari destinasi wisata, rajin memotret, merekam apa saja yang dianggap perlu dengan harapan suatu saat bisa dijadikan bahan tulisan.
EviIndrawanto.com mungkin ini salah satu contoh blog atau blogger traveling yang perlu teman-teman lihat 🙂
Dunia Blogging dan Traveling
Menulis lah lihat apa yang terjadi. Kata Om Jay, blogger senior yang saya hormati. Menulis lah maka kamu akan tahu siapa dirimu. Ungkapan sakti dari Mak Mira, sahabat pendiri KEB. Dan saya tak perlu bukti apa-apa untuk menerima kebenaran kalimat dua blogger senior itu. Karena diri saya sendiri adalah buktinya. Ini lah blog tentang kehidupan itu.
Tak peduli bahwa usia saya lebih senior ketimbang kebanyakan blogger, blog dalam perjalanan hidup saya tidak membuat tersisih dari pergaulan. Biasa saja tuh bila kopdar atau interaksi di dunia nyata maupun maya.
Begitu pun traveling bareng dengan mereka seusia dengan anak sendiri. Biasa aja. Mungkin ada gap dalam komunikasi tapi bisa dijembatani. Mereka punya facebook atau Twitter? Saya juga punya. Follower twitter di atas tiga ribu, Instagram di atas 700 yang membuat anak bungsu saya menulis “ My Mom is emak-emak gahul” di salah satu posting Instagramnya.
Baca juga : The Beauty of Blogging
Mengkuatirkan usia saat menekuni hobbi saya pikir akan membunuh diri sendiri. Membuat neuron kehabisan listrik, mengurangi kecepatan sel-sel memperbaiki jaringan rusak, melemahkan fungsi jantung dan paru-paru, serta tulang akan cepat ringkih. Tahu-tahu mendapati diri berbaring di ranjang kematian, membuat wajah orang disekeliling jadi murung karena kita mengeluh sakit di sana-sini. Amit-amit itu harus diperlambat datangnya dengan menekuni hobbi blogging yang kontennya berisi Arenga, bisnis, motivasi diri dan traveling.
Belakangan membuat cerita perjalanan jauh lebih menarik. Itu lah mengapa sejak tahun 2014 ke atas blog ini lebih banyak cerita pikini dan traveling ketimbang bisnis, dan motivasi. Untuk contoh blog traveling atau contoh blogger traveling silahkan search di kategori Catatan Perjalanan
Blog Sebagai Sumber Pendapatan Ekonomi
Blog dalam perjalanan hidup saya semakin berkembang. Belakangan aktivitas blogging saya tak hanya berbayar kepuasan batin. Atau lebih tepatnya kepuasaan batinnya meningkat karena unsur ekonomi. Ini mungkin salah satu contoh blogger traveling yang membawa ke puasan batin.
Jadi sekarang eviindrawanto.com sudah membawa saya ke berbagai tempat tanpa perlu keluar duit satu rupiah pun. Sebagai pemilik bisnis Arenga maupun sebagai travel blogger, blogging telah membawa saya ke dunia yang sangat menarik.
Misalnya beberapa intansi pemerintah yang melihat saya aktif menulis tentang gula semut telah mengundang kami memberi pelatihan membuat gula semut ke berbagai daerah di Indonesia. Yang paling baru adalah di Bulukumba seperti yang saya tulis di blog gula aren organik.
Untuk juara kompetisi Jelajah Gizi saya, NUB membawa saya menikmati berbagai kuliner eksotis di Gunungkidul. Begitu pun undangan-undangan sebagai traveling influcer telah membawa saya ke berbagai tempat dalam dan luar negeri.
Begitu pun kalau sedang rajin, mengikuti kontes menulis dan beberapa kali menang. Yang baru saja terjadi adalah diundang oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Tanggamus mengikuti Festival Teluk Semaka bersama kawan-kawan lainnya.
Mengikuti kontes menulis sesuai passion mungkin bisa dijadikan sebagai contoh blogger perjalanan traveling yang selalu ingin tahu. Menerima tantangan dengan tangan terbuka. Bahagia kalau berhasil tapi tidak berkecil hati walau belum menang.
Begitu lah blog dalam perjalanan hidup saya. Bagaimana dengan teman-teman sekalian? Kalau mau lihat contoh blog perjalanan traveling bisa klik ke bagian Home dari blog ini.
Meski terlambat, selamat hari blogger teman-teman…
@eviindrawanto
Yang belajar lebih baik akan jadi yang terbaik