Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis pulau Sumatra beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya. Alternatif wisata edukasi dan alam. Memahami konservasi, mengenal keragaman hayati Bukit Barisan atau sekedar memuaskan hasrat jalan-jalan. TNBBS adalah surga hutan hujan Indonesia dengan fFlora Bukit barisan khas seperti bunga Rafflesia Arnoldii, Kantong Semar (Nephenthes), Jamur Merah dan Akar Merah, bisa jadi bonus perjalanan.
Keragaman Hayati Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Di hari ke-3 Festival Teluk Semaka, kami trekking ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yang berada di Kabupaten Tanggamus.
Dari Kota Agung butuh waktu 2 jam. Melewati kampung dengan rumah-rumah asli Lampung. Rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan beranda terbuka dan beratap seng.
Jalan meuju Taman Bukit Barisan semulus pipi perawan. Berkelok, naik-turun seperti huruf S. Di beberapa titik seperti di Latar Ombo terlihat Gunung Tanggamus, Kota Agung danTeluk Semaka di kejauhan. Tebing dan jurang di kiri atau kanan jalan menyentuh rasa takjub.
Akhirnya mobil kami berhenti di tepi jalan. Kami sudah berada wilayah konservasi dunia, dilindungi undang-undang, dan telah dijadikan UNESCO sebagai Situs Warisan Gugusan Pegunungan Hutan Hujan Tropis (Cluster Mountainous Tropical Rain Forest Heritage Site of Sumatera).
Trekking di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan membuka wawasan. Hanya dalam beberapa jam saja kami melihat keragaman hayati hutan hujan tropis. Sebagai sebuah tempat wisata edukasi Berikut adalah Flora Taman Nasional Bukit Barisan Selatan :
1. Rafflesia Arnoldii di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Destinasi pertama trekking di TNBBS adalah Lokasi Plot Sampel Permanen (PSP) Bunga Padma (Rafflesia Arnoldii). Terletak dalam zona pemanfaatan Sukaraja Atas, Resort Sukaraja Atas SPTN wilayah I Sukaraja.
Di sini kami di sambut dua orang jagawana yang salah seorangnya adalah Pak Sukirno yang sangat ramah menjawab semua pertanyaan. Kesempatan terbuka mengetahui mengenai flora Taman Nasional Bukit Barisan. Hampir semuan flora terkenal.
Selain karnivora, Rafflesia Arnoldii ternyata juga tumbuhan parasit. Ia menumpang hidup pada Liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Penyebabnya Padma Raksasa ini tidak punya daun jadi tak bisa melakukan foto sintesis. Jadi bukan maunya bila terpaksa mengambil makanan dari tanaman inang. Itu lah mengapa di tiap rumpum Rafflesia di plot sampel ini menancap sebatang liana.
Baca Juga Khakot Tanggamus yang Spektakuler
Bunga Padma yang kami lihat di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan hari itu tidak dalam masa mekar terbaiknya. Ada dua kuntum yang telah merekah sejak tiga hari yang. Warna asli yakni oranye cemerlang dan bertotol putih mulai memudar. Sementara yang sekuntum lagi telah membusuk total, berwarna hitam seperti terbakar. Namun itu tak mengurangi rasa takjub bagaimana bunga berkelopak lima ini menjalani proses hidupnya. Sebelum mekar menunggu kurang lebih selama delapan bulan di dalam cangkang untuk kemudian hanya hidup selama 7 hari. Sungguh boros usia!
Selama berbulan-bulan ia bersembungi dalam tubuh inang. Akhirnya tumbuh bunga, satu-satunya yang terlihat, mekar seminggu kemudian mati. Saat mekar dia meternya bisa mencapai 70-110 cm.
2. Harimau Sumatera – Mbah Kumis yang Penuh Kharisma
Dari Plot Sampel Permanen Rafflesia Arnoldii, Pak Sukirno membawa kami mblusukan lebih ke dalam perut TNBBS. Seperti kita tahun Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah salah satu habitat harimau dan gajah Sumatera. Sekalipun tak terlihat tanda-tanda kehadirannya, bergidik juga membayangkan kalau hewan langka itu sedang bersembunyi di suatu tempat.
Saya pun berbagi gossip tentang satwa penuh kharisma ini dengan Pak Sukirno. Bagaimana kedigdayaannya telah melahirkan berbagai mitos atau cerita legenda di dunia. Dari Eropa sampai Asia, dari Amerika sampai Indonesia begitu banyak cerita.
Di Sumatera Harimau dipanggil dengan nama-nama terhormat. Semacam pamali kalau menyebut namanya langsung. Jadi Suku Batak menyebutnya Opung. Dan saya ingat bagaimana di masa kecil hawa takut langsung melingkar di udara saat kami berbisik-bisik memanggilnya “Inyiak (kakek) atau Datuak (kepala adat). Sementara di Tanggamus Lampung ia tak kalah dihormati sebagai Mbah Kumis.
Baca juga Way Kambas Lampung Timur
Begitu lah. Evolusi kita menyimpan rasa takut yang dalam terhadap Harimau. Sebaliknya Inyiak atau Mbah Kumis juga punya perasaan tak nyaman terhadap manusia. Ini tergambar dari cerita Pak Sukirno bahwa bila Harimau mencium bau manusia, ia akan menjauh, melarikan diri, dan tidak bisa makan selama sepuluh hari. Jadi jangan pada sok ya mengatakan manusia makhluk paling mulia di muka bumi. Di mata Harimau kita tak lebih dari makhluk menjijikan!
3. Akar Merah
Di lereng gunung yang lembab itu menyapa berbagai pohon besar dengan daun, batang, kulit dan akar yang unik. Salah satunya adalah Akar Merah.
Betapa hebat pesona Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ini TNBBS ini.
Yang menarik adalah bila hendak digunakan sebagai pipa air minum, akar merah harus di potong dua kali. Atas dan bawah. Kalau hanya di potong sekali akar merah tidak mengeluarkan air..
Minum langsung dari akar merah sungguh eksotis. Pengalaman yang harus dicoba siapapun yang sudah terlanjur masuk ke dalam TNBBS. Rasanya hambar seperti air putih biasa. Namun mungkin karena kaya oksigen dan nutrisi dari dalam tanah rasanya lebih segar dari air minum biasa.
4. Tubaria Punicea, Jamur Merah Langka di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Entah kebetulan atau tidak, tepat di bawah akar merah yang menjuntai menyembul Jamur Merah. Payung mungilnya menyeruak dari bawah rontokan daun kering.
Kami bersua jamur merah, begitu cemerlang warnanya yang membuat saya yakin akan tewas seketika kalau berani memakannya. Kami bersua akar merah, talang air alami, yang akan menghilangkan dahaga siapapun yang tersesat di hutan. Belum lagi berbagai tanaman obat, yang saking banyaknya membuat saya bosan mencatat.
Baca juga  : Teluk Kiluan Tanggamus di Akhir Tahun
5. Kantong Semar (Nephenthes) Bukit Barisan Lampung
Sekalipun sudah mulai berkeringat, trekking di Bukit Barisan Lampung diteruskan.
Pak Sukirno terus menuntun kami melewati jalan setapak. Menyuruk ke bawah semak dan merengsek ke dalam perut TNBBS. Kian lama pohon tingginya tambah banyak dan akhirnya sampai di semak belukar yang tak terlalu tinggi.
Saya perlu menyesuaikan mata beberapa saat sebelum melihat bulir-bulir hijau mirip gentong air bergantungan di batang menjalar. Flora Bukit Barisan, Nephentes, dengan kantung-kantung berisi air yang sebetulnya adalah daun yang dimodifikasi alam untuk menangkap mangsa. Bukan untuk manusia.
Tapi jika memang sangat dibutuhkan air dalam kantong tertutup boleh diminum. Karena Ph-nya masih netral (6-7). Selain bisa digunakan sebagai pelepas dahaga air kantong semar berkhasiat mengobati batuk dan sakit perut.
Tapi jangan coba-coba minum air dari kantong semar terbuka karena sudah mengandung racun. Lagi pula siapa sih yang tega nenggak air yang kemungkinan sudah tercemar berbagai bangkai serangga, pacet, anak kodok atau anak tikus?
Begitu lah pesona dari flora Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ini. Rasanya saat keluar dari hutan kami semua berkeringat. Namun tak ada yang bisa mengalahkan rasa takjub bisa melihat sedikit dari isi hutan tropis dari dekat.
Setelah melihat semua keragaman hayati Sumatera, seperti biasa kurang sempurna jika setiap sesi tak ditutup dengan foto keluarga…:)
Alamat Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)
Jl. Ir. H. Juanda No.19, Kotaagung,
Tanggamus, Lampung
Telp. (0722) 21064
@eviindrawanto
Post terkait Festival Teluk Semaka :