Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka – Ini adalah post pertarma dari serangkaian post tentang Festival Teluk Semaka Tanggamus. Sebuah hajatan pariwisata yang Dinas Pariwisata Kabupaten Tanggamus – Lampung  meliputi ksplorasi destinasi dan karnaval budaya. Saya awali dengan cerita serunya bertemu kawan-kawan baru, selama 3 hari penuh mereka telah membuat hidup saya seperti air Teluk Semaka. Jernih dan berkilau lewat senda gurau, gelak tawa, sharing cerita dan pengalaman. Kami tergabung dalam Tim Sosial Media. Dan ini lah salah satu episode paling menyenangkan dari hobi jalan-jalan. Peluang untuk punya kenalan baru dan kawan-kawan baru terbuka lebar. Mereka ibarat buku-buku baru yang akan memperkaya perpustakaan hidup saya. Selain itu rona persahabatan yang ditawarkan membayar kontan semua keletihan perjalanan sejak dari Serpong, mendarat di Bandara International Radin Inten II, berkumpul di Bandar Lampung lalu melanjutkan perjalanan ke Kota Agung.
Saya mulai mencatat kegayuban Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka ini sejak dari detik pertama bertemu mereka. Untuk apa? Entah. Namanya juga emak-emak, segala yang manis-manis maunya bertahan lama. Kalau bisa takan berkahir. Jadi maksud artikel ini salah satunya  mengkristalkan kenangan tersebut. Di dunia ini tidak ada yang tak berubah kecuali perubahan itu sendiri bukan? Andaikan suatu saat menengok ke belakang, saya harap kenangan ini tetap sesegar lambaian tangan ketika kami berpisah.
Ramainya Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka
Perjalanan menuju Festival Teluk Semaka saya awali bersama Mbak Donna Imelda, travel blogger, dosen, ibu dua anak, tinggal di Depok. Kami menaikiki Bus Damri Royal Class yang berangkat pukul 7 pagi dari Gambir. Alhamdulilah perjalanan lancar. Walau fery sempat menunggu berlabuh di laut Bakauheni selama 1 jam, sisa perjalanan berlangsung dengan mulus. Pukul 5 sore kami sudah sampai di Stasiun Karang Bandar Lampung. Biar tak ribet nantinya langsung membeli tiket pulang. Dan 30 menit kemudian sudah di jemput Mas Yopie atau Om Yo (admin Keliling Lampung), kawan Cerita Indra, dan Derry Saputra . Melly, teman blogger yang memang asal Lampung sudah sampai lebih dulu. Dari sini lah keseruan itu dimulai.
Saya, Mbak Donna, Melly, Indra dan Derry berada dalam satu mobil menuju Kota Agung. Rasa sungkan karena pertama kali bertemu langsung runtuh begitu saja oleh banyolan-banyolan Indra. Dia memang seorang entertainer sejati. Bagi Indra tak ada yang tak bisa dijadikan jokes. Indra banyak bercerita tentang kariernya. Yang membuat saya sakit perut, tegang, dan ingin pipis karena tertawa adalah ceritanya tentang TV Show yang ia pandu yang cuma tayang satu kali.
Foto Keseruan Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka
Foto selalu berbicara lebih keras dari kata-kata. Tiga hari mengikuti program Festival Teluk Semaka yang padat kami banyak sekali menghasilkan foto. Foto yang ditampilkan di sini secara acak saja. Yang terekam dalam ponsel teman-teman dan dibagikan ke dalam grup WA. Mari lihat keseruan Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka lewat gambar berikut:
Selama di Kota Agung kami menginap di rumah penduduk. Lokasinya tepat di tepi Teluk Semaka. Hanya jalan sekitar seratus meter di belakang rumah terdapat tempat pelelangan ikan (TPI) Kota Agung Tanggamus. Pagi-pagi kami sudah tak sabar ingin segera ke dermaga. Mau apa lagi tentu ingin melihat aktivitas nelayan Lampung. Ingin tahu gimana serunya baca  Wisata Pelelangan Ikan Tanggamus.
Usai pendakian Bukit Sido Katon yang melelahkan, kami dijamu makan siang. Ala bancakan di tengah kebun sayur. Namun apa mau di hujan datang tanpa permisi. Makan siang yang tertunda itu diteruskan di rumah Pak Lurah Suyud. Saat mau pulang beraksi dulu di tempat ibu-ibu mencuci piring. Mereka juga yang mempersiapkan makan siang kami yang lezat. Foto: Cerita Indra.
Puncak Festival Teluk Semaka adalah karnaval budaya. Tim sosial media meliput sejak dari persiapan sampai parade. Walau panas garang dan membahana, keseruan Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka gak usah diceritakan lagi. Nah ditengah kesibukan begitu, sebelum tercerai berai mencari konten untuk blog masing-masing, sempat-sempatnya selfie lebih dulu.
Nah ini sesaat sebelum acara Pengetahan Adokh, pemberian gelar adat Lampung. Di depan rumah kediaman resmi Bupati, kami semua tak lupa seru-seruan. Baca Juga : Pengetahan Adokh – Pemberian Gelar Adat
Kalau ini rebutan selfie dengan Pak Polisi usai Karnaval Budaya. Foto: @kikianvirrr
Jalan bareng menuju tempat penginapan dengan anak SMP. Caption-nya “Kalau dari belakang mereka semua tampak sebaya”. Foto: @kikianvirr
Wefie dan Wefie Lagi
Masih selfie namun saya cuma punya satu gaya. Mati gaya tepatnya. Foto: Derry Saputra.
Menuju Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Selfie lagi. Foto: Cerita Indra
Acara masuk hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan pun akan garing tanpa selfie. Jadi Tim Sosial Media Festival Teluk Semaka pun selfie habis-habisan.
Berpose di tengah jalan Lintas Sumatera yang membelah TNBBS. Bertahan menunggu sampai camera klik walau dari belakang mesin truk sudah sangat mengintimidasi dengan raungannya. Foto: Cerita Indra.
Sampai Berjumpa Lagi Lampung
Tak ada pesta yang tak usai. Di balik semua pertemuan akan selalu ada perpisahan. Saya dan Mbak Donna masih di atas kendaran menuju Jakarta. Sekarang kami sudah di Bakauheni, menunggu giliran masuk kapal. Di luar gelap gulita. Sebuah fery beringsut menjauh dengan meninggalkan kelap-kelip lampu. Kapal itu mirip kawan-kawan baru saya, perlahan menjauh meneruskan hidup di tempat tinggal masing-masing. Semoga suatu saat kami dipertemukan kembali dalam baik dalam acara yang sama maupun even yang berbeda. Amin.
@eviindrawanto
Yang belajar lebih baik akan jadi yang terbaik