Walau tidur agak larut usai Eksplorasi Kuliner Kandangan, adzan subuh menjagakan saya dari tidur lelap. Sisa hujan semalam terlihat dari jendela yang berkabut. Di luar masih remang-remang. Namun berbagai kegiatan masyarakat di Pasar Los Batu Kandangan sudah terdengar. Dari suara motor, mobil sampai percakapan. Di sini bertemu pertama kali ragam bahan makanan yang unik di mata saya. Ada Buah Kalangkala, Luing Ramania, Tarap, Kepayang, Binjai, dan ikan papuyu.
Saya menginap di Hotel Rakat Mufakat, tepat di tengah Pasar Los Batu Kandangan.
Seru sekali mendengar aktivitas pasar di pagi hari. Menyilau dari balkon hotel bisa terlihat kesibukan perdagangan di bawah. Alasan kami melakukan Jelajah Pasar Los Batu Kandangan ialah mengenal cara hidup orang Banjar melalui makanan yang mereka konsumsi. Dan kami menemukan aneka buah unik dan ikan papuyu di sini.
Pagi yang Sibuk di Pasar Los Batu Kandangan HSS
Pasar Los Batu Kandangan buka 24 jam. Namun khusus untuk bahan makanan segar kegiatan mulai berdenyut sekitar pukul 3 pagi. Di bawah bayang-bayang lampu yang tidak begitu terang jelajah kami mulai dari bagian sayur-mayur.
Tentu saja mata terpesona menatap warna-warni sayur dan buah segar. Bergeletakan di keranjang maupun di gelar di tikar seakan mereka langsung dari kebun.
Saya bergerak menyusuri jalan namun juga terbenam dalam pikiran. Pasar adalah tempat pertemuan banyak orang, tempat mengalir berbagai kisah. Kalau di gali akan banyak sekali cerita yang akan muncul ke permukaan.
Membayangkan ini terbetik keriangan. Ini seperti Surga Kecil di Pojok Indonesia. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk di muka lapak masing-masing tersenyum saat tatap kami bersirobok. Keramahan itu terjaga sekalipun mereka sedang melayani pembeli, merokok, ngobrol dengan tetangga atau sedang menyiangi sayuran. Mereka tidak keberatan di foto maupun menjawab semua pertanyaan remeh-temeh yang saya ajukan.
Bahkan beberapa orang yang merasa belum saya potret minta difoto. “ Sia-siap kita mau masuk Metro TV ..” Kata seorang Bapak. Membuat saya jadi geli membayangkan kelakuan kami. Coba saja sementara mereka sibuk dengan barang dagangan saya dan teman-teman juga sibuk petentang-petenteng dengan camera masing-masing.
Baca juga : Ketupat Kandangan, Makanan Khas Banjar
Ragam Bahan Makanan Unik di Pasar Los Batu Kandangan
Sekalipun tangannya sibuk memotong sayur umbut kelapa, ibu ini tetap ramah melayani pertanyaan saya.
Bersentuhan dengan sistem sosial yang kemungkinan besar sama tuanya dengan Suku Banjar, memberi saya sedikit kedalaman. Ini lah tempat paling tepat mengetahui makanan khas penduduk Kalimantan Selatan, kususnya Kandangan dan sekitar. Ini juga tempat yang tepat mengetahui endemik tumbuhan dan hewan pulau ini.
Alasan seperti ini saya gunakan semena-mena, terutama kalau masuk pasar dengan nenteng-nenteng camera, jajan atau belanja sambilan saja.
Banyak bahan makanan yang saya lihat pertama kali di Pasar Los Batu Kandangan ini. Setidaknya tak pernah menemukan mereka di Serpong.
Sebut saja buah Kalangkala, Luing Ramania, Tarap, Kepayang dan Binjai.
Baca juga : 5 Tempat Wisata Sejarah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Buah Kalangkala dan Binjai
Bapak dan ibu penjualnya menerangkan bahwa buah kalangkala dan binjai bercita rasa asam. Tepat digunakan untuk membuat sambal.
Buah Binjai mirip mangga dan buah kemang. Rasanya asam. Cocok untuk mempengaruhi rasa sambal yang pedas
Baca juga : Romansa Bukittinggi Kota Rang Agam
Buah Kepayang, Kluwek Muda
Ada pula digoreng untuk lauk. Saya pun bersirobok dengan Buah Kepayang ( Kluwek) muda yang bila dimakan berlebihan bisa membuat orang mabuk kepayang (mabuk). Biji kepayang tua digunakan untuk bumbu masak seperti membuat rawon. Sementara daging mentahnya di Kandangan Kecamatan Hulu Sungai Selatan dijadikan sayur.
Memang masyarakat Indonesia yang diberkati negeri tropis memanfaatkan banyak sekali tumbuhan sebagai bahan makanan. Termasuk Kolang-Kaling Penyeimbang Menu Berlemak yang terlihat juga penjualnya nyempil dekat penjual sayur mayur.
- Baca juga di sini : Sayur Rambanan Khas Bali
Buah Tarap
Sementara Buah Tarap yang diolah menjadi Jaruk Tarap (tarap yang diasinkan) berfungsi sebagai sayur.
Buah Kepayang yang bisa membuat orang mabuk kepayang. Ibu penjualnya menyuruh kami mencicipi dengan mencelupkannya ke garam berbumbu..
Bertemu Ikan Papuyu di Pasar Los Batu Kandangan Hulu Sungai Selatan (HSS)
Jelajah Pasar Los Batu Kandangan juga membetot memori masa kecil ke permukaan. Ingat sawah dan kolam di samping dan belakang rumah nenek di Minangkabau sana. Saya ini veteran penangkap ikan Puyu lho! Di Banjar namanya ternyata mirip: Papuyu. Bersirip tajam, bersisik kasar, kepala keras, warna hijau kegelapan, dan suka bersembunyi dalam lumpur.
Di kampung saya ikan ini sudah punah. Mungkin tidak tahan terhadap hajaran pestisida sawah. Namun di sini rupanya dibudidayakan. Melihat badan Ikan Papuyu yang gemuk-gemuk dan ragam bahan makanan unik di Pasar Kandangan, terbit pula rindu pada nenek.
Baca juga : Bamboo Rafting di Loksado Kandangan Hulu Sungai Selatan
Nenek saya paling pandai memasak bahan makanan aneh-aneh. Pun beliau lah yang paling piawai menggoreng atau membuat palai (pepes) ikan Puyu.
Hari semakin siang. Makin banyak yang dilihat makin bersyukur telah dikarunia kesehatan. Memang selama eksplor Kalimantan Selatan berkali-kali saya berterima kasih pada kaki yang jarang protes kemanapun diajak melangkah. Kalau tidak mana mungkin memuaskan rasa ingin tahu terakhir kali pada Ikan Haruan, ikan paling ngetop di Kalimantan Selatan karena ada di mana-mana. Di nasi kuning maupun di ketupat kandangan. Dari Pasar Kandangan ini kami bergerak menuju Loksado.
Wanita, Ngopi Pagi dan Wadai
Jelajah Pasar Los Batu Kandangan diteruskan, dari pasar sayur bergerak ke bagian makanan jadi. Tak habis-habis mengagumi keunikan ragam bahan makanan di sini.
Matahari perlahan menyibak keremangan. Sekarang mata menatap lebih jelas berbagai wadai yang pernah saya tulis dalam Eksplorasi Kuliner Kandangan. Selain dikemas untuk di bawa pulang, di tengah pasar terdapat warung untuk menikmati di tempat. Lengkap dengan kopi dan teh.
Uniknya di Kalimantan Selatan pengunjung Warung Kopi bukan hanya kaum lelaki. Di sini sebelum belanja atau beraktivitas, hal lumrah bila perempuan mampir dulu di warung kopi. Duduk melingkari meja yang di atasnya terhidang berbagai kudapan. Comot mana yang suka lalu hitung setelah selesai.
Kebiasaan ini unik ini saya lihat tidak hanya di pasar melainkan juga di tepi jalan atau di warung-warung dekat rumah tinggal. Sebelum beraktivitas kaum wanita akan mampir ngopi dulu ke warung kopi.
@eviindrawanto