Tugu Khatulistiwa Pontianak adalah tempat terbaik untuk melihat berlangsungnya titik kulminasi. Tentu ini tak disia-siakan wisatawan. Mereka akan jadi saksi fenomena alam yaitu saat matahari kembali ke siklus nol derajat pada lintang garis khatulistiwa. Peristiwa ini disebut Titik Kulminasi.
Kulminasi dalam pengamatan astronomi adalah waktu transit instan dari sebuah benda langit (matahari, bulan, planet, bintang, rasi bintang atau benda langit jauh) yang melintasi meridian lokal pengamat.
Saat matahari berada di Titik Kulminasi semua benda di Bumi kehilangan bayangan. Bahkan gaya gravitasinya sanggup membuat telur berdiri di porosnya.
Kulminasi Matahari terjadi setiap dua kali setahun yaitu  Maret dan September antara tanggal 21 sampai 23.
Untuk menarik wisatawan bahkan Pemda Kalimantan Barat membuat Festival Titik Kuliminasi yang biasanya berlangsung meriah.
Even berlangsung di halaman Museum Tugu Khatulistiwa Pontianak yang terletak sekitar 3 kilometer dari Ibu Kota Kalimantan Barat, di kota Siantan, arah Mempawah.
Baca juga Melongok Peninggalan Sejarah Hulu Sungai Selatan
Rekreasi dan Belajar Tentang Tugu Khatulistiwa Pontianak
Saya ingat pernah mengunjungi Tugu Khatulistiwa Pontianak tahun 2012. Hampir tiga tahun yang lalu. Namun kenangan rekreasi di sana masih membekas hingga saat ini. Soalnya ingat kedodolan sendiri. Ingat saat dalam mobil menuju monumen yang didirikan tahun 1928 itu saya minta penjelasan pada teman perjalanan. Apa sih garis khatulistiwa dan bagaimana cara mendefinisikannya.
Baca juga : Sultan Syarif Abdurrahman Masjid Tertua di Pontianak
Malu-maluin ya? Iya! Apa boleh buat. Setelah sekian puluh tahun lulus SD nilai Geografi saya tidak menanjak. Untungnya tidak ada yang tertawa. Kalau pun ada saya sih sudah bersiap pasang muka tebal. Prinsipnya lebih baik malu ketimbang tak tahu menahu bakal objek yang akan dilihat nanti.
Tanpa pengetahuan dasar mengenai garis ekuator itu saya pasti cuma akan plangak-plongok di Tugu Khatulistiwa Pontianak ini nanti. Bertanya ke Akung Google juga tak mungkin karena sinyal sekarat.
Siang itu langit Siantan yang cerah menyambut saat kami memasuki area parkir. Gumpalan awan putih bertaburan berlatar belakang langit biru yang bersih. Menginjakan kaki di pelataran yang terbuka ke arah Sungai Kapuas membuat napas langsung terasa lega.
Baca juga : Inovasi Titik Temu
Anak-anak berseragam sekolah keluar masuk dari pintu museum. Saya sebut tempat itu museum karena memang hal itu lah yang sebenarnya, gedung berasistektur bulat yang menyimpan tugu khatulistiwa di bawahnya. Saya tak langsung masuk ke gedung yang dibangun tahun tahun 1990 –untuk melindungi Tugu Khatulistiwa asli di bawahnya— melainkan beringsut dulu ke taman di sebelah kanan . Dari sini pemandangan lebih leluasa guna melihat replika tugu Khatulistiwa yang bertengger di atas kubah. Tugu duplikat itu berukuran lima kali lebih besar dari tugu yang asli di bawahnya.
Tugu Equator Asli Berada di Dalam Bangunan
Guna menambah daya tarik bagi pengunjung rekreasi ke Tugu Khatulistiwa Pontianak, pengelola museum memberi sehelai sertifikat bagi pengunjung Museum Khalutistiwa Pontianak. Sayangnya pas giliran kami sertifikat itu habis. Namun tanpa serfikat pun dengan senang hati kita akan menjelajah isi museum yang di tengah terletak Tugu Khatulistiwa asli, mulai dibangun tahun 1928 dan mengalami perombakan sebanyak 3 kali.
Baca juga : Membaca Inovasi Titik Temu
Di bawah empat buah tonggak hitam menyangga bulatan bumi dengan garis-garis equator. Kayu penyangga yang kokoh itu itu terbuat dari kayu ulin, kayu besi dan keras yang tumbuh di tanah Borneo. Pada dinding sekeliling tergantung foto-foto lama, sejak tugu berdiri pertama kali sampai di renovasi.
Rupanya sejak jaman Belanda Tugu Equator Pontianak sudah dijadikan tempat rekreasi. Itu terlihat dari foto-foto orang Belanda yang juga ikut tergantung di sana. Dan tentu tak lupa pengetahuan tentang garis ekuator, matahari dan musim.
Melihat Titik Kulminasi
Sesungguhnya tempat tugu yang sekarang berdiri bukan posisi 0 derajat, 0 menit dan, 0 detik atau yang disebut Titik Kulminasi. Maka puas bernarsis ria dalam museum kami beranjak ke tepi Sungai Kapuas, ke Titik Kulminasi sesungguhnya.
Titik yang di reset ulang oleh tim dari BPPT pada tahun 2005. Melalui penghitungan ulang ternyata posisinya 117 meter ke arah Sungai Kapuas. Saat saya berkunjung Titik Kuliminasi ditandai oleh sebuah tembok segi empat kecil. Dimana kalau kita berdiri di atasnya saat itu lah posisi kita berada di dua dunia, Bumi Utara dan Selatan sekaligus.
Menarikan rekreasi ke Tugu Khatulistiwa Pontianak ini? Setidaknya sedikit pengetahuan Geografi kita jadi bertambah 🙂
@eviindrawanto