Teman-teman masih ingat keramaian di media massa mengenai wafatnya aktor kawakan Didi Petet pada pertengahan Mei Lalu? Menurut berita kematian beliau disebabkan oleh asam lambung berlebihan. Mungkin akibat kelelahan mengurus pembukaan Paviliun Indonesia di World Expo Milano 2015. Memang selaku Ketua Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN), saat persiapan, almarhum sempat jatuh sakit dan dirawat selama dua hari di Milan. Kalau teman-teman search internet lebih jauh beberapa masalah berkaitan dengan kekurangan dana diduga jadi pemicu berbagai tekanan terhadap aktor kawakan dalam film Catatan Si Boy dan Kabayan ini. Tapi ya gitu deh saya membacanya dari media massa, benar atau tidak hanya Didi Petet dan Tuhan yang tahu.
Sejujurnya saya tidak mengikuti berita mengenai Milano Expo 2015 ini. Hanya karena tanggal 30 Juli lalu Artha Graha Peduli bertemu dengan para blogger, even besar yang diadakan 5 tahun sekali dan berlangsung selama 6 bulan ini kembali bergaung di telinga. Dari acara temu blogger ini pula saya tahu bahwa Artha Graha Network melalui Artha Graha Peduli ternyata ambil bagian atau membantu menyelesaikan beberapa permasalahan yang dihadapi Paviliun Indonesia di World Expo Milano 2015 yang dibuka sejak Mei sampai Agustus ini.
Banyak info yang saya dapat dari meetup ini. Membuka wawasan dan bahkan sempat mimpi ingin punya perusahaan sebesar Artha Graha. Kalau sudah sebesar ini berbuat sesuatu untuk masyarakat relatif lebih mudah soalnya. Sebab sumber daya manusia dan dana tersedia.
Menurut siapan pers Artha Graha Peduli bahwa Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 1.175 meter persegi. Didesain dengan arsitektur unik berupa Bubu (alat penangkap ikan tradisional) untuk menunjukan Indonesia adalah negara maritim dan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Desain ini menarik perhatian Stasiun Televisi CNN dan menobatkannya sebagai salah satu dari 24 paviliun dengan arsitektur terunik.
Berikut selengkapnya siaran pers Artha Graha Peduli mengenai Paviliun Indonesia di World Expo Milano 2015
Jumlah pengunjung Paviliun Indonesia mencapai angka rata-rata 9.000 orang per hari, khususnya di akhir pekan di mana Expo sangat ramai didatangi pengunjung. Untuk mengantisipasi jumlah pengunjung yang makin ramai dari hari ke hari, Paviliun Indonesia terus berbenah diri. Salah satunya dengan melakukan relokasi Bogor Café Desa Restaurant yang sebelumnya menjadi satu dengan ruang galeri, sekarang dibuat terpisah menjadi lebih eksklusif dengan sentuhan interior khas Indonesia.
Keunikan dari Paviliun Indonesia yang menjadi daya Tarik pengunjung adalah display rempah-rempah yang dapat langsung dirasakan oleh panca indera. Pengunjung dapat melihat, memegang, dan mencium. Dan jika ingin mencicipi rasa dari rempah-rempah yang ada, maka pengunjung dapat mencoba melalui sajian berupa kuliner masakan tradisional Indonesia yang tersedia di Bogor Café Desa Restaurant didukung oleh Restaurant Desa dari Amsterdam.
Brenda, salah satu mahasiswi asal Vatikan, mengaku datang ke Paviliun Indonesia untuk menonton pertunjukan tari topeng Bali yang dibawakan oleh I Made Djimat bersama Enrico Maserolli, seorang maestro asal Italia, “Selain nonton tari topeng, saya juga kangen makanan Indonesia,” kata mahasiswi yang pernah beberapa kali berkunjung ke Bali.
Akhir pekan lalu, Brenda kembali berkunjung dan melihat adanya perubahan dengan pembenahan Paviliun Indonesia dan di pintu masuk Brenda disambut dengan salam dan senyum dari staf Indonesia Paviliun “Wow, saya merasakan sambutan dan kehangatan Indonesia di Milan,” kata Brenda. Hal ini menunjukan bahwa Paviliun Indonesia sangat mengedepankan pelayanan yang ramah bagi para pengunjungnya.
Paviliun Indonesia di World Expo Milano 2015Peran Artha Graha Peduli dalam medukung Paviliun Indonesia
Pengelolaan Paviliun Indonesia di World Expo Milan 2015 oleh Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) yang mengajak kerjasama Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network serta para sponsor yaitu PGN, Indofood, Astra, AKR, DJarum Foundation, Sinar Mas Group dan para sponsor lain. Dalam pengelolaan Paviliun Indonesia ini turut didampingi oleh Pemerintah, melalui ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) Milan yang merupakan perwakilan pemerintah dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang beroperasi dibawah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.
Harapan pemerintah agar Paviliun Indonesia dapat menjadi paviliun yang menarik dan banyak dikunjungi, sehingga berbagai upaya pembenahan dan rencana kegiatan terus dilakukan.
Peran besar dari pengusaha nasional Erick Thohir juga berkontribusi mendukung Paviliun Indonesia dengan menghadirkan pelatih sepak bola kenamaan Intermilan Roberto Mancini, kapten tim Andrea Ranochia, dan vice president Javier Zanetti yang juga merupakan Duta World Expo Milan 2015. Para bintang Intermilan tersebut sangat menikmati dan menyukai cita rasa masakan Nusantara lewat menu-menu andalan yang disajikan oleh para chef ahli dari Bogor Café Desa Restaurant.
Foto-foto dari Indonesia World Expo
Wujudkan impian Didi Petet
Pembenahan Paviliun Indonesia dilakukan untuk meneruskan cita-cita sekaligus impian almarhum Didi Petet. Seniman dan budayawan itu ingin keikutsertaan Indonesia di World Expo Milan 2015 menjadi panggung Indonesia di dunia internasional. Pameran akbar dunia yang diselenggarakan lima tahun sekali ini adalah ajang internasional yang bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kekayaan dari negara-negara di dunia.
Setiap negara diharuskan membuat sebuah paviliun sebagai stand resmi yang dibuat seunik dan sebagus mungkin untuk mewakili kelebihan negaranya masing-masing. Hal ini disampaikan oleh Widharma Raya Dipodiputro selaku ketua KPBN saat ini.
Dalam pandangan almarhum Didi Petet, World Expo Milan begitu berharga sehingga Indonesia tidak boleh mengabaikannya. “Ini acara terbesar ke-tiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Pesertanya 90 persen negara di dunia,”.
Duta Besar Indonesia untuk Italia August Parengkuan mengatakan keikutsertaan Indonesia dalam pameran akbar World Expo Milano 2015 harus dimanfaatkan untuk memperkuat nation branding Indonesia dan mendongkrak ekspor. August Parengkuan mengatakan pameran Word Expo Milan 2015 akan mendatangkan sedikitnya 20 juta pengunjung selama enam bulan penyelenggaraannya, sementara itu, untuk Paviliun Indonesia pemerintah menargetkan 2 juta pengunjung dapat mengenal Indonesia lebih jauh.
Pada World Expo yang diadakan di Shanghai Cina tahun 2010 lalu Indonesia bisa dibilang sukses karena merupakan salah satu paviliun yang paling banyak dikunjungi. Atas dukungan semua pihak, pemerintah dan swasta yang bersinergi menjadi motivasi keberhasilan di World Expo Milan 2015.
Apa pendapat teman-teman? World Expo Milano 2015 ini lumayan membantu branding negara kita ke dunia luar, bukan?