Jalan-jalan ke petilasan Nyi Roro Kidul – Tiap melintas di depan Pantai Karang Hawu, diantara dua bukit, saya selalu melihat gapura dengan tulisan Selamat Datang di atasnya. Kalau dari arah Terminal Pelabuhan Ratu, gapura itu terletak di kaki bukit sebelah kiri. Ada tangga semen menuju ke atas. Sebelumnya tak menyangka bahwa tempat itu adalah Makam Keramat Karang Hawu, salah satu tempat ziarah di Sukabumi.
Lokasinya memang persis di bibir pantai. Namun tak terlihat tanda-tanda bahwa tempat itu digunakan sebagai tempat wisata. Tiap lewat tampak sepi. Sayangnya begitu Lewat dari sang gapura, saya pun melupakan rasa penasaran dan tak pernah bertanya apakah gerangan tempat itu. Akhirnya suatu hari kesampaian lewat di tempat yang sama bersama penduduk Sukabumi asli. Dan bertanya lah saya :
“Itu apaan sih, Kang?”
“ Gunung Kramat Winarum” Jawabnya.
“ Gunung Kramat? Namanya yang kramat atau suasananya? Terus ada apa saja di sana?”
“Namanya memang Gunung Kramat. Di sana terdapat Petilasan Nyi Roro Kidul. Mendekati puasa atau bulan-bulan tertentu banyak orang datang berziarah! ke Makam Keramat Karang Hawu ini ”
Si Akang meneruskan. “Di sebelah kanan namanya Gunung Rahayu. Di sana juga ada makam kramat tapi tertutup untuk umum. Kuburan seorang ulama penyebar agama Islam di Sukabumi. Namanya Raden Dikudratullah atau disebut juga Raden Cengkal. Keturunan Tionghoa. Makam itu berada dalam lokasi tanah pribadi dan yang bisa berziarah ke sana hanya pemilik tanah.”
Gapura Selamat Datang Petilasan Nyi Roro Kidul
Duh! Cerita Si Akang langsung merinding di telinga. Tak apa lah tak boleh ke Gunung Rahayu. Naik ke Gunung Winarum juga sudah lebih dari cukup. Dengan pikiran itu langsung melirik suami.
Dan suami yang keren itu melengos berlagak tidak ikut mendengar. Pastinya ia ogah meladeni keliaran di kepala saya. “ Eh mau ngapaian sih jalan-jalan ke kuburan? Eh ya bukan kuburan tali ada urusan apa ke Petilasan Nyi Roro Kidul segala? Kayak situ relijius sangat?”
Mungkin itu komentar dalam hatinya. Tapi bukan blogger keren dong kalau tak bisa meyakinkan si mantan pacar agar mau mengawal ke sana. Apa lagi ini judulnya Makam Keramat Karang Hawu. Sudah berkali-kali ke sini, kali ini wajib menjambanginya.
Maka saat melintas pulang saya pun akhirnya bisa mendaki tangga Gunung Winarum satu persatu. Suami mengambil semua tas ditangan saya. Dan gerbang beserta tangga yang sudah lama membuat penasaran itu sekarang tertempuh tanpa beban.
Panorama Cantik Ke Pantai Karang Hawu
Menengadah ke atas matahari sore yang keemasan membuat jalan-jalan ke Petilasan Nyi Roro Kidul tidak terkesan seram. Berbeda saat memandang ke sebelah kanan, ke Bukit Rahayu, bulu kuduk agak meremang. Tempat itu tak tertembus sinar matahari yang hangat, gelap, hampir seluruh permukaan tanah tertutup pohon dan semak belukar.
Walau menadaki tak terlalu tinggi tetap saja napas saya jadi satu-satu dan otot betis berontak. Dan Allah pun tersenyum dengan mempersuakan saya dengan tempat perhentian sempurna: Warung Es Kelapa Muda.
Sebenarnya suami enggan mampir maunya segera menyelesaikan tugas sebagai pengawal. Ia ingin langsung naik ke atas dimana petilasan berada. Maklum hari sudah sore sementara perjalanan kami menuju Serpong masih jauh. Namun saya cengar-cengir minta pengertian. Masa iya sih pemandangan indah itu dilewatkan begitu saja? Istirahat lah sebentar sambi menikmati kepala muda.
Lagi pula warung ini spot sempurna untuk menikmati Pantai Karang Hawu dari atas. Bekas singgasana Sang Penguasa laut selatan. Menghadap langsung ke Teluk Pelabuhan Ratu. Diiringi hembusan angin sepoi, ombak mengusap-usap halus batu karang berlubang yang mirip tungku dapur. Dari sana nama Karang Hawu berasal.
Usai menghabiskan masing-masing satu buah kelapa muda perjalanan diteruskan. Kembali menapak tangga semen. Saat itu baru sadar bahwa tempat yang dikira sepi dari bawah ternyata cukup ramai. (Makanya jangan suka berasumsi sendiri!) Di kiri-kanan tangga berdiri warung-warung souvenir. Dan sebelum sampai ke spot yang dituju pengunjung melewati dua pos pemungut sumbangan suka rela.
Makam Nyi Roro Kidul di SukaBumi
Petilasan bukan lah makam. Mengutip Wiki “ Petilasan adalah istilah yang diambil dari bahasa Jawa (kata dasar “tilas” atau bekas), menunjuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang (yang penting). Tempat yang layak disebut petilasan biasanya adalah tempat tinggal, tempat beristirahat (dalam pengembaraan) yang relatif lama, tempat pertapaan, tempat terjadinya peristiwa penting, atau—terkait dengan legenda—tempat moksa. Dalam bahasa Arab, petilasan disebut maqam (berarti “kedudukan” atau “tempat”). Istilah ‘makam’ dalam bahasa Indonesia tidak sama dengan ‘maqam’.
Namun pada Petilasan Nyi Roro Kidul ini para Karuhunan (pengurus) Kramat Gunung Winarum Karang Hawu mendirikan makam. Makam Ratu Kidul.
Makam Warna Hijau
Makam itu berada dalam bangunan yang didominasi hijau, warna kesukaan Ratu. Di sebelah kirinya terdapat satu bangunan lagi yakni makam Syeh Hasan Ali, ulama besar dari Sukabumi. Di tengah bangunan bercat hijau itu lah terletak pusara yang dipersonifikasikan sebagai makam Nyi Roro Kidul. Ditutupi kelambu putih. Juga terlihat wadah plastik berisi bunga tujuh rupa di samping tembok makam.
Saya dipersilahkan masuk. Jika hendak menyampaikan maksud tertentu pada Sang Bunda dan seorang bapak pengurus bersedia membimbing.
Betapapun tidak relijiusnya saya menurut mantan pacar tetap saja tak berani main-main dengan tempat seperti ini. Dengan jujur saya katakana pada si Bapak bahwa tujuan ke sini hanya sekedar berwisata bukan berdoa atau menyampaikan maksud tertentu. Si Bapak yang baik hati itu tersenyum, mengangguk, dan tetap mempersilakan jika saya bermaksud mengambil foto-foto di dalam. Sejenak saya bimbang. Pengen banget punya foto makam Bunda Ratu Kidul terus nanti dipajang di blog kesayangan.
Namun melihat pada dua orang Bapak yang sedang berdoa khusuk di beranda depan. Saya tak sampai hati memintas . Selama ini saya selalu dipermudah mengunjungi tempat-tempat seperti ini. Rasa syukur itu saya ungkap dengan menghormati orang sedang berdoa. Memotret bisa lain hari.
Link Makam-Makam Keramat di Indonesia
- Lihat Posting Makam Prabu Hariang Kancana, Goa Safarwadi Pamijahan, dan Makam sunan Kudus.
Iya saya menemukan ketertarikan yang aneh kala berada di makam-makam keremat seperti ini. Merasa dekat dengan Yang Di Atas, terberkati, dan menohok rasa syukur.
Begitu pun yang ingi membaca tentang Kompleks Makam Sultan Hassanudin di Makassar silahkan di klik linknya. Begitu juga Makam Sultan Suriansyah di Banjarmasin .
Teman-teman juga bisa membaca tentang Makam Keramat di Pulau Angso Duo. Makam ini terletak di Sumatera Barat.
Baca juga :
- Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Jawa Barat
- Makam Sunan Muria di Gunung Muria
- Masjid Menara Kudus dan Makam Sunan Kudus
- Makam Pangeran Diponegoro
- Makam Pangeran Diponegoro
Bagaimana mungkin tempat-tempat yang menerima saya dengan tangan terbuka saya ekploitasi hanya demi kesenangan agar bisa update blog? Tidak lah!
Foto-Foto Makam Nyi Roro Kidul
Akhirnya ya gitu deh..Saya hanya memotret dari luar Petilasan Nyi Roro Kidul. Si Bapak kemudian menunjukan jalan ke arah bawah, ke arah dimana para peziarah akan mengambil air bening laut selatan. Air yang dipercaya dapat membawa berkah.
Mendengar bahwa kami harus menyusuri tebing dengan ombak melambai di bawah semantara hari semakin sore, saya kembali mengucapkan terima kasih. Mungkin jiwa petualangan saya tidak seberapa besar. Atau atau rasa ingin tahu yang tak seberapa tinggi.
- Ziara ke Suka bumi? Menginap di Hotel Nyi Roro Kidul di Pelabuhan Ratu saja.
Akhirnya setelah mengucapkan salam saya kembali ke mobil dengan perasaan bahagia yang aneh. Bahagia sudah bisa jalan-jalan ke Petilasan Nyai Kidul.Dan entah mengapa saya merasa di terima di makam Keramat Karang Hawu ini.
Saat itu di jok mobil tergelatak Novel Sang Nabi dari Kahlil Gibran. Entah sudah berapa lama berdiam di sana karena tak kunjung terselesaikan membacanya.
Di dalam satu bait Gibran menulis tentang perkuburan seperti ini : “Tiada perkuburan di sini, gemunung ini dan daratan ini, yang luas terhampar, tak lain dari sebuah tilam, buaian mimpi, dan sebuah batu loncatan sebelum terdampar…”
Terdampar di mana? Teman-teman pasti sudah tahu jawabannya 🙂
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=mn8c8X5lW4s[/embedyt]
Menginap di hotel Nyi Roro Kidul?