Mengenal Adat Lampung | Hari yang ditunggu telah tiba. Rangkaian akhir dari peringatan meletusnya Gunung Krakatau 1883 diwujudkan dalam Pawai Budaya Festival Krakatau 2015. Bertema “Lampung Culture dan Tapis Carnival V” dibalut “The Greatest Harmony” (Kerukunan yang Agung). Dimulai sekitar pukul 2 siang. Arak-arakan berawal dari Jalan Dr. Susilo –di depan Mahan Agung rumah dinas Gubernur– dan berakhir (finish) di Lapangan Merah Enggal, Bandar Lampung.
“The Greatest Harmony” ini dianggap mewakili masayarakat Lampung yang selalu mengedepatan kebersamaan dan rukun dalam memelihara Sai Bumi Ruwa Jurai. Tema yang diharap juga meningkatkan apresiasi terhadap keragaman seni budaya, menampilkan karya kreatif yang berdaya saing, ajang promosi wisata alam dan budaya, serta menarik kunjungan wisatawan ke Provinsi Lampung.
Acara Pawai Budaya diawali oleh tarian pembukaan Ngapui Resahko Hati ( Menghapus Resah Hati) yang bercerita tentang duka nestapa ledakan Gunung Krakatau. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ibu Herawati, Kepala Dinas Pariwisata Lampung, pembacaan sambutan tertulis Menteri Pariwisata yang oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata Bapak Lokot Ahmad Endah , Sambutan Gubernur Lampung, dan ditutup oleh doa.
Pawai Budaya Festival Krakatau 20015 ini dimeriahkan oleh 12 Kabutan dan Kota di Lampung, ditambah 6 Kabupaten undangan, DPW Bundo Kanduang Propinsi Lampung, dan Barongsai.
Mengenal Adat Lampung Yang Beragam
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=bqdIXZZdJs0[/embedyt]
Video Karnaval Budaya dengan keragaman adat Lampung
Sesuai judulnya Pawai Budaya bertema The Greatest Harmony, maka yang disuguhkan kepada pengunjung adalah tradisi dan seni budaya sarat makna kebersamaan yang hidup di atas Sang Bumi Ruwa Jurai.
Pawai Budaya Festival Krakatau 2015 tidak hanya menampilkan Kabupaten di Lampung tapi juga Kabupaten dan Kota di Luar Lampung. Untuk posting kali ini saya hanya menampilkan beberapa kebudayaan Lampung.
Berikut urut-urutan penampilannya sesuai yang ditulis panitia.
Adat Lampung dari KABUPATEN LAMPUNG SELATAN: TRADISI NGATAK TULANG
Secara umum Indonesia kental dengan tradisi gotong royong dalam segala hal. Kabupaten Lampung Selatan dengan Tradisi Ngatak Tulang menampilkan berkenaan dengan tradisi gotong royong. Dilakukan dalam membantu kerabat atau teman yang akan melangsungkan pernikahan.
Muli/Mekhanai (muda-mudi) bergotong royong menyiapkan keperluan upacara adat. Sang pengantin pun terlibat dalam acara ini sebagai ungkapan terimakasih dan tetap memelihara tali silaturahmi dengan kawan-kawan mereka.
Mengenal Adat Lampung Pesisir Barat: NGUMBAI LAWOK
NGUMBAI LAWOK di Pesisir Barat Lampung adalah semacam upacara syukuran terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang berlimpah dari laut.
Kalau di tempat lain –Jawa terutama– Ngumbai lawok kurang lebih sama dengan upacara ruwat laut, ritual yang dilaksanakan nelayan dalam mengungkap rasa syukur nelayan terhadap berkah yang diberikan laut. Tak hanya untuk ikan-ikan yang melimpah, Ngumbai Lawok juga adalah doa dan harpan agar keberlimpahan dan keramahan laut seperti itu tetap berlanjut, dan kalau boleh akan bertambah..
MENGENAL ADAT LAMPUNG WAY KANAN : HARMONY BUMI PETANI
Dalam rangka menggiatkan sektor pertanian sebagai unggulan daerah maka slogan Bumi Petani pun di lekatkan pada kabupaten Way kanan . Dalam parade Harmony Bumi Petani menggambarkan bahwa tiap awal musim panas akan disambut masyarakat dengan suka cita, penuh pengharapan agar panen musim ini berbuah manis.
Harmony Bumi Petani juga sebagai ungkapan rasa rasa syukur karena Kab. Way Kanan dikaruniai potensi wisata yang menawan. Ada air terjun Putri Malu, Curup Gangsa, pemandian air panas Juku Batu serta adanya batu akik khas yaitu batu akik Anggur Api. Inilah pesona harmony di Bumi Ramik Raghom, Bumi para petani yang membuat penduduknya selalu rindu mulang tiyuh (pulang kampung).
ADAT LAMPUNG UTARA : GAWI LAPAH PINENG
Gawi Lapah Pineng adalah upacara peminangan (pineng). Sekaligus sebagai gambaran kebersamaan dan keagungan prosesi adat Lampung Pepadun pada prosesi lamaran(Meminang) seorang gadis.
Sang bujang dengan diiringi oleh seluruh Handai Taulan berjalan menuju kediaman sang gadis pujaan hatinya. Poses iring-iringan Lappah Pineng juga di meriahkan dengan berbagai ornamen yang menyemarakkan proses Lappah Pineng. Gawi lapang pineng dalam Pawai Budaya Festival Krakatau 20015 ini diperluas maknanya sebagai derap langkah dan harmoni dari seluruh lapisan masyarakat untuk membangun Lampung Utara.
Adat Lampung Tanggamus : KHAKOT TANGGAMUS
Khakot Tanggamus merupakan ciri khas budaya atau Brand country dari Kabupaten Tanggamus. Khakot berfungsi mempererat tali ikatan kekerabatan internal suku, kebudayaan dan marga. Kerap diperagakan untuk mengiringi (sebagai pembuka jalan) calon mempelai laki-laki saat melaksanakan prosesi lamaran atau pernikahan ke tempat calon mempelai perempuan. Pada masa lampau pasukan pincak-khakot dipimpin seorang tokoh yang disebut Batin Mangunang, membuka jalan untuk mengusir kolonial yang akan menjajah bumi teluk semangka – Bumi Begawi Jejama – Kabupaten Tanggamus.
PRING SEWU: UJUNGAN PEKHING
Ujungan pekhing merupakan suatu bentuk seni budaya yang menggambarkan ketangkasan bela diri. Biasanya ditampilkan dalam perayaan pesta panen padi. Seni ujungan pekhing merupakan bentuk akulturasi budaya yang dibawa oleh masyarakat pulau jawa di era kolonialisasi Belanda. Lama kelamaan mengambil bentuk jadi pesta budaya yang didalam nya berisi kesenian yang menggunakan kerajinan dari bambu.
TULANG BAWANG BARAT: INTAR BUMBANG AJI
Intar Bumbang Aji adalah peristiwa dimana seorang perempuan melakukan larian (pelarian) bersama kekasihnya dan dibawa ketempat pihak keluarga laki-laki. Kemudian kedua pihak keluarga akan berunding. Jika sudah terjadi kesepakatan pada kedua belah pihak si gadis akan dikembalikan pada keluarga dan akan diantar kembali pada keluarga pria sesuai adat istiadat.
Kedua mempelai berpakaian haji. Demi kelancaran adat istiadat tersebut, adat lainnya diajak berpartisipasi sehingga tercipta sebuah kerukunan yang agung diantara keanekaragaman adat istiadat yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hal ini sesuai dengan semboyan Kabupaten Tulang Bawang Barat ’Ragem Sai Wawai’, yang berarti kebersamaan menuju keberhasilan.
METRO: JUDUL TARI : PUTRI PEKHING TIGHAM
Menceritakan tentang perebutan mahkota kecantikan antar dua orang wanita. Tersebutlah seorang putri cantik bernama putri Pekhing Tigham. Kecantikan lahir dan batinnya sudah diakui oleh seluruh masyarakat. Namun tersebut lah Nyi Rebung Khohang yang tak rela gelar itu dipegang oleh Putri Pekhing Tigham.
Maka dengan segala usaha gelar itu ingin direbut dengan menyingkarkan sang putri Pekhing Tigham. Perang pun meletus diantara pasukan pendukung kedua putri. Namun Nyi Rebung Khohang dan pasukaanya kalah. Mahkota Putri tercantik tetap dipegang oleh putri Pekhing Tigham. (Duh mak..mending ikut kontes Miss Universe gih..)
TULANG BAWANG : PESONA SAI BUMI NENGAH NYAPPUR dan FESTIVAL KRAKATAU
Sai Bumi Nengah Nyappur adalah semboyan bagi Kabupaten Tulang Bawang yang bersahaja, yang memiliki arti cermin masyarakat yang bersatu, damai serta hidup berdampingan dengan baik. Masyarakat Lampung Tulang Bawang sangat terbuka, mudah beradaptasi dengan lingkungan serta ramah dalam pergaulan.
Sikap dan kemampuan, keluhuran dan keyakinan serta kepercayaan diri merupakan perwujudan dari falsafah Nengah Nyappur yang dijunjung oleh masyarakat sebagai warisan yang agung agar senantiasa dapat terus dilestarikan, seperti Cangget Bars yang merupakan tari tradisi masyarakat Megoupak Tulang Bawang.
LAMPUNG TIMUR : KERATUAN MELINTING
Maulana Hasanuddin Panambahan Surosowan menjadikan Banten menjadi kerajaan yang berdiri sendiri. Maulana Hasanuddin menyebarkan agama islam di Pesisir Utara dan hingga menyebar ke daerah Lampung bagian Timur khususnya daerah Keratuan Pugung.
Dengan menyebarnya agama islam didaerah keratuan pugung hinga terjadinya peralihan darah antara pengusa Banten dengan putri keratuan di pugung yang bernama PUTERI SINAR ALAM. Dari perkawinan ini lahirlah MINAK KEJALA BIDIN yang merupakan cikal bakal, keturunan RATU DARAH PUTIH . Dikenal dengan sebutan RATU MELINTING. Bermukim di MERINGGAI.
MENGENAL ADAT LAMPUNG BARAT: TARI MULI NGEJUNJUNG PAHAKH
Diangkat dari acara Payuhan Agung Kerajaan Sekala Bekhak Paksi Buai Perenong. Para Muli-muli Kampung Batin (gadis-gadis) menyiapkan hidangan untuk Para Tamu Kehormatan Kerajaan. Pahar merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyajikan hidangan bagi Para Tamu Kehormatan Kerajaan sekala bekhak. Muli-muli Nan Cantik dan Anggun dengan rasa suka ria dan tulus ikhlas ngejunjung pahakh menuju Marga sana Gedung Dalom Kepakhsian Buai Perenong.
ADAT BANDAR LAMPUNG: BAJAU
Tak melulu tentang Adat Lampung, dalam parade budaya ini kita juga dikenal pada sejarah dan legenda.
Kisah ini diangkat dari Pesisir Teluk Lampung. Bajau merupakan sekelompok orang yang datang ke Lampung untuk menjarah hasil tanah dan harta milik masyarakat setempat. Karena ilmunya sangat tinggi para bajau sulit untuk ditaklukan.
Apalagi masyarakat Lampung pesisir sendiri terpecah belah. Akhirnya melihat para bajau semakin beringas, masyarakat pesisir sadar dan memahami akan pentingnya persatuan, bersatu untuk mengalahkan para bajau demi tercipta kehidupan yang damai.
Akhirnya masyarakat Lampung Pesisir menyusun strategi dengan bersatu dengan beberapa kampung. Akhirnya si bajaupun mengerti akan pentinggnya kerukunan dan persatuan. Melihat masyarakat pesisir bersatu bajaupun berkeinginan untuk bersatu dan menjadi masyarakat Lampung. Oleh masyarakat Lampung, bajau diberikan tanah dan mereka pun membangun kampung. Hal ini dilakukan karena masyarakat Lampung menjunjung tinggi kebersamaan toleransi yang biasa disebut NEMUI NYIMAH.
Sampai di sini dulu, sudah kepanjangan. Walau cuma kulit-kulitnya saja semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin sedikit mengenal adat Lampung. Ohya untuk bisa melihat sekilas keseluruhan adat budaya Lampung, jangan lupa datang ke Festival Krakatau yang diadakan setiap tahun.