Cara Mengedukasi Anak di Era Digital – Teknologi berperan penting dalam perkembangan peradaban manusia. Bayangkan kehidupan tanpa teknologi, kemungkinan kita masih tinggal di dalam gua dan mencari makan hanya dengan mengandalkan insting dan kebaikan alam. Tanpa teknologi Kehidupan kita tidak akan semudah seperti sekarang.
Tapi ada masanya masyarakat mengalami kegegeran tiap menghadapi perubahan perkembangan teknologi. Ketika televisi ditemukan orang begitu kuatir bahwa gambar hidup yang diam-diam masuk ke dalam rumah itu akan merusak tatanan mapan kehidupan sosial selama ratusan tahun.
Perubahan, Adobsi dan Menyesuaikan Diri
Untungnya manusia merupakan makhluk paling pandai menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Televisi pun akhirnya diterima sebagai salah satu alat rumah tangga yang wajib dimiliki.
Saat ini rasanya aneh jika rumah tak dilengkapi televisi. Ingat bagai mana keluarga saya setiap sore duduk bersama di ruang tamu untuk menonton acara TV. Di waktu-waktu seperti itu juga digunakan ibu untuk menyampaikan banyak hal. Dari nasihat sampai omelan.
Interaksi sesama saudara sekandung begitu inten yang kadang malah sampai berkelahi gara-gara semua punya pendapat terhadap program yang kami tonton.
Kemudian datang lah abad kedua puluh satu, kelahiran internet. Dalam waktu sangat cepat langsung jadi teknologi paling penting sedunia. Kemudahan yang ditawarkan system internet ini “membius”, menjadikan dunia luas jadi sempit, dan berkomunikasi secara global bukan masalah lagi.
Baca juga:
Setelah itu datang era dimana internet melahirkan gawai-gawai canggih lengkap dengan ragam feature. Ponsel dan tablet tak lagi sekedar alat komunikasi tapi juga alat bersosialisasi, pendidikan dan hiburan. Dan kehidupan kita kembali heboh: Salah satunya pemakaian gawai. Lebih spesifik lagi pemakaian gadget di kalangan anak-anak.
Sun Life Edu Fair
Keriuhan seputar dunia gadget dan anak-anak juga diangkat dalam ajang Sun Life Edu Fair pada tanggal 28-31 Januari 2016 dan berlangsung di Main Atrium Senayan City.
Oh ya SUN LIFE EDU FAIR 2016 ini merupakan semacam pameran pendidikan yang didukung Sun Life Financial yang bertujuan memfasilitasi orangtua dalam memperoleh informasi mengenai sekolah-sekolah yang bisa dipilih untuk pendidikan anak-anak mereka.
Di sampping Sun Life juga memperkenalkan diri sebagai institusi yang dapat mensupport biaya pendidikan anak-anak sejak dini. Perencanaan keuangan untuk pendidikan anak-anak tepatnya.
Saya lihat cukup banyak juga sekolah yang berpartisipasi di ajang ini. Salah satunya bekas sekolah anak-anak saya dulu. Sun Life Edu Hair 2016 juga diisi oleh pertunjukan kesenian dari berbagai SD di Jakarta. Tak ketinggalan juga ada talk show keren dari berbagai ahli pendidikan.
Saya hadir tanggal 29 Januari. Pembicara hari itu adalah Ibu Tika Bisono seorang psikolog dan penyanyi kelahiran kota Bandung. Beliau didampingi oleh Ibu Evelyn Simanjuntak selaku Head of Partnership Distribution PT Sun Life Financial Indonesia. Tema talk show “Cara Mengedukasi Anak di Era Digital”
Gadget Untuk Anak-anak – Cara Mengedukasi Anak di Era Digital
Dua pakar ini berbicara tentang efek penggunaan gadget bagi anak-anak. Kehadiran mereka dalam satu panggung seolah mengafirmasi kekuatiran sebagian orang tua: Akan dibawa kemana anak-anak kita dengan gadget canggih di tangan mereka? Apakah itu baik bagi mereka?
Memang sudah jadi rahasia umum bahwa sekarang balita pun sudah pintar menggunakan gadget. Belum pandai bicara tapi tangan mereka sudah ahli bermain di atas permukaan layar sentuh. Bahkan ada yang sampai di tahap kecanduan.
Gadget itu diberikan orang tua mereka untuk berbagai keperluan: Teman perintang waktu agar tak rewel, menemani, dan permainan. Selain tentu ada pula sisi mulia seperti agar anak-anak lebih terpacu kecerdasannya dan lebih kreatif.
Untuk sebagian ahli atau mereka yang concern terhadap perkembangan anak gadget dianggap memberi dampak kurang baik.
Setidaknya itu tercermin dari pendapat yang ditunjukan Tika Bisono yang berkali-kali menekankan tanggung jawab orang tua dalam memberikan gadget kepada anak-anak mereka. Kalau dahulu anak-anak hanya bermain boneka atau mobil-mobilan yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan teman-teman seusia, sekarang anak-anak lebih banyak bermain dengan gadget.
Terkadang gadget itu tersambung ke internet yang sulit sekali difilter, membuka peluang bagi anak-anak terekspos terhadap konten-konten orang dewasa.
Eh sebentar tak seorang pun dari orang tua yang mau anak mereka mempunyai pengalaman yang belum cocok untuk usia mereka, bukan?
Sesungguhnya sebelum memberikan gadget kepada anak, setiap ibu atau orang tua harus bersikap lebih hati-hati. Terutama terhadap Balita. Memang semua setuju bahwa teknologi membawa kenyamanan dan fleksibilitas, namun harus dipikirkan juga tentang potensial efek kesehatan dari pemakaian gadget kepada sang buah hati.
Adalah kenyataan bahwa kebanyakan dari kita tak menyadari bahwa terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar sentuh, salah satunya, dapat menyebabkan gangguan mata.
Tapi itu belum semua dari dampak buruk gawai – Cara Mengedukasi Anak di Era Digital
Saya pun pernah membaca bahwa pada tahun 2014, Asosiasi Guru di Inggris melaporkan telah terjadi peningkatan jumlah balita yang kurang keterampilan motorik yang diperlukan untuk bermain blok bangunan. Padahal mereka terampil “menggesek layar”. Setelah diselediki ternyata anak-anak ini termasuk yang “kecanduan” bermain dengan tablet dan smartphone.
Yang menjadi concern Tika Bisono adalah betapa benda pintar ini sangat pintar “mencuri masa kanak-kanak”. Padahal mereka membutuhkan aktivitas fisik dalam segala hal agar berkembang optimal. Bila anak-anak lebih suka menghabiskan berjam-jam waktu mereka bermain dengan tablet atau ponsel mereka tak punya waktu lagi untuk bergerak. Apa lagi bermain ke luar ruangan seperti taman atau aktif berinteraksi dengan teman-teman sebaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan keteramprilan sosial.
Menjadi Orang Tua Bijak di Era Digital
Tapi di era digital ini mengharamkan gawai, terutama untuk remaja, tidak pula mungkin. Sepuluh dari sepuluh remaja saat ini setidaknya punya satu ponsel. Remaja yang tak memiliki terutama jika kurang disipkan alasannya dari rumah akan mendapat pengalaman kurang menyenangkan jika mereka “berbeda” daru kawan sebaya. Jadi para orang tua memang harus punya kemampuan khusus mendidik anak-anak mereka di era digital ini.
Evelyn Simanjuntak banyak bercerita pengalamannya sebagai seorang ibu. Bagaimana ia harus berkomunikasi dengan anak-anaknya, membangun saling pengertian, membuat peraturan dan sikap tanggung jawab dalam menggunakan gawai dalam keluarga mereka.
Ini intisari pemikiran Evelyn Simanjuntak yang berhasil saya tangkap.
- Tidak ada gadget saat makan. Makan harus menjadi waktu interaksi dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga.
- Tidak ada gadget di dalam kamar mandi. Yah gimana ya, jangan anak-anak, orang tua pun sering menggunakan iPhone atau iPad saat mereka berada di toilet atau di sekitar untuk mandi. Di rumah Evelyn tidak membolehkan anak-anaknya berlaku seperti itu.
- Hari kerja terlarang untuk TV dan iPad. Karena anak-anak harus sekolah dan berbagai kegiatan setelah sekolah pun sudah menyita waktu.
- Penggunaan komputer pada hari kerja hanya untuk tugas sekolah.
- Waktu tidur gadget harus diletakan di meja khusus dan tidak boleh di bawa ke tempat tidur.
Memang begitu lah! Cara Mengedukasi Anak di Era Digital banyak tantangan. Peraturan bagian yang paling mudah. Bagian tersulit adalah menindaklanjuti, memantau, dan memberikan konsekuensi jika anak-anak tidak taat.
Dan yang paling penting lagi: Sudah kah orang tua menjadi contoh bagi anak-anaknya sendiri? Bagaimana pun seperti di singgung Tika Bisono, tak bisa berharap anak-anak akan bijak menggunakan gadget jika orang tua sendiri tak mampu melepaskan excitement ponsel pintar ini.
Terakhir, sahabat JEI yang sudah menjadi orang tua, apakah kalian memberikan gadget untuk anak-anak di rumah? Apakah mereka dipantau dalam penggunaannya? Dan paling penting lagi gimana Cara Mengedukasi Anak di Era Digital ini?
Sharing pengalaman yuuk…