Wisata Edukasi Batu Hijau –Nusa Tenggara Barat – Ketika sobat traveler memikirkan piknik, apa yang terlintas di kepala? Petualangan, gunung, laut, makanan enak, mengenal budaya baru? Apapun definisi piknik yang tersimpan di kepala wisata banyak pula bermuatan edukasi di dalamnya. – Tambang Emas Sumbawa – Batu Hijau –
Saya akan bercerita tentang wisata edukasi di Open Pit Mining Batu Hijau. Mengunjungi area reklamasi,dan melihat ruang simulasi kendaraan berat. Sekalipun lokasi piknik ini tidak seterbuka jika kita pesiar ke Tangkuban Perahu , kegiatan wisata pendidikan di Kawasan Batu Hijau harus mengikuti peraturan tertentu. Pihak PT Newmont Nusa Tenggara bersedia menerima kita sebagai tamu mereka.
Terus bagaimana rasanya pergi piknik ke area pertambangan emas dan tembaga?
Pasti unik lah. Apa lagi ini bukan tambang yang sudah tak terpakai lalu beralih jadi tempat wisata. Batu Hijau merupakan tambang yang masih beroperasi, lengkap dengan berbagai kesibukan di dalamnya.
Wisata Edukasi di Open Pit Mining
Sebenarnya apa sih yang disebut Open Pit Mining itu?
Open pit mining didefinisikan sebagai tambang terbuka. Menggali dan memotong permukaan tanah dengan memindahkan sejumlah besar batu ke tempat lain. Bertujuan mengambil bijih (ore) yang mengandung mineral berharga di dalamnya. Lubang penggalian akan terbuka sampai semua cadangan mineral habis atau berakhirnya satu kontrak karya.
Baca juga :
Nah ke sana lah saya piknik suatu siang. Sebagai travel blogger. Berdiri takjub di atas open pit Mining Batu Hijau, menyerupai mangkuk raksasa yang dalam.
Kawasan Batu Hijau Secara Umum
Kawasan Batu Hijau dengan sistem penggelaian Open Pit Mining, merupakan kontrak karya milik PT. NNT. Nah pagi pertama di Batu Hijau diawali tour ke Open Pit ini. Dari atas bentuk galian bulat dengan lingkaran-lingkaran dinding seperti obat nyamuk bakar jaman dahulu.
Tapi sebelumnya kami dibawa ke Mining Site tambang emas Sumbawa terlebih dahulu untuk menerima beberapa informasi mengenai gambaran umum tentang Batu Hijau. Kami diterima oleh Pak Budianto seorang Senior Specialist Mining Compliance, penanggung jawab standarisasi infrastruktur Batu Hijau.
Sejarah Pit Batu Hijau
Sebelumnya saya tidak mengenal istilah Pit, apa lagi cara membuat dan kegunaannya. Mendengarkan Pak Budianto menyajikan presentasi tentang Batu Hijau rasanya seperti dibawa menjelajahi lorong sejarah. Bagaimana pertambangan dibuat.
Dimulai dari eksplorasi, menebang kayu, mengupas permukaan tanah yang subur untuk disimpan di stock soil. Tanah ini nanti akan digunakan kembali saat proses reklamasi. Kemudian pada tahun 1990 mulai membuat 1 titik pengeboran pertama. Tahun 1994 sudah terlihat beberapa titik pengeboran guna meninjau deposit mineral.
Tahun 1997 wajah Batu Hijau semakin terpapar dengan dimulainya pengelupasan awal dan tahap konstruksi. Selanjutnya saya dibawa memasuki tahap pengerjaan Pit pada tahun 2002. Dari sana Pit dilebarkan sedikit demi sedikit sampai ke bentuk terakhirnya nanti dengan diameter 2.8 Km – 3 Km.
Saat ini elevasi sudah sampai di minus 240 meter (di bawah permukaan laut) dan nanti akan mencapai minus 435 meter. Wow lebar dan dalam! Karena dianggap hanya punya satu lokasi ekonomis maka Batu Hijau hanya memiliki satu Pit (Lubang) ini saja.
Batu Hijau Menambang Emas dan Tembaga
Saya pikir selama ini menambang itu adalah pekerjaan mudah. Gali bukit atau pegunungan, tebas batu, hancurkan, leburkan emas, jadi deh kalung atau cincin emas yang saya kenakan.
Siapa sangka ternyata proses penambangan ruwet dan berliku seperti hatimu yang sedang kusut. Terutama industri tambang legal yang harus taat pada semua undang-undang dan peraturan. Mereka tidak serta merta boleh membuka tanah lalu menggali dan membuat Pit.
Terdapat puluhan bahkan ratusan proses awal yang dilakukan tambang emas Sumbawa ini. Membuat saya mengerti mengapa penambangan jadi industri mahal. Setelah beres semua urusan dengan pemerintah, operasi tambang itu sendiri diawali oleh perencanaan tambang yang disebut dengan pemodelan geologi. Ini untuk mengetahui lokasi mineral berharga dan seperti apa pula distribusinya.
Pak Budianto memperlihat gambar contoh distribusi batu dengan kadar tembaga 5 persen. Artinya terdapat 5 kilogram tembaga dari tiap ton batuan. Semakin dekat dengan permukaan tanah kadar logamnya semakin kecil.
Open Pit Batu Hijau
Penjelasan dari Pak Budianto membuka beberapa selubung di otak saya. Namun tetap saja butuh waktu lama untuk mencerna. Dengan pengetahuan samar-samar itu saya mengikuti teman-teman kembali bus untuk mengunjungi Sang Primadona, wisata edukasi di Open Pit Batu Hijau.
Wisata edukasi di tambang emas Sumbawa dimulai dari menyusur lahan luas. Jlan bertabur kerikikil halus. Di kiri atau kanan terlihat tebing-tebing yang sudah terkelupas. Ada juga tumpukan-tumpukan batu menyerupai bukit. Mereka dianggap sebagai waste karena tidak mengandung ore. Semua tertata rapi. Sekitar 15 menit kemudian sampai lah di satu cerukan maha besar. Kalau teman-teman melihatnya lewat peta satelit Google bentuknya seperti obat nyamuk yang saya sebutkan tadi.
“Selamat datang di Open Pit Batu Hijau” Bisik saya pada diri sendiri. Untuk mengamati di sediakan satu menara pandang yang di sebut Look Out Pondok.
Open Pit Batu Hijau dari dekat bentuknya persis seperti mangkuk. Dindingnya miring dengan teras-teras (bench). Masing-masing dengan ketinggian 15 meter, kemiringan 65-70 derajat, tampak seperti spiral-spiral yang mengelilingi lingkar mangkuk.
Di dasar mangkuk terlihat genangan air berwarna kebiruan. Walau dari jauh kemiringan terlihat merata, aslinya tak demikian. Kemiringan dibuat berbeda mengikuti jenis batuan yang beragam dan struktur geologi yang berbeda di Batu Hijau. Karena itu lah lubang ini dibagi beberapa domain.
Contohnya domain utara (domain satu) yang didominasi batuan Zeolit dimana kondisinya terlapukan yang membuat warnanya lebih coklat dari yang lain. Jadi kemiringan disini harus dibuat lebih landai dibanding sisi lain yang batuannya lebih kuat.
Kemudian saya lebih memahami lagi mengapa tembaga dan emas itu jadi inceran para pencuri. Iya harganya mahal, bok! Nah untuk menghadirkannya siap dipakai biaya operasi penggalian ternyata tidak murah. Contohnya untuk pit ini saja tak cukup hanya menggunakan model data geologi dan geoteknik yang melibatkan ilmuwan. Tapi juga harus menggunakan data harga logam yang sedang berlaku.
Berikut Foto-Foto Wisata Edukasi di Open Pit Batu Hijau
Itot dan Lepasnya Stigma Gender Pekerja Tambang
Untuk mengangkut batuan dari dalam pit menuju crushesr dibutuhkan kendaraan super besar, haul truck. Dengan tinggi 6 meter, lebar 7,5 meter, panjang 13 meter, berkapasitas 240 ton sekali angkut, wajarkan bila kesan yang ditimbulkannya macho sekali. Bannya saja mungkin tiga kali dari tinggi tubuh saya. Dan PT NNT mempunyai 111 alat semacam ini.
Yang menarik adalah PT Newmont Nusa Tenggara telah melepas stigma gender dalam hal penempatan karyawan tambang emas. Wanita tidak melulu ditemukan di kantor tapi juga di lapangan bersama rekan-rekan pria mereka. Kehadiran wanita muda bernama Ritawati atau dengan panggilan akrab Itot salah satu contoh.
Baca juga
Bersama 7 orang rekan wanita lain Itot membuat area tambang dapat sentuhan feminim. Hebatnya sekalipun tubuh Itot kekar, tidak membuat ia berpenampilan macho. Padahal setiap hari bolak-balik naik turun pit. Membutuhkan waktu 40 menit sekali jalan. Duduk di belakang kemudi kendaraan raksasa itu tetap membuat Itot sebagai layaknya wanita feminim. Ia berjilbab, tertawa, menampilkan sosok perempuan cantik dengan bedak dan gincunya.
Tak heran kan begitu mengetahui kehadiran Ritawati diantara kami, teman-temanpun segera menyerbu dengan berbagai pertanyaan. Kok ya bisa-bisanya ia melamar pekerjaan “penuh kekerasan” seperti itu? Dan telah berlangsung selama tiga tahun pula? Apa tidak takut? Apa keluarganya mengijinkan?
Bukannya Itot tidak tidak takut. Apa lagi saat hujan deras dan jalanan menjadi licin, tantangan pekerjaan pun kian meningkat. Tapi memang begitu lah, untuk profesi yang ia cintai rasa takutnya berubah menjadi kehati-hatian mengikuti standar keselamatan yang sudah ditetapkan NNT. Sedang dari keluarga tidak ada larangan walau sempat membuat ibunya shock saat tahu pertama kali.
Mengupas dan Menggali Tanah Untuk Penambangan Emas
Isu utama dalam setiap penambangan adalah dampaknya terhadap lingkungan. Bagaimanapun penebangan pohon-pohon dan mengelupas permukaan tanah untuk menyimpan puing-puing harus dilakukan? Belum lagi kegiatan menggali yang menimbulkan perlukaan terhadap wajah bumi.
Ada bahaya mengintai seperti erosi. Dampak buruk dari lubang-lubang pembuangan limbah , hilangnya keanekaragaman hayati, kontaminasi terhadap tanah, air, dan sungai oleh bahan kimia yang digunakan dalam proses pertambangan. Potensi kerusakan lingkungan berikutnya adalah pencemaran akibat kebocoran bahan kimia yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan penduduk lingkar tambang. Lalu punahnya beberapa jenis hewan yang mendiami kawasan tersebut.
Tapi tentu saja mengambil kandungan mineral berharga yang terdapat di dalam kawasan tersebut juga tidak salah. Peradaban kita tidak akan seperti sekarang tanpa hasil penambangan ke dalam perut bumi. Logam, minyak, dan batu bara telah membuka gerbang terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menghantar kita ke pintu seperti sekarang.
Tambang Batu Hijau Menghijaukan Kembali Lahan Yang Sudah Dibuka
Untuk meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan, negara terlibat terlibat dalam berbagai aspek. Melahirkan undang-undang lingkungan dan mengawasi penerapannya. Undang-undang mewajibkan tiap perusahaan pertambangan mengikuti kode etik tata lingkungan, rehabilitasi, sekaligus memastikan daerah bekas ditambang dikembalikan dan ditutup seperti ke keadaan semula.
Tanpa harus menunggu semua operasi selesai, PT. Newmont Nusa Tenggara langsung mereklamasi lahan-lahan yang sudah tidak digunakan. Mereka menyebutnya sebagai program penataan ulang. Salah satu area reklamasi itu adalah East Dam Tongoloka yang terletak Kecamatan Sekongkang. Ke sana lah destinasi kedua wisata edukasi Batu Hijau yang kedua hari itu.
Di dalam presentasi sebelumnya pak Buadianto sudah menjabarkan bahwa saat pembukaan lahan mereka menyimpan tanah kerukan di soil stock pile. Tujuannya untuk reklamasi. Hari itu kami dibawa memasuki East Dam Tongoloka yang menggunakan tanah dari soil stock pile tersebut. Digunakan untuk menimbun waste stock pile- batu-batu sisa pertambangan yang tak mengandung logam berharga- yang telah ditata membentuk bukit-bukit dengan kemiringan tertentu.
East Dam Tongoloka Ini adalah satu bagian dari 770 Ha yang telah direklamasi oleh PT NNT. Kegiatannya sendiri sudah dimulai tahun 2005. Menanam kembali ratusan jenis pohon asli kawasan ini. Pemandangannya jadi permai.
Di sebelah kanan terlihat tumpukan batu dengan cerukan dalam ke bawah. Sementara di sebelah kiri hutan hijau dengan latar belakang langit biru bersih. Beberapa ekor elang bondol terbang beriringan, hilang timbul diantara tajuk pepohonan. Terdapat sekitar 178 jenis burung di kawasan Batu Hijau.
Wisata Edukasi – Melihat Kembalinya Satwa Endemik
Begitu lah. Menghijaukan kembali alam melalui reklamasi, telah membuat beberapa satwa kembali menemukan habitatnya. Selain burung elang bondol yang saya lihat tadi, terdapat beberapa satwa lain dalam lahan hutan reklamasi ini. Antara lain monyet, ayam hutan, babi hutan dan beragam burung seperti blekok sawah, elang alap-alap coklat dan kakaktua jambul kuning. Yang terakhir dikenal sebagai satwa endemik di hutan kawasan Sumbawa Barat.
Melihat penampilannya saya tidak mengira bahwa hutan di sebelah kiri itu adalah hutan reklamasi. Vegatasinya padat dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi.
Mengembalikan hutan seperti sedia kala ternyata tidak murah. Sekali reklamasi yang meliputi sekitar 30 hektare lahan butuh biaya sekitar USD 7 juta. Digunakan untuk menata ulang kontur tanah, membeli pupuk, bibit tanaman, dan ongkos tenaga kerja.
Melihat Proses Reklamasi – Wisata Edukasi Batu Hijau
Proses reklamasi itu berlangsung seperti ini: Di tahap awal membentuk kontur lahan dengan kemiringan 21 derajat. Setelah itu ditimbun dengan sub-soil, dipadatkan hingga dapat ketebalan tanah 2.25 meter di bagian lereng dan 2 meter di bagian flat area.
Sebagai media tumbuh tanaman, di atas permukaan sub-soil ditambahkan top soil dengan ketebalan setengah meter. Untuk mencegah longsor saat hujan top soil di tutup jaring coconet yang terbuat dari sabuk kelapa. Setelah itu baru di semprotkan bibit tanaman cepat tumbuh seperti padi. Setelah top soil semakin subur baru ditanam pokok tanaman keras seperti pohon Ipil (Merbau) atau tanaman lain penghuni habitat asli Hutan Sumbawa.
Sebelas tahun tahun kemudian saya menyaksikan sendiri hutan reklamasi itu sudah kembali hijau royo-royo.
Simulasi Haul Truck – Wisata Edukasi Batu Hijau
Selama mengikuti kegiatan Newmont Bootcamp Batch 5, di tambang Emas Sumbawa, hari-hari memang padat oleh wisata pendidikan. Di hari pertama tanggal 15 Februari, 3 destinasi yang kami sambangi. Open Pit, Area Reklamasi, dan sekarang tiba saatnya mengunjungi gedung Simulasi.
Di tempat mbak Itot berlatih menggunakan simulator selama satu bulan. Setelah dinyatakan lulus dan mendapat SIM khusus baru diijinkan mengendarai haul truck yang sebenarnya di lapangan tambang emas Sumbawa ini.
Saya sendiri tidak ikut mencoba simulasi tapi mengamati saat teman-teman melakukannya. Dari hal yang serius tiba-tiba ruang simulasi berubah jadi semacam ruang game yang heboh.
Saya mengamati satu persatu aksi mereka yang mencoba simulator. Ada yang sangat berhati-hati membawa kendaraannya, seolah benaran sedang “melamar” jadi pengemudi ke Newmont. Apa lagi saat hujan yang membuat jalan terjal itu jadi licin, terpeleset sedikit saja akan membuat kendaraan berharga milyaran itu terperosok ke tebing bersama seluruh muatan dan pengemudinya.
Entah bagaimana jadinya bila kendaraan bermuatan batu 240 ton itu benaran terguling sampai terguling atau membentur dinding Pit yang terjal. Tapi yah namanya “anak-anak” yang sedang bermain, ada juga yang dengan sengaja menabrakannya ke tebing. “sok atuh ini kan cuma simulasi” Katanya. Dan melihat hasilnya siapapun takan mengiinginkan itu terjadi di lapangan.
Begitu lah sekelumit pengalaman hari pertama mengikuti Newmont Bootcamp 5.