Eviindrawanto.Com – Kamu baru saja mendarat di Pulau Manimbora. Sering juga disebut Spongebob Island karena bentuknya digadang-gadang mirip Bikini Bottom, tempat tinggal tokoh cartoon ngehits itu. Pulau itu terpencil dan tidak berpenghuni. Di sekelilingmu hanya pantai berpasir putih. Ombak kecil bergulung dari hamparan air biru tosca. Dan batas pandang jatuh ke batas cakrawala. Tapi di sini kamu belum merasakan misteri Pulau Manimbora.
Beranjak lebih ke dalam, daratan yang disebut pulau itu ternyata hanya sejumput pasir bertanah. Ditumbuhi beberapa pokok kelapa dan semak belukar.
Tiba-tiba matamu bersirobok dengan tulang-belulang manusia. Sebagai anak kota wajar jika reaksi pertamamu adalah bahwa itu alat peraga pendidikan yang entah kenapa ditinggalkan anak-anak nakal di sana.
Tapi setelah berdiskusi dengan temanmu dan mengamati lebih cermat, bahkan menyentuhnya untuk memastikan, kamu yakin bahwa itu bukan alat peraga pendidikan. Tengkorak, tungkai-tungkai dan tulang rusuk itu terlalu detail sebagai alat pendidikan yang tertinggal di sini. Itu pasti tulang belulang manusia. Lantas apa yang muncul di kepalamu kemudian?
Selamat datang di Misteri Pulau Manimbora
Manimbora Island Berbau Misteri
Pulau Manimbora sering juga disebut sebagai Spongebob Island. Pemberian nama dari seorang turis yang pernah datang ke tempat ini. Menurutnya pulau cantik yang tengah terkikis ini mirip dengan Bikini Bottoms, tempat tinggal anggota Spongebob.
Jika masa remajamu dilewatkan dengan buku-buku cerita petualangan seperti Lima Sekawan, Hardy Boys, dan bahkan Agatha Christie, wajar kan jika kedatanganmu di Manimbora Island membuat imajinasimu menggila? Bayang kan perasaanmu melihat tiba-tiba melihat tumpukan tulang belulang manusia.
Kamu akan berpikir bahwa kerangka yang tergelatak tidak berdaya itu adalah korban pembunuhan. Dimana lagi tempat paling pas menghilangkan jejak kriminal kalau bukan di pulau seterpencil ini? Perahu yang lewat di sini cuma dalam hitungan jari. Bagus kalau ada yang melintas satu kali saja sehari.
Atau mungkin mereka adalah korban bajak laut? Kapal atau perahunya di rampok dan orangnya dibunuh? Atau kah kapal nelayan yang tenggelam karena badai lalu mayatnya disapu ombak sampai ke pulau ini? Karena Tidak seorangpun yang menemukan mayat mereka akhirnya membusuk dan yang tinggal hanya tulang-belulang.
Pokoknya apapun yang muncul dari imajinasimu, akhirnya menyadari bahwa tumpukan tulang-belulang tersebut pernah jadi anggota masyarakat. Mereka pernah dilahirkan, punya keluarga, nama dan profesi. Jadi tak terhindarkan membangkitkan rasa iba dari dalam hatimu. Kok ya ngenes banget mereka berakhir seperti ini?
Tapi hanya sejenak. Karena cerita-cerita magis terhadap kematian langsung mengambil alih. Lantas bulu kuduk pun meremang. Sampai-sampai Mbak Dyah Pamela seorang jurnalis yang terbiasa menjelajah gunung yang sepi itu menarik tangan saya, mengajak agar segera pergi dari sana. You can’t help!
Saat menyadari serakan tulang tersebut milik manusia, aura sekitar langsung berubah jadi mistis.
Kuburan di Pulau Manimbora
Tapi disela rasa takut terselip rasa ingin tahu. Rasa yang apa bila kau beri ruang disudut hatimu ia membuat perjalanan lebih berkesan. Mengedar tatap ke selingkar, ternyata tak jauh dari tumpukan tulang belulang terdapat beberapa papan menancap dari dalam tanah. Rupanya nisan pemakaman dari kayu. Bentuknya berbeda dari yang biasa kamu kenal. Ada nisan pipih yang dipangkas runcing di atasnya dan diukir. Ada pula nisan bulat berukir menyerupai mahkota.
Belum lagi rasa terkejut hilang saat berpaling ke sebelah Barat pandangan kian jernih. Yang tadi disangka semacam gazebo atau bangku pandang yang diperuntukan bagi wisatawan untuk menatap laut ternyata adalah sebuah pusara. Tapi yang ini lebih istimewa. Kuburan di Pulau Manimbora ini berada dalam cungkup, diberi kelambu kuning dan dikelilingi pagar kayu. Bahkan masih terlihat beberapa benda yang bisa perkirakan sisa ritual.
Sementara bangunan semen dari pusara sudah porak-poranda akibat gelombang laut. Di antara reruntuhan batu dan semen kamu menemukan pecahan keramik bermotif Cina. Kamu juga berpikir itu bahwa itu sisa dari peralatan ritual di pusara ini.
Berarti tempat ini masih diziarahi. Masih ada kerabat atau orang yang mencintai mereka dengan nyata yaikni mendatangi makam ini dan mendoakan. Alhamdulilah!
Merapat di Manimbora
Hari itu tanggal 16 Mei 2016, perjalanan terakhir kami dari serangkaian trip Meet and Trip Derawan Fisheries 05. Kami dalam perjalanan kembali menuju Derawan dari Labuan Cermin. Letak Pulau Manimbora sekitar 1 jam lebih perjalanan dari Labuan cermin.
Badan mulai lelah karena sudah hampir seminggu naik turun kapal, berendam air laut dan air tawar secara bergantian. Dan baju selalu kering di badan. Saat hampir jatuh tertidur tiba-tiba perahu motor kembali merapat. Kali ini ke tepi pulau mungilyang dinamai Spongebob Islan oleh seorang turis asing. Turis yang jadi tamunya Bang Apoy (Harry Gunawan) mengatakan bahwa Pulau Manimbora mirip dengan Bikini Bottom, kota di bawah laut Pasific, tempat tinggal para tokoh animasi SpongeBob.
Pesona Pulau Manimbora
Selama berada di Derawan saya tidak menemukan satupun pulau yang tidak cantik. Dan Manimbora cantiknya unik. Selain sebaran tulang belulang manusia atau lokasi kuburan yang terletak di sebelah barat tadi, pulau hanya seluas 2 ha ini salah satu yang tak akan saya lewati di Derawan. Tak masalah betapapun lelahnya badan.
Baca posting sebelumnya : Menginap Asyik di Derawan Fisheries
Coba saja. Hamparan gradasi warna laut, jernihnya air, pantai berpasir putih dengan batas cakrawala berakhir di kaki langit. Cobalah berkeliling mengitari pulau. Ia seperti wajah seorang gadis cantik yang setiap lekuknya mempesona di dalam foto. Ada pohon kelapa berlatar langit biru atau yang tergolek ke dalam laut karena akarnya tercerabut akibat abrasi. Tak jauh terlihat satu pulau kecil yang tak menyisakan apa-apa lagi selain sisa terakhir dari tanaman bakau. Mestinya suatu kala pulau itu jadi bagian dari Manimbora. Saya memastikan tak lama lagi pulau tersebut akan menghilang. Sebab tanaman bakau penghuninya sudah terendam sampai ke pinggang. Beberapa bangau putih mengepakan sayap dan terbang diantara dedaunan bakau. Dan terusan lain dari Manimbora adalah Pulau Gosong atau Gusung lewat bahasa setempat. Dua lahan ini menambah kesan kehampaan pada Pulau Manimbora.
Video Pulau Manimbora
Misteri Tulang Belulang
Tulang-belulang manusia yang terserak di tepi pantai Manimbora terus menggelayuti pikiran saya sampai kembali ke kapal. Maklum sebelumnya Bang Apoy tidak memberi peringatan apapun tentang kuburan dan kisah yang pernah terjadi di pulau ini. Fokus kami mampir di Manimbora adalah untuk menikmati view-nya yang menawan.
Sekembali ke kapal tentu saja teman-teman heboh bertanya. Pemilik Derawan Fisheries Cottage, sponsor perjalanan ini, generasi kelima anggota suku Bajau, penduduk asli Pulau Derawan yang berasal dari Sulu Philippines ini, tertawa. Entah apa yang ia pikirkan, mungkin senang karena berhasil mengagetkan sebagian dari kami.
Baca juga : Tehe-Tehe Makanan Asli Suku Bajau
Bang Apoy menceritakan bahwa tulang belulang, nisan-nisan, pekuburan yang kami lihat tadi adalah milik masyarakat Pulau Balikukup. Sekelompok masyarakat Suku Bajau, mendiami pulau seluas kurang lebih 28.2 ha yang terletak di seberang Manimbora.
Misteri Pulau Manimbora dengan tulang belulang itu bukan korban kejahatan. Apa lagi cerita misteri yang tadi sempat melintas di kepala saya. Manimbora memang tanah pekuburan bagi warga Balikukup. Tulang belulang tadi berasal dari pusara terbongkar akibat dampak abrasi pantai. Pusara paling bagus atau yang berkelambu kuning tadi milik tokoh masyarakat atau semacam wali dalam masyarakat Balikukup.
Baca juga :
- Derawan Fisheries Cottages, Villa di Atas Air
- Taman Laut di Sabah Malaysia
- Ustano Rajo Alam Pagaruyung Minangkabau
- Pulau Maratua Yang Wow Banget Untuk Didatangi
- Mengenal Adat Lampung Lewat Pawai Budaya Festival Krakatau
Yang menarik dari cerita Bang Apoy adalah tulang belulang tersebut banyak yang kembali ke Balikukup. Dan dipercaya oleh penduduk bahwa yang bersangkutan rindu pada kampung halamannya. Biasanya akan dikumpulkan dan dikubur kembali ke Manimbora. Tapi sebanyak yang dikubur kembali sebanyak itu yang pulang kembali untuk menemui sanak saudara mereka.
Terakhir
Sebelum menulis pos ini saya melakukan riset kecil-kecilan di Internet. Bentuk nisan yang terlihat di Manimbora mirip dengan nisan Suku Bajau Muslim di Malyasia. Mengingat kawasan geografis mereka berdekatan, menurut perkiraan saya mereka adalah masyarakat penyandang adat yang sama.
Letak Pulau Manimbora
Untuk sampai di Pulau Spongebob or Manimbora Island dan ikut melihat misterinya ini, traveler harus terbang ke Bandara Sultan Aji Muhammad di Balik Papan Kalimantan Timur. Sewa mobil atau cari tumpangan menuju Pelabuhan Tanjung di Kabupaten Berau.
Dari sini harus naik speedboat menuju Pulau Derawan. Di Derawan cari operator atau bisa menyewa kapal lagi untuk ke Pulau Manimbora. Biasanya sekalian jalan ke Labuan Cermin.
Ingin ke Derawan? Silahkan kontak ponsel di bawah:
Harry Gunawan (Derawan Fisheries Cottages Owner) Water Cottages & Tour Operator Mobile: 0813 51319338 Email: [email protected]