Nonton Ogoh-Ogoh Bali di Bale Banjar Semawang- Sepuluh anak usia kelas 1 sampai 4 SD mengusung rangka bambu persegi panjang yang diatasnya terdapat patung raksasa berwajah seram. Sambil melantunkan yel-yel berbahasa Bali mereka berjalan ke tengah arena sambil menggoyang-goyangkan bambu seperti gerakan ombak. Tapi tiba-tiba gdubraakkk… patung raksasa tersungkur dan jatuh. Selamat datang di Bale Banjar Semawang – Sanur Bali. Tempat perjumpaan dengan Ogoh-Ogoh Rangda dan menyaksikan tafsir Cerita Calon Arang masyarakat Bali.
Ogoh-Ogoh Bali Menarik Minat Wisatawan
Jantung ekonomi Bali adalah industri pariwisata. Keindahan alam, keunikan budaya, dan karakter penduduknya yang khusus telah menempatkan Bali sebagai pintu masuk utama wisatawan manca negara ke Indonesia. Tak heran Bali sudah beberapa kali kali mendapat penghargaan dari berbagai lembaga dan asosiasi dunia sebagai destinasi pariwisata terbaik di dunia.
Tapi tentu saja mahkota pariwisata Indonesia ini tidak boleh berdiam diri. Sebab rancangan industri pariwisata Indonesia sekarang tidak hanya fokus ke Bali. Daerah tujuan wisata lain terus bermekaran baik tingkat Propinsi, Kabupaten, bahkan kecamatan. Indonesia sedang berbenah untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu penunjang perkembangan ekonomi.
Baca juga TEMPAT ROMANTIS YANG WAJIB DIKUNJUNGI SELAMA MENGINAP DI HOTEL DI NUSA DUA BALI
Masyarakat Bali pun terus meningkatkan layanan agar kue mereka tidak tergerus begitu saja. Salah satunya adalah membuat berbagai event tahunan yang salah satunya adalah festival ogoh-ogoh. Apa lagi menjelang Hari Raya Nyepi bisanya Bali agak sepi. Dengan Festival Ogoh-Ogoh diharapkan kunjungan wisatawan tetap bertahan.
Dan bagi Bali tidak sulit mengemas budaya mereka yang sesuai untuk kebutuhan industri pariwisata. Bahkan yang menyangkut keagamaan tanpa merendahkan kepercayaan yang suci.
Baca juga : Upacara Meprani di Balai Banjar Semawang – Sanur
Seperti teman ketahui banyak ritual penyucian diri yang dilakukan masyarakat Hindu Bali menjelang hari raya Nyepi. 2 sampai 4 hari sebelum hari H mereka menyucikan perangkat peribadahan lewat upacara Melasti. Lalu 1 hari beriktunya ritual Bhuta Yadnya yaitu suatu rangkaian upacara yang termasuk di dalamnya Meprani dan Pawai Ogoh-Ogoh. Nah dari sana saja sudah menumbuhkan minat wisatawan.
Ogoh-Ogoh Rangda
Tahun ini saya beruntung sekali. Seperti cerita dalam pos Melihat Bali Dari Dalam, pada hari pengerupukan ikut
nonton festival ogoh-ogoh 2016 bersama masyarakat Mel Sanur di Bale Banjar Semawang. Melihat dari dekat, mulai dari persiapan sampai pawai membuat saya sedikit memahami arti upacara ini bagi masyarakat Bali.
Ogoh-ogoh sendiri adalah karya seni patung yang mewakili kepribadian Bhuta Kala, simbol dari kekuatan alam semesta dan waktu. Wujudnya raksasa dengan tubuh dan wajah menyeramkan.
Ogoh-ogoh awal rangkanya terbuat dari bambu kemudian dibalut jerami dan di kenakan pakaian putih. Makin kesini bahannya bervariasi mulai dari styrofoam sampai bubur kertas. Karena styrofoam yang tidak ramah lingkungan sekarang bahan tersebut mulai ditinggalkan dan menggantinya dengan bubur kertas yang dikeraskan.
Begitupun pakaian ogoh-ogoh semakin berwarna-warni mengikuti kreativitas kelompok penggagas.
Baca juga : (Review) Sukun Bali Cottages
Saat menepi pertama kali di Banjar Semawang saya belum punya ide lebih dalam tentang ogoh-ogoh ini. Memang hampir sebagian besar Budaya Bali masih asing bagi saya. Kalau melihat dari Youtube hanya arak-arakan patung raksasa berwajah tak menyenangkan. Apa misi dan mengapa diadakan sesaat menjelang Hari Raya Nyepi tak terpikir sama sekali.
Nah saat terlihat spanduk yang mengabarkan bahwa pawai ogoh-ogoh mengambil cerita Calon Arang, di depan Banjar Semawang saya membuka ponsel dan mencari tentang cerita rakyat ini. Menurut Tozan Mimba yang mengundang saya ke tempat ini, tema berganti setiap tahun. Bila festival ogoh-ogoh 2016 ini tentang Cerita Calon Arang, tahun berikutnya panitia akan mengganti dengan cerita rakyat lainya.
Bagaimana Cerita Calon Arang itu? Mari kita kembali ke Cerita Rakyat Bali
Pada zaman pemerintahan Raja Airlangga di Kerajaan Kediri pada abad ke-14 tersebut lah seorang ibu yang dipanggil Calon Arang. Ibu ini sakti mandra guna. Ia ditakuti karena menguasai ilmu pengeleakan atau ilmu hitam. Ibu ini juga seorang penulis dengan melahirkan 4 buku Lontar tentang Leak.
Calon Areng bernama asli Dayu Datu berasal dari Desa Girah yaitu Desa pesisir yang termasuk dalam wilayah Kerajaan Kediri.
Calon Arang berstatus janda sehingga sering disebut Rangda Nateng Girah. Rangda artinya janda, nateng artinya penguasa. Jadi Rangda Nateng girah artinya Janda Penguasa Desa Girah.
Dalam mitologi Bali Rangda juga adalah ratu dari para leak. Makhluk menakutkan ini sering menculik dan memakan anak kecil. Rangda juga memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.
Baca juga 6 Spot Instagramable Pantai Pandawa Bali
Calon Arang mempunyai seorang anak bernama Diah Ratna Manggali yang berwajah rupawan. Sayangnya tak seorangpun pemuda yang mau melamar untuk dijadikan istri. Selidik punya selidik ternyata Manggali dicurigai mewarisi ilmu leak dari ibunya dan bisa pula ngeleak.
Jadi Siapa pula yang berani meminang kan? Pasti takut lah. Bagaimana kalau Manggali sedang bad mood bisa-bisa sang suami jadi monyet hutan nanti.
Ratu Leak pun Beraksi
Tapi itu semua fitnah belaka. Diah Ratna Manggali tak ubahnya seperti gadis lain, anak yang baik. Keistimewaannya cantik rupawan dan kekurangannya adalah punya ibu yang ditakuti warga desa.
Mendengar fitnah yang tidak berdasar ini tentu saja membuat Calon Arang mendidih. Sesakti-saktinya ia, hatinya tetap lah seorang ibu. Ingin anaknya menikah, mempunyai keluarga dan bahagia. Ibu mana yang tahan membayangkan putrinya yang jelita ini akan hidup seorang diri seumur hidupnya?
Itu lah alasannya membalas dendam kepada rakyat Kediri.
Emang dasar ya Calon Arang berhati jahat, bersama murid-muridnya ia mulai menebar kutuk kepada seluruh rakyat Kediri berupa penyakit yang berujung pada kematian.
Kabar keganasan Calon Arang akhirnya sampai ke telinga Raja Airlangga. Ia memerintahkan seorang pandai Sakti bernama Ki Patih Madri untuk membinasakan Calon Arang.
Sayangnya Ki Patih kalah dalam misinya.
Calon Arang Khianati Menantu
Akhirnya dikirim lah Mpu Bharadah sebagai senjata pamungkas. Ia menggunakan ilmu sakti paling kuno sejagad, setua umur manusia itu sendiri, yakni tipu muslihat.
Ia kawini Ratna Manggalih kemudian begitu dapat kesempatan ia curi rahasia kesaktian Calon Arang.
Festival Ogoh-Ogoh Mel Sanur di Banjar Semawang Bali
Jadi begitulah pada Sandi Kawon ( sore menjelang malam sebelum Nyepi). Masyarakat Hindu Bali melakukan ritual Mage Gobok yaitu mengelilingi pekarangan rumah sambil membawa obor, memperdengarkan bunyi-bunyian, dan memercikan tirta suci sekeliling. Gunanya menetralisir kekuatan negatif atau kejahatan.
Setelah itu bersama dengan ogoh-ogoh mereka bergerak keluar halaman. Lalu secara bersama-sama dengan penduduk banjar lainnya mengaraknya di jalan raya dan menuju ke suatu tempat. Pada akhir acara, sekitar pukul 12 malam, semua ogoh-ogoh akan dibakar. Semua lampu dimatikan dan Nyepi pun di mulai.
Festival Ogoh-Ogoh 2016 ini diselenggarakan oleh lima Banjar yang tergabung dalam Mel Sanur. Mereka adalah Banjar Batujimbar, Banjar Tanjung, Banjar Blanjong, Banjar Betngandang, dan Banjar Semawang. Diadakan setiap tahun dengan bergiliran setiap banjar. Tahun ini yang jadi tuan rumah adalah Banjar Semawang.
Baca juga selengkapnya tentang: Budaya Indonesia
Dari nonton ogoh-ogoh Bali ini saya bersekimpulang bahwa hampir seluruhnya dikerjakan oleh kaum muda. Kalaupun melibatkan kaum tua hanya lah sebagai penasehat atau koordinator. Menurut saya ini sebuah transformasi tradisi yang sangat mulus. Kelak anak-anak dari generasi muda ini pun akan meneruskan pekerjaan ayah atau ibu mereka. Tidak perlu belajar atau diperkenalkan karena sosialisasinya telah berlangsung sejak kecil dan setiap hari.Â
Ah soal melestarikan adat istiadat, Bali memang patut dipujikan.
Berikut Beberapa Foto Nonton Ogoh-Ogoh Bali dengan Tema Rangda atau Calon Arang
Pawai Ogoh-Ogoh Rangda dari Lima Banjar di Bali
Sesuai temanya, Calon Arang, maka para peserta pawai ogoh-ogoh rangda dari 5 lima banjar mengikuti fragmen-fragmen yang terdapat dalam cerita. Dengan sabar mereka berkumpul di sebelah timur panggung. Setiap banjar membawa ogoh-ogoh utama, berpanampilang paling menyeramkan, dengan beberapa ogoh-ogoh pendamping.Â
Berikut urut-urutan penampilan dengan judul masing-masing :
A. Banjar Batujimbar : Geseng Waringin.
Ogoh-ogoh pendamping :
- Walunateng Dirah
- Celuluk Sisya Sang Murka
- Jatna Ngalaran Ajian Ugig
- Sanghyang Sandikala
Foto kegembiraan anak-anak dalam Festival Ogoh-Ogoh Bali
B. Banjar Tanjung : Jaya Dijaya Ki Balian Batur
Ogoh-ogoh pendamping:
- Celurang
- Sang Kalika Maya
- Ratna Manggali
C. Banjar Blanjong : Ngelekas Penestian Legu Gondong
Ogoh-ogoh pendamping:
- Tawur Kesanga
- Lenda-Lendi
- Celuluk Duka
- Bererong Alas
- Dadong Cincin
- Panugarahan Sang Hyang Durga
D. Banjar Betngandang: Kalika Maya
Ogoh-ogoh pendamping:
- Rangda Duta
- Celuluk Poleng
- Durga Kali
- Pemangku Katundung Nating Dirah
- Ke Utus Rarung
E. Banjar Semawang: Niscaya Lingga Nircaya Lingga
Ogoh-ogoh pendamping:
- Rarung
- Dadong Sudamala Memunyah
- Kalika Maya
- Sang Dewi Datu
Sekitar pukul setengah dua belas malam seluruh peserta pawai menuntaskan pekerjaan mereka. Nonton Ogoh-Ogoh Bali pun usai. Terbersit rasa puas dan bahagia pada wajah setiap orang. Kebahagiaan jadi meningkat bagi kontingen yang memperoleh juara pertama. Begitu pun yang mendapat door prize berupa voucher hotel dan restoran yang bertaburan sepanjang acara berlangsung.
Satu persatu mengundurkan diri. Berhubung cuaca tidak mengijinkan, angin bertiup agak kencang sementara cottages di sepanjang pantai Sanur terbuat dari kayu, pembakaran ogoh-ogoh rangda Mel Sanur tahun ini ditiadakan.
Saya beringsut kembali menuju Sukun Bali Cottages, tempat menginap, sebelum lampu-lampu jalanan dimatikan.
Nonton Ogoh-ogoh Bali di Bale Banjar Semawang memberik saya satu pemahaman baru tentang kebudayaan Bali. Membuat jatuh cinta. Dan ingin kembali ke sana.
Gimana dengan teman-teman, pernah lihat pertunjukan Ogoh-Ogoh Bali juga kah?
Salam,