Bermalam di Bandara Kuala Lumpur – Dari awal sudah tahu bahwa rencana wisata kali ini sedikit ambisius. Apa bukan ambisius namanya bahwa dengan waktu hanya 10 hari memilih dua negara ASEAN? Pertama terbang ke Hanoi di Vietnam Utara kemudian terbang lagi ke Ho Chi Minh City di Selatannya. Setelah beberapa hari kemudian menyambung dengan bus menuju Kamboja. Rombongan berisi dua orang ibu-ibu, dua bapak-bapak yang tidak muda lagi. Untungnya terdapat seorang gadis muda sehingga perjalanan ini terkesan lebih ceria.
Pada hari yang ditentukan pukul 17.00 WIB kami sudah sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Dua hari lagi Hari Raya Idul Fitri. Jadi biasanya saja jika terminal penerbangan domestik dipadati penumpang. Untuk lah Counter check in Airasia berada di terminal 3 penerbangan International sepi. Tidak pakai antri kami langsung check in. Setelahnya saya buka dan biar nggak lapar mampir dulu di Bakmi Gajah Mada. Saya menikmati mie Gajah Mada spesial dan suami dan air memilih nasi goreng.
Nah sekitar pukul delapan kurang lima belas kami sudah duduk di zone 6 untuk siap terbang ke Kuala Lumpur. Pesawatnya sendiri AirAsia berangkat pukul 08.30.
Penerbangan ke Kuala Lumpur ini dengan boarding time 19.50. Baru saja mengatakan pada Adit yang bertanya lewat WA apakah pesawatnya reschedule yang saya jawab tidak, lima menit kemudian terdengar pengumuman bawa penerbangan dari Singapore yang pesawatnya akan digunakan telat sekitar 25 menit.
Saya saling berpandangan dengan suami. Yah tak mengapa toh akan tetap melewati malam panjang di KLIA 2, pikir saya menghibur diri.
Ternyata sampai di Kuala Lumpur pesawat tidak terlalu telat, pukul 12.45 sudah lenggang menyusuri KLIA 2. Berhubung dari Soetta sudah dapat boarding pass tak perlu mampir lagi ke transit counter. Cuma gate keberangkatan harus lihat sendiri papan arrive-departure yang update setiap beberapa menit.
Bagian keberangkatan internasional terletak di lantai 3. Naik lift dan menyusuri koridor diiringi oleh jam biologis saya yang berdetak kencang. Ini adalah jam tidur normal kalau di rumah. Jadinya tak terhindarkan sambil berjalan mata terasa kleyep-kleyep dan kepala sedikit berputar. Tapi memang dasar si bulu kaki yang rontok di jalan, selama menuju ruang tunggu transit mata kleyep-kleyep itu tetap saja senang memandangi toko-toko yang menjual anek kosmetik dan parfum bermerk. Toko-toko yang yang buka 24 jam ini setidaknya bisa dijadikan objek hiburan mata.
Sebelum mencari tempat peristirahatan sejenak mampir ke cafetaria untuk membeli minuman. Apa boleh buat karena stok minuman tak boleh dibawa ke dalam penerbangan internasioanl harus rela mengeluarukan 3,5 ringgit Malaysia untuk sebotol air putih ukuran 200 ML.
Sekarang sudah jam 00.15 dan mata saya tetap melek. Antara ngantuk dan tidak. Antara tidur dengan menyenderkan kepala ke sofa yang tak ada nyamannya sama sekali atau tergoda ikut berselonjor dengan beberapa orang lain di atas karpet. Area transit di sini memang jauh beda dari Bandara changi yang menyediakan sofa-sofa panjang yang enak untuk ditiduri.
Satu jam, atau satu setengah jam kemudian, saya tetap bertahan di sofa. Padahal suami sudah menyuruh mengalah saja dengan menggelarkan selembar plastik tipis di atas karpet yang memang disiapkan dari rumah untuk keperluan ini. Saya menggeleng. Saya mengantuk tapi tidak bisa tidur. Rasanya inilah yang disebut malam panjang. Saya tak sampai hatu membayangkan tidur di lantai yang diinjak-injak orang. Antara rasa jijik dan membayangkan tungau tungau karpet membuat saya tetap menggelengkan kepala. Tapi menurut suami segala penolakan saya itu hanya ada di perasaan saya saja sebab karpet ini setiap pagi di vakum. Setengah jam kemudian saya menyerah. Mengapa saya saja yang malu mengelosor sementara banyak melakukannya?
Lagipula ruang ini memang dikhususkan untuk istirahat saat bermalam di bandara Kuala Lumpur kok. Lampu dibuat lebih redup. Di dinding terdapat tulisan dari re- imajine energi oleh Petronas. Ruangnya dibikin lebih redup.
Pukul 01.36. Mata saya masih melek. Di sebelah suami yang bersandar di tiang sudah tidak terdengar suaranya. Entah tidur beneran atau tidur ayam.
Tips Agar Survive Bermalam di Bandara Kuala Lumpur
Tutup Telinga Untuk Mengatasi Suara-Suara
Pukul 03.00 Saya terbangun. Sebelumnya juga sudah beberapa kali terbangun. Maklum tidur di ruangan yang beroperasi 24 jam tak mungkin lah tanpa suara. Ada suara pesawat yang datang dan pergi. Suara lift yang berdengung. suara benturan-benturan peralatan restoran yang masih beroperasi. Jadi jangan lupa bawa penutup telinga. Dapat satu jam tapi tidurnya berkualitas kan lumayan dalam mengumpulkan tenaga untuk jalan-jalan besok..
Putuskan Urat Malu Melalui Perasaan Senasib
Tempat transit adalah perhentian sementara untuk semua orang yang akan melanjutkan perjalanan. Mereka biasa siapa saja. Berkulit putih, kuning, dan hitam. Rambut keriting, lurus, dan Ikal. Mata coklat, biru, abu-abu, dan hitam. Lelaki dan perempuan. Tua, muda tua dan anak-anak. Jadi jika kamu satu kali harus transit dan menginap di bandara tidak pada tempatnya merasa sungkan atau malu gegoleran di lantai bandara. Yang penting kamu membawa alas tidur dan bantal leher. Di sini semua orang merasa senasib.
Menggunakan Fasilitas Transit Sebaik-baiknya
Ruang transit di KLIA 2 ini menyediakan fasilitas selain toilet ada ruang shower lho . Jika kamu merasa kotor habis gogoleran di carpet dan badan lebih segar untuk melanjutkan perjalanan keesokan pagi bisa mandi sejenak. Tersedia air hangat dan dingin. Sebelum shalat subuh saya menyempatkan mandi. Dalam ransel saya memang menyiapkan handuk kecil dan perlengkapan mandi. Seru saja pagi-pagi buta mandi di bandara.
Istirahat di Ruang Menyusui atau Mushola
Di sebelah mushala terdapat juga ruang menyusui.Memang tidak terlihat ada yang tiduran di sini. Namun jika pejalan harus menyusui dan menjalankan ibadah, saya pikir tak ada salahnya juga menggunakan kedua ruang ini untuk istirahat sejenak.
Jadi bagaimana, adakah yang berminat bermalam di airport. Tadinya saya pikir akan sengsara sekali melewatkan satu malam di bandara. Tapi setelah memberi jarak, waktu dan menengok ke belakang, nggak sengsara sengsara amatlah! Yang penting adalah niatnya. Kalau niatnya untuk berwisata ya pasti akan dibawa happy saja 🙂
Dibawah beberapa video hasil jalan-jalan saat bermalam di Bandara Kuala Lumpur itu :
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=PRXH5l-Er7U[/embedyt]
Melaka, destinasi wisata wajib kalau ke Malaysia
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=-S-9QFEtPbw[/embedyt]
Naik Awana Sky di Genting Resort
Atau klik Playlist untuk semu video traveling ke Semenanjung dan Borneo Malaysia disini
Baca juga :
- Kundasang Sabah – Lembangnya Malaysia
- 11 Rekomendasi Wisata Kuala Lumpur
- Menikmati Wisata Sejarah Fort Cornwallis Penang
Atau baca seluruh cerita perjalanan evi indrawanto di Malaysia di sini
Happy traveling teman-teman!