Pesona Kampung Jaro Tabalong – Untuk yang ke-3 kali saya sampai di Kalimantan Selatan. Kali membawa kaki ke sebuah kampung dimana yang jadi CSR dari PT. Adaro Indonesia. Bertemu dengan kelompok peternak sapi. Melihat kandang pengemukan. Mendengar cerita mereka mengenai suka dan duka beternak sapi. Dan tak lupa juga mampir ke Pasar Jaro Tabalong. Menikmati pesona kuliner Tabalong.
Pesona Kelompok Ternak Sapi Lembu di Kampung Jaro TabalongÂ
Kunjungan ke Kampung Jaro ini dalam rangka melihat program CSRÂ dari PT. Adaro Indonesia untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Â Â lewat peternakan sapi terpadu. Artinya selain menggemukan sapi potong, Kelompok Ternak Sapi Lembu Sejati juga manfaatkan kotorannya untuk membuat pupuk organik serbuk, cair dan biogas.
Jaro dan Jawa Separo
Di awal kedatangan nama Jaro sendiri sudah menggelitik. Mengundang senyum. Habis gimana lagi, di kepala saya Jaro yang merupakan singkatan dari Jawa Separo ( Separuh Jawa) untuk nama kampung atau kecamatan sarat  unsur humor. Padahal penamaannya sendiri berlatar belakang sejarah. Ketika orang jawa diangkut ke sini oleh Pemerintahan Hindia Belanda sebagai tenaga kerja untuk mengerjakan infrastruktur membuat jembatan, jalan raya irigas,  dan bendungan. Masyarakat jawa itu kini bersama keturunan dan kerabatnya tersebar  di kampung Jawa dan Penghijauan.
Baca juga:
- AdaroSiteVisit: Tabalong Ethnic Carnival
- Sumur Bor Bidan Listiyani
- Pelatihan Membuat Gula Semut Aren Kelompok Perajin
- Lebaran dan Daging Sapi
Kesan jawa itu sudah tertangkap sesaat turun dari mobil dan disambut oleh Pak Heryanto dan istri di rumah  mereka, penginapan kami malam itu. Lidah mereka medok seperti penutur bahasa jawa lainnya. Di dinding terpampang foto-foto pengantin adat Jawa. Saat makan malam pun kami disediakan makanan yang biasanya datang dari dapur Jawa. Ada urap, opor, jangan tempe dan lain-lain.
Suasana Jawa bertambah kental saat usai makan malam kami semua berkumpul di balai desa. Tak ada acara formal hanya ngobrol-ngobrol dengan bapak-bapak anggota Kelompok Lembu Sejati yang jadi binaan CSR PT. Adaro Indonesia. Mendengarkan cerita keseharian mereka dalam menekuni usaha peternakan sapi. Suka dan duka. Bagaimana menangani sapi-sapi yang sakit, membuat inseminasi buatan dan lain-lain. Ramah-tamah  sambil ditingkahi Kopi Tabalong yang manis berikut panganan kecil khas setempat.
Membuka Mata Melebarkan Wawasan
Mengapa saya jadi kian mencintai hobi manjadi turis atau traveling? Salah satu alasannya  ya karena menemui banyak pesona seperti yang terjadi Kampung Jaro ini: Membuka banyak pandangan mengenai hal-hal baru. Bukan saja mengenai kehidupan  pedesaan di Jaro, juga jadi tahu beberapa karakter sapi.
Seperti sapi yang sedang birahi akan bersikap galak dan tak segan-segan menyepak siapapun di dekatnya. Nah pemilik harus segera mencarikan pasangan kawinnya. Kalau tidak segera dikawinkan makin sensitif dan semakin galak sapi ini. Sedang sapi yang sedang birahi terlihat tanda-tandanya dari, misalnya, mereka selain gelisah akan memanjat temannya sendiri atau anak-anaknya atau sapi yang lebih kecil.
Dan untuk berkembang biak sapi pun mengenal pembuahan buatan yang dilakukan oleh ahlinya.
Keesokan paginya kami dibawa melihat kondisi  kandang yang kelompok ternak Lembu Sejati. Sapi-sapi yang sehat dengan kandang  yang bersih. Kotoran dari kandang ini dioleh jadi pupuk organik dan biogas. Bahkan di tempat itu juga tersedia instalasi pembuatan pupuk organik cair yang didistribusikan ke sesama petani di Kampung Jaro.
Melongok Pesona Pasar Tradisional Jaro
Sudah menapa kaki di Kecamatan Jaro di Kabupaten Tabalong tentu tak lengkap jika tak meninggalkan jejak di pasar tradisionalnya. Dengan sepeda motor pinjaman dari Pak Heryanto saya diboncengi oleh Uni Raiyani (fotografer keren itu) menuju Pasar Jaro. sekitar 15 menit saja dari rumah. Jalanan mulus. Lalu lintas sepi. Bikin acara pergi ke pasar jadi semakin berkah #eh..
Seperti yang pernah saya tulis  tentang Pesona Pasar Tradisional Bima dan Jelajah Pasar Los Batu Kandangan, bahwa pasar tradisional adalah cara terbaik untuk melihat aktivitas ekonomi warga lokal . Dan tentu saja cara tercepat mengenal jenis makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Begitu pun peralatan yang digunakan. Terlihat berbagai bentuk peralatan pertanian yang digunakan. Tak ketinggalan juga berbagai macam peralatan rumah tangga.
Pasar juga tempat terbaik melihat bagaimana masyarakat berinteraksi. Memperlihatkan seberapa ramah penduduknya. Kesempatan ini bisa digunakan sebagai mata rantai untuk membuka berbagai jaringan. Terutama jika kita ingin mengetahui tempat itu lebih dalam.
Berbagai Anyaman di Pasar Jaro
Pasar Tradisional Jaro Tabalong b uka seminggu sekali. Tiap hari Sabtu. Langkah kanan benar karena kami berada di Jaro pas hari pasar. Saya antusias banget karena bisa jajan dan belanja sedikit.
Pagi itu Uni Rai kembali memanjakan hobi  uniknya yakni mengoleksi  caping dari tempat-tempat yang ia datangi.  Kebetulan begitu melewati gerbang pasar yang terlihat pertama kali adalah ibu penjual  peralatan rumah tangga dari anyaman. Selain bambu terdapat pula anyaman dari rumput Purun (Eleocharis dulcis), sejenis gulma yang tumbuh subur di rawa-rawa yang terdapat di Kalimantan Selatan. Sayang Uni Rai tak mendapat caping, hanya topi dari rumput purun.
Seperti saya sebut di atas, dari koleksi barang yang dijual di Pasar Jaro ini kita bisa mengintip sekilas ke dalam rumah tangga warga setempat. Â Seperti keranjang yang pemakaiannya di sandang seperti ransel. Keranjang ransel multi guna itu yang selain dapat digunak belanja ke pasar, sering pula di bawa ke ladang atau ke sawah. Â .
Kuliner Tabalong – Pesona Kampung Jaro
Puas melihat-lihat koleksi anyaman kami pun masuk lebih ke dalam. Â Menjumpai pesona kuliner Tabalong. Dari aneka kue tradisional, sayuran, dan ikan. Mengenai ikan, teman-teman yang pernah ke Kalimantan Selatan mungkin sudah terbiasa melihat berbagai menu ikan panggang atau goreng yang bobotnya besar-besar. Nah di pasar Jaro bertemu mentahnya dan membuat saya lebih takjub. Soalnya di Tangerang jarang melihat ikan jumbo utuh. Kalau pun ada sudah dipotong-potong. Di sini ikan-ikan air tawar jumbo ini dijual dalam keadaan segar bugar.
- Baca di sini kuliner Kalimantan Selatan:Â Â Ikan Bakar Masak Habang Rumah Makan Berkat
Untuk pertama kali saya melihat sayuran mirip bunga teratai yang disebut Kembang Tanding di Kalimantan Selatan. Dengan warna merah muda yang lembut dia menyembul diantara tumpukan sayur hijau. Duh sayur kok cantik nian!
Tak ketinggalan bermacam jenis sayuran siap santap tertata di atas meja yang melihat ragamnya langsung memikat selera . Dari sisi saya yang berdarah Minang, Â kuliner di Jaro ini tergolong unik.
Ada Sayur Karuh yang terdiri dari campuran jantung pisang, kangkung dan kembang tanding. Kembang tanding ini adalah sejenis sayuran yang mirip bunga teratai. Duh gimana rasanya? Agar tidak penasaran saya langsung beli sebungkus  untuk dinikmati nanti. Ada juga Tarong Pipit (terung kecil) yang ditambah sulur keladi. Terus Jamur Krikit Jagung Anom ( jamur tudung halus dan jagung muda).
Terus bagaimana rasa sayur karuh itu? Pesona kuliner di Pasar Jaro Tabalong ini membuat saya menyadari sesuatu. Kurang banyak membaca. Kosa kata saya terbatas untuk menggambarkan enaknya kuliner dalam foto-foto di atas. Jadi ya tak sebut enak dan enak saja ya.
Pesona Kuliner Tabalong selanjutnya adalah kue lupis dan apem. Sayang kue lupis warnanya agak mencurigakan. Hanya karena dinikmati dengan gula aren, maka saya colek juga sedikit. Pesona Kampung Jaro dari sisi kue-kue  yang mengisi memory card adalah Kararaben, Amparan Tatak (berwarna putih dan hijau pandan), dan Sari India.