Nopia dan Mino Pak Narwan Banyumas – Sahabat traveler pernah menikmati makanan tapi tidak tahu namanya? Kalau saya sering. Suatu ketika pernah mencoba kue mirip telur penyu, disajikan tuan rumah saat berkunjung di Semarang. Rasanya enak. Manis-manis dan gurih. Eh pas mau beli oleh-oleh di Panandaran baru “ngeh” tak tahu namanya. Bilang sama Mbak penjaga, “ bentuknya bulat, putih, dipanggang, isi gula merah..” Tentu Simbak menyodorkan kue Bakpia. Untung seorang tamu toko nyeletuk “ Kue Nopia mungkin Bu, oleh-oleh khas Banyumas.” Nopia Banyumas – Kue Nopia – Kue Mino
Aha benar! Kue Nopia!
Nama yang tak lazim menurut saya. Kalau dicantelkan pada nama artis terkenal seperti Novia Kolopaking, lebih memorable bagi saya yang banyak lupa. Nah keberuntungan blogger yang sering dapat undangan trip nih ya ( ciyeeeehhh…Sombong..Kamu kapan ngundang saya, btw?) sering dapat content unik. Salah satunya dalam #JuguranBlogger kemarin kami dibawa melihat pembuatan Kue Nopia dan Kue Mino (Mini Nopia). Ini adalah oleh-oleh Banyumas. Langsung di Pabrik Nopia dan Mino Pak Narwan, Banyumas.
- Baca juga tentang Gentong Sehat Resto Herbal Kudus
Video Kunjungan ke Pabrik Kue Nopia dan Kue Mino Pak Narwan
UMKM Menunjang Ekonomi Negeri
“Kamu tahu berapa juta UMKM di Indonesia? Ah tapi tak usah lah kita menyibukan diri dengan angka. Yang jelas Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) sudah teruji daya tahannya dalam menopang ekonomi bangsa. Sejarah yang paling spektakuler dicatat oleh UMKM adalah ketika krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1997 lalu. Ketika korporasi-koprporasi besar koleps, UMKM keluar sebagai penyelamat ekonomi bangsa.
Penelitian pun sudah menunjuk bahwa UMKM berperan strategis dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Karena UMKM fleksibel, tanpa modal besar dan teori-teori bisnis yang nyelimet ia dapat menciptakan peluang kerja seketika. Coba deh jika kamu mengganggur, pinjam modal sedikit ke saudara, belanja buah ke pasar, saat itu juga langsung buka usaha rujak ulek di depan rumah. Terus rujakmu enak, dicicipi aktivis sosmed, tak lama kemudian berita tentang Rujak Ulek di Gang Mohammad Ali sudah menyebar di Twitter, Facebook dan bahkan Instagram. Sekarang pelangganmu bejibun dan kamu pun butuh bantuan anak tetangga yang kebetulan belum dapat pekerjaan walau sudah lulus dari Universitas lima tahun lalu. Entah untuk beli bahan ke pasar, mengupas buah atau mengulek, atau jadi kasir. Tahu-tahu kamu sudah mengurangi satu pengganguran di wilayahmu”.
Nopia dan Mino Pak Narwan Banyumas Ikut Membangun Ekonomi Bangsa
Yah begitu lah cara kerja UMKM yang disebut mikro itu. Sementara Pabrik Nopia dan Mino Pak Narwan Banyumas, dari pandangan saya sudah masuk kategori Kecil, di atas mikro. Sekalipun saya tidak punya angka jumlah karyawan, setidaknya terlihat bagian-bagian yang harus diisi oleh beberapa orang. Mulai dari mengulen kulit Nopia, memberi isi, memanggang, dan pengemasan. Belum lagi karyawan yang menjaga toko di depan.
Pabrik Nopia dan Mino Pak Narwan Banyumas tak pelak ikut ambil bagian memperkuat tulang punggung ekonomi Banyumas. Padahal menurut cerita, Pak Narwan tak bersekolah tinggi, pernah jadi tukang becak, bekerja di pabrik Nopia orang lain sebelum memutuskan membuat Nopia sendiri. Sekarang pabrik Nopia dan Mino diteruskan oleh anak Pak Narwan.
Ohya mengenai perbedaan Nopia dan Mino. Mino sebenarnya Nopiah juga tapi dalam bentuk mini ( Mini Nopia). Bila Nopia hampir sebesar kepalan bayi, Mino lebih kecil sepertiganya.
- Baca juga tentang Kerupuk Kuah Sate Kamang di sini
Cara Membuat Kue Nopia dan Mino di Dapur Pak Narwan Banyumas
Bagi saya menarik mengetahui bagaimana suatu makanan dibuat dan disajikan. Apa lagi jika dapat ditelusuri bahan-bahan yang digunakan, jadi sebuah nilai plus. Bisa memberi perspektif tentang makanan yang dikonsumsi. Bila lain kali menikmati ulang makanan tersebut jadi tahu bagaimana ia dibuat, menggunakan bahan apa, dan bagaimana cara memasaknya.
Singkatnya Nopia dan Mino yang legit itu terbuat dari tepung terigu. Mereka diadon seperti membuat roti. Setelah kalis dibentuk bulat lalu diisi tengahnya.
Isi Kue Nopia dan Mino oleh-oleh khas Banyumas ini terdiri dari empat varian. Ada gula merah, coklat, durian dan bawang goreng.
Bulatan yang masih basah mirip telur penyu itu kemudian dipanggang dalam “oven” khusus. Setidaknya begitu lah yang terlihat di tempat pembuatan Nopia dan Mino Pak Narwan Banyumas.
Oven khusus itu berupa tungku dari tanah liat, berlubang di tengah mirip tempayan, dibalut kerangkeng anyaman bambu (casing). Kerangkeng selain berfungsi memeluk tempayan juga pengaman agar pekerja tidak ikut terbakar bila sewaktu-waktu bersentuhan dengan oven.
Kue-kue Nopia dan Mino ditempelkan di dinding oven untuk menerima pemanasan langsung dari bara yang diletakan di bawah. Bahan bakarnya batang atau pelepah pohon kelapa. Nah asap dari batang kelapa ini memberi aroma pada tekstur kulit Nopia yang keras tapi renyah.
Saat memasuki dapur yang terbagi dua bagian, rupanya karyawan Pak Narwan yang semuanya pria sedang di puncak kesibukan. Dibagian dapur muka bertugas membulatkan nopia atau mino. Dapur belakang untuk memanggang. Lagu dangdut berbahasa daerah berkumandang, meningkatkan keceriaan dari hawa dapur yang panas.
Menarik menyaksikan tangan-tangan terampil itu mencubit gulungan tepung, membulatkan, mengisi, lalu menyusunnya ke atas tampah. Susunan yang tertata rapi memang memberi ide pada telur penyu atau endog penyu, panggilan lain untuk nopia. Setelah tampah penuh seorang karyawan lain membawanya ke bagian pemanggangan.
Memanggang Nopia dan Mino Oleh-Oleh Khas Banyumas
Dibagian pemanggangan kembali oleh-oleh Banyumas ini dapat treatmen satu persatu. Butiran-butiran lembut itu ditempelkan satu persatu ke dinding oven. Sekilas tampak seperti susunan jamur. Perlu waktu 25-30 menit sampai mereka matang, diangkat, kembali di gelar ke atas tampah, dan dibawa ke bagian pengepakan untuk didinginkan. Semua proses membutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Harga Nopia dan Mino berkisar antara Rp.11.000 sampai Rp. 25.000. Tergantung beratnya. Di kemas dalam plastik transparan.
Di bagian dunia lain atau di tempat lain proses membuat makanan seperti Nopia dan Mino ini sudah banyak dilakukan mesin. Semua serba otomatis dan tenaga manusia diminimalisir. Sementara untuk usaha berskala UMKM seperti Pak Narwan tenaga manusia jadi kebutuhan utama. Titik temu mereka nanti adalah pengembangan usaha. Semoga ketika saat itu tiba, anak dari bapak-bapak yang bekerja di sini sudah punya skill memadai dalam mengikuti perkembangan.
- Baca juga tentang Colenak Gula Aren di sini
Oleh-Oleh Khas Banyumas
Oleh-oleh Khas Banyumas Nopia dan Mino Pak Narwan Jalan Serayu No.88 – Banyumas Telp. 0281 - 796412
Reportase kegiatan Juguran Blogger bersama Blogger Banyumas. Didukung Bapeda Litbang Banyumas, Bank Indonesia, Loja De Cafe, Fourteen Adventure, PANDI.ID dan Hotel Santika Purwokerto.