Sesungguhnya sebelum mengikuti program Amazing Geopark Adventure Tourism, saya hanya punya sedikit ide tentang Ciletuh Geopark, wisata Sukabumi. Asumsi awal destinasi wisata ini hanya berupa tebing terjal, amphitheater, pantai, dan air terjun atau curug. Sumbatan wawasan ini harus diakhiri. Ada banyak kekayaan alam, budaya dan sejarah yang bisa dikulik di komplek Geopark Ciletuh Unesco in. – Pusat Informasi Ciletuh – Qutub Hilal – Jembatan Kuning Bagbagan – Surfing Cimaja Beach – Situs Tugu Gede Cengkuk, Kasepuhan Sinar Resmi
1. Pusat Informasi Ciletuh Geopark Palabuhanratu, Sukabumi
Cara Menuju Ciletuh
Trip saya dimulai dari Bandung. Berangkat dari muka Kantor Disbudpar Jawa Barat. Dengan menggunakan mobil travel menuju Sukabumi. Bisa juga menggunakan bus. Lama perjalanan sekitar 8 jam. Sebaiknya malam hari untuk mencegah kemacetan.
Rute perjalanan dari Bandung akan melewati Padalarang – Cianjur – Sukabumi – Pelabuhanratu – Jampang – Geopark Ciletuh.
Beranglat dari Bandung sekitar pukul 9 malam dan sampai di destinasi pertama sekitar pukul empat.
Tujuan pertama hari itu adalah Pusat Informasi Ciletuh Geopark Palabuhanratu. Dari sini kita bisa mendapat informasi holistik mengenai Kawasan Wisata Geopark Ciletuh, Sukabumi.
Baca juga : 5 Tempat Wisata Sejarah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Ternyata banyak benar yang perlu diketahui tentang Geopark Ciletuh Sukabumi. Dan ini yang paling saya sukai dari sebuah Fam Trip, tak sekedar mendatangi tempat-tempat bagus untuk difoto,tapi juga dapat wawasan lebih dalam tentang destinasi.
Mas Bayu, guide lokal, memulai dengan mengatakan bahwa Geopark Ciletuh meliputi kawasan dengan 8 kecamatan. Delapan kecamatan? Well, kalau itu di Kabupaten Sukabumi saya dapat memperkirakan luasnya. Peta di dinding jadi tempat saya menerka-nerka.
Semua menepi ke Teluk Palabuhanratu lansung tersambung ke Lautan Hindia. Berbilang kali sudah menyisir garis pantainya, sering memotret di sana, bahkan pernah menyambangi Petilasan Nyi Roro Kidul. Ternyata masih banyak yang tidak saya ketahui tentang kawasan laut selatan ini.
Seiring informasi yang terus mengalir dari Mas Banyu, saya memandang ke kaki, membayangkan tanah di bawahnya. Daratan ini, tanah di bawah lantai ini adalah bagian dari hasil pengangkatan batuan zona subduksi, pergeseran zona magmatik purba, dan evolusi muka busur jutaan tahun. Sebagian tempat itu sekarang disebut Kabupaten Sukabumi. Setidaknya terdapat 67 titik destinasi utama yang perlu dipertimbangkan bila kawan-kawan ingin mengenal Geopark Ciletuh lebih utuh.
2. Sejarah Ciletuh Geopark Sukabumi di Geyser Cisolok
Geyser Cisolok yang jadi bagian dari sejarah Geopark Ciletuh
Eksistensi selalu bermula dari sesuatu. Agar pemahaman saya lebih lengkap mulai lah mencari sumber literatur mengenai sejarah terbentuknya Geopark Ciletuh Sukabumi.
Bumi yang kita huni ini terdiri atas cairan yang ditutupi lempeng-lempeng tipis yang bergerak di atasnya. Di darat disebut Lempeng Benua sementara di laut di sebut Lempeng Samudera. Mereka mengapung seperti perahu di atas danau. Karena sama-sama bergerak tumbukan antar lempeng pun tak terhindarkan. Lempeng Eurasia (Lempeng Benua) yang lebih berat, berkomposisi granit (asam), bertabrakan dengan Lempeng Indo-Australia (Lempeng Samudera) yang lebih ringan, berkomposisi basal (basa).
Baca juga Sate Bandeng Banten dan Sejarahnya
Karena lempeng samudera lebih berat dari Lempeng benua, saat terjadi tumbukan lempeng benua menghujam ke bawah lempeng samudera. Seiring dengan pergerakan lempeng Australia yang terus menghujam lempeng Eurasia maka terangkatlah salah satu palung laut terdalam yang kini mewujud sebagai lembah raksasa di Sukabumi bagian selatan.
Taman bumi ini menjadi istimewa karena selama terjadi tumbukan, mereka terus bergerak, bagian atas lempeng samudera dan bagian bawah lempeng benua saling mengikis dan bercampur aduk. Itu lah mengapa batuan yang terangkat itu menyingkapkan batuan dasar( basement) berupa batuan kerak samudera dan sebagian mantel bagian atas Bumi bernama ofiolit. Ditambah juga tercampur dengan sedimen laut dalam dan teraduk dengan materi dari lereng bawah palung yang disebut melange.
Karena memuat batuan-batuan yang berat dan terbuka ke Teluk Pelabuhanratu yang dalam, maka Blok Ciletuh ini runtuh di bagian utara-baratlautnya ke dalam Teluk Pelabuhanratu. Yang tersisa sekarang bagian selatan- tenggara dalam morfologi terbuka setengah lingkaran mirip tapal kuda. Sementara bagian dekat lautnya-barat laut tenggelam ke dalam Teluk Pelabuhanratu yang dalam.
Tak heran kawasan ini sering disebut sebagai amfiteater raksasa, merujuk pada literasi tempat pertunjukkan kuno yang mirip konstruksi lembah di zaman Romawi.
3. Qutub Hilal Dalam Geopark Ciletuh Sukabumi
Sukabumi sekarang punya objek wisata langit. Oh apakah artinya sudah tiba masanya kita meneroka ruang angkasa? Tidak secara fisik tapi secara visual dengan kehadiran Qutub Hilal di Desa Cibeas. Bangunan dua tingkat, di bawah sebagai kantor dan Studio hilal yang berisi teropong-tepong canggih, atas ruang terbuka untuk pengamatan.
Mentari pagi baru saja menyibak saat kami tiba, sisa hujan semalam membuat lantai pelataran bercat hijau jadi kuyub, saya merasa tegak lurus pada langit yang memerah di timur. Sayup terdengar camar mencicit, terlewat aroma samudera lama-lamat melalui bayu yang menyentuh. 7 destinasi Geopark Ciletuh Sukabumi.
Qutub Hilal Sukabumi atau Pusat Obserbasi Bolan (POB) ini berdiri sejak tahun 2012. Kegiatan utama adalah Hisab Rukyat, khususnya Rukyat Hilal dalam menentukan awal bulan Hijriyah (penentuan Hari Raya Idul Fitri).
Seiring pengembangan Geopark Ciletuh Sukabumi sekarang jadi destinasi wisata dunia. Keberadaan POB yang berdiri di atas Pantai Loji yang memang indah bernilai lebih bila dimasukan sebagai salah satu penunjang.
Keterangan lebih banyak tentang tempat ini bisa didapat di Pusat Informasi Ciletuh.
Cahaya lembut dari laut yang memintas membuat saya mengaminkan rencana tersebut. Mengingat panaorama langsung ke kaki langit memang sangat indah. Bayang kan hamparan laut terbuka membentang sampai Ufuk Barat ditambah fenomena alam setiap hari saat matahari terbenam (sunset) serta hilal (bulan) terbenam (moon set ) setiap awal bulan Hijriyah, sungguh sebuah destinasi wisata yang manja .
4. Jembatan Kuning Bagbagan
Perjalanan Amazing Geopark Adventure Tourism dalam mengekplorasi wisara Geopark Ciletuh Sukabumi diteruskan ke Jembatan Kuning Bagbagan.
Sedikit heran awalnya melihat jembatan tua, sudah tak digunakan, tak terus perlu dipromosikan. Dan Mas Bayu menjawab keheranan saya dengan menyampaikan maksud dan tujuan bahwa jembatan yang dibangun sekitar 1800, panjang 50 meter lebar 3 meter, diarsiteki insinyur wanita Belanda ini akan dikembangkan jadi bagian dari Geopark Ciletuh.
Dengan kata lain tak lama lagi jembatan ini akan direnovasi. Tapi mengingat usianya, beberapa besi sudah keropos, diperuntukan khusus bagi pejalan kaki. ( Ada kisah tentang Golden Bridge yang juga untuk pejalan kaki di Sarawak). Untuk kendaraan jembatan baru sudah dibangun di sebelahnya.
Wah keren kan kalau sudah jadi? Jembatan yang berada di Kampung Bagbagan, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi kembali bermanfaat bagi warga. Tak sekedar penghubung Kecamatan Palabuhanratu dan Simpenan, nanti juga bisa jadi area selfie anak-anak penggiat sosial media.
Dan harapan akhir tentu pemicu pertumbuhan ekonomi kawasan Geopark Ciletuh.
5. Destinasi Wisata Geopark Ciletuh Sukabumi – Surfing Cimaja Beach
Traveling 7 Destinasi Geopark Ciletuh Sukabumi
Saya agak lama termangu menghadap samudera biru setiba di Pantai Cimaja. Ombak tinggi bergulung-gulung kemudian pecah menjadi buih raksasa membetot imajinasi ke Mentawai. Gelombang yang pernah saya saksikan bertahun di belakang.
Sudah banyak pengakuan bahwa bagi pecinta selancar, di Jawa Barat ini lah pilihan terbaik dalam menyalurkan semangat petualangan. Berlokasi di pesisir Palabuhanratu, Desa Cimaja, Kecamatan Cisolok, gelombang besar yang bergulung-gulung memang ideal untuk melayang-layang di atas papan seluncur.
Ombak yang tak kalah intens dan memukau dengan sejumlah pantai di Bali. Tak heran kawasan Ciletuh Geopark jadi tempat tujuan peselencar internasional yang berharap pantainya tak terlalu ramai seperti di Pulau Dewata.
Sebentar lagi Taman Bumi Cileteuh akan diresmikan UNESCO sebagai taman nasional. Dalam rangka membangun awareness terhadap kawasan ini Pemda Sukabumi yang di dukung Pemda Jawa Barat dibuat lah even “Cimaja Geosurf Challenge, Our Amaing Adventure”. Dengan Ciletuh Geopark, Wisata Sukabumi akan semakin semarak.
Baca juga Pantai Tanjung Setia Lampung
Tak tanggung-tanggung, mereka mengundang 14 surfer profesional internasional dari Amerika Serikat, Australia, Italia, Inggris, Jepang, Kanada, Maladewa, Maroko, Philipina , Singapura, Selandia Baru, Thailand dan Taiwan. Diikuti juga oleh 14 surfer pro nasional dari Bali, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatera Selatan, Yogyakarta dan Jawa Barat sebagai penyelenggara.
Pokoknya kemarin itu puas banget menyaksikan bagaimana aksi mereka mengendari ombak dengan papan seluncurnya.
6. Situs Tugu Gede Cengkuk di Kawasan Ciletuh Geopark Sukabumi
Video di Situs Tugu Gede Cengkuk
Karena kurang tidur semalaman, saya sangat mengantuk ketika rombongan bergerak meninggalkan Cimaja menuju Situs Tugu Gede Cengkuk. Tapi perjalanan menuju satu lagi dari 7 destinasi Geopark Ciletuh Sukabumi ini memang luar biasa. Baru seperempat jalan mobil berhenti karena sudah tidak kuat mendaki.
Melongok keluar baru sadar ternyata jalanan memang curam dengan batu-batu bertonjolan karena aspal sudah lama terkelupas. Bau kopling terbakar melingkar-lingkar di udara. Kantuk langsung hilang. Kami harus ganti kendaraan. Teman-teman langsung loncat turun dan berteduh di warung.
Baca juga : Situs Payak Petirtaan Kuno di Bantul Yogyakarta
Sebelumnya sudah dapat info dari Pusat Informasi Ciletuh. Akses ke Situs Tugu Gede Cengkuk tidak mudah. Setelah menaiki mobil bak terbuka baru dapat pencerahan secara nyata tentang tingkat kesulitannya.
Situs Tugu Gede terletak di Kampung Cengkuk, Kelurahan Margalaksana, Kecamatan Cikakak. Berada ketinggian rata-rata sekitar ± 468 – 500 meter di atas permukaan air laut.
Untuk mencapai Situs Tugu Gede Cengkuk saya dan teman harus berdiri di atas mobil bak terbuka. Kondisi jalan buruk. Membuat tubuh terbanting-banting dan terpental-pental. Tapi ada berteriak-teriak kegirangan. Sebagai kamuflase rasa gentar. Sebab lereng Gunung Halimun dengan jurang di sebelah kanan siap menanti jika sopir salah menginjak pedal.
Tapi gak rugi lho menjambangi Wisata Sukabumi yang satu ini.
Bertemu Kuncen Situs Tugu Gede, Abah Soejaya
Untung lah kurang lebih 45 menit (rasanya hampir satu jam) mobil berhenti di rumah Abah Jaya atau Soejaya. Beliau juru kunci Situs Tugu Gede Cengkuk. Foto-foto beliau terpajang di dinding Pusat Informasi Ciletuh.
Sejenak beramah tamah dan menyegarkan tenggorokan di rumah panggung kayu dan menerima pengenalan awal situs dari Abah.
Bagaimana rasanya berdiri di lokasi aktivitas ibadah umat manusia yang sudah ada semenjak masa prasejarah?
Incredible!
Baca juga : Bertamu ke Kompleks Makam Raja Gowa
Dengan berbusana Baju Kampret hitam plus ikat kepala, saya agak “bersedir dingin” memandangi Pak Jaya. Beliau berdiri di tak jauh dari batu besar yang disebut Tugu Gede. Beliau seperti muncul dari masa lalu. Perasaan itu mungkin terpengaruhi lumut di batu, pokok pohon rimbun ditambah lagi cahaya mulai redup karena sudah sore.
Namun adrenalin sedang mengalir deras. Maklum dari rumah Pak Jaya untuk sampai ke tempat itu butuh berjalan hampir dua kilo. Turun naik mengikuti lentur lereng Halimun. Untung tak mengurangi semangat saya mengelilingi dan memotret situs dari berbagai sudut.
Artefak di Situs Tugu Gede Cengkuk, Ciletuh Geopark
Menurut hasil penggalian yang sudah di rilis ke publik, Situs Tugu Gede Cengkuk ini meninggalkan banyak artefak yang beberapa sudah diidentifikasi ahli. Selain monumen batu besar ada tembikar, keramik, benda logam, dan peralatan batu. Dari bahan tembikar rata-rata adalah alat rumah tangga seperti pasu, periuk, cawan, cawan berkaki, tempayan, pedupaan, kendi, dan cobek.
Dari keramik ada mangkuk, guci, botol, piring, vas, dan cepuk. Sementara dari logam berupa genta, bandul, dan kaki wadah. Peralatan batu terdiri dari batu giling, lumpang batu, pipisan, mata tombak, beliung, dan alat serut. Penemuan-penemuan berharga tersebut sudah diamankan oleh Dinas Purbakala Jawa Barat.Suatu saat mungkin bisa kita lihat di museum.
Situs Tugu Gede berada di bagian utara situs dari komplek magalitik Cengkak. Turun lebih ke bawah, kebagian selatan kita jumpai tebaran artefak lain berupa batu jambangan, dolmen, batu altar, tahta batu, batu umpak, dan menhir.
Kalau menggunakan sedikit imajinasi betapa ramainya tempat ini dahulu kala. Setelah beribadah di komplek Situs Tugu Gede Cengkuk, para peziarah turun ke bawah melanjutkan beberapa ritual. Mungkin terdapat ritual pembersihan karena saya melihat ada semacam bak mandi yang diberi lubang di tengah untuk mengalirkan air. Tak jauh memancar mata air bening dari Halimun.
Pertanyaan saya sebelum kembali ke perkampungan: Mengapa tempat ini ditinggalkan?
Bersambung… 7 destinasi Geopark Ciletuh Sukabumi di pos lain. Lokasi Wisata Sukabumi memang kian semarak.