Apa yang akan terjadi jika 11 suku Dayak di Kalimantan Utara berkumpul dan memeriahkan Irau Malinau? Kamu pecinta budaya Indonesia pasti dapat membayangkan lah. Iya sebuah kehebohan sudah pasti. Sorotkan perhatian pada Festival Irau Malinau yang berlangsung 15-27 Oktober ini, rasamu akan pengetahuan tentang suku yang tak pernah menyebut diri mereka Dayak ini akan terpuaskan. Sekali lagi bayangkan 11 suku akan melaksanakan Irau Adat dalam satu tempat.
Saya rasanya tak sabar ingin melihat upacara adat ini langsung ke tempatnya.
Ngomong-ngomong apa itu Irau Adat? Ini adalah sebuah ritual atau upacara yang dilakukan masyarakat Dayak secara Bersama-sama dalam rangka untuk mengembang, melestarikan dan membangun kebudayaan mereka.
Kamu yang ingin mengenal mereka lebih dekat akan melihat pertunjukan upacara perkawinan, upacara kehamilan 7 bulan, tarian perang dan penyambutan tamu agung, upacara pengobatan, dan banyak lagi.
Belum lagi berbagai jenis pakaian adat yang akan dikenakan oleh para pendukung upacara. Terbayang ya gimana warna-warni Kalimantan muncul ke permukaan?
Baca juga:
Agenda Acara Festival Irau Malinau
Irau Malinau biasanya diselenggarakan berkaitan dengan even besar. Tahun ini digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Untuk festival budayanya sendiri sudah memasuki tahun ke-9 kalinya. Pelaksanaannya dipusatkan di Pelangi Intimung, Jl. Pusat Pemerintahan, Malinau Kota.
Selama ini saya membaca nama-nama suku Dayak yang berjumlah ratusan itu hanya dari buku atau media. Kunjungan beberapa waktu lalu ke Sabah –Malaysia sempat bertemu muka beberapa diantaranya. Nah dalam Festival Irau Malinau 2018 ini akan bisa mengenal 11 lagi diantara. Yang akan tampil dalam acara ini adalah Etnis Suku Dayak asli di Malinau yang meliputi Lundayeh, Kenyah, Kayan, Tahol, Tinggalan, Punan, Abai, Berusu, Sa’ben, Tidung, dan Bulungan.
Kekayaan budaya Malinau akan semakin berkilau. Sebab, paguyuban-paguyuban etnis nusantara yang ada di Malinau juga turut terlibat seperti barongsai dari kumpulan masyarakat Tionghoa yang tinggal di Malinau.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji pelaksanaan event dua tahunan ini. Karena dari sini pun semakin jelas terlihat betapa beragamnya kebudayaan Indonesia. Kita belum bicara Indonesia keseluruhan tapi baru di Kalimantan Utara. Benar kata orang bijak, umur rata-rata kita takan cukup bila digunakan untuk mengeksplorasi semuanya.
Begitu lah. Irau Malinau memang menjadi pestanya Suku Dayak asli Malinau. Karena 11 suku akan terlibat. Apa lagi paguyuban etnis nusantara yang ada di Malinau juga dilibatkan. Hal ini akan memperlihatkan indahnya keberagaman Malinau secara keseluruhan.
Baca juga:
- Upacara Adat Suku Dayak Sa’ban, Pasa Hwal Mencari Seorang Pemimpin
- Dayak Tahol Jadikan Bubu Sebagai Identitas Etnis
Berbagai Keunikan dari 11 Suku dalam Meriahkan Irau Malinau
Irau merupakan pesta rakyat. Agendanya meliputi pesta seni dan Budaya. Tahun ini, tari-tarian dari Suku Dayak Kenyah yang dikedepankan. Para penari membawakan tarian perang dan tarian penyambut tamu. Dalam perayaannya, mereka menampilkan tari tunggal dan tari berpasangan.
“Suku Dayak adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Suku yang kemampuan seni dan budayanya sudah cukup dikenal di luar negeri. Dijamin tidak akan bosan menyaksikan kekayaan budaya Kalimantan,” paparnya
Ditambahkan Menpar, dengan posisinya yang dekat dengan Malaysia, Irau Malinau sangat berpotensi mendatangkan wisatawan Malaysia.
“Atraksi yang ditampilkan sangat menarik. Sangat potensial untuk mendatangkan wisatawan crossborder. Khususnya wisatawan asal Malaysia. Dan saya yakin event ini bisa mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar,” katanya.
Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty juga mengakui kekayaan budaya Malinau.
“Irau Malinau adalah pesta rakyat. Pesta yang menampilkan beragam seni dan budaya. Khususnya, kebudayaan khas Suku Dayak di Malinau,” papar Esthy yang juga Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata.
Event ini akan berlangsung cukup panjang. Selama 10 hari. Untuk itu Esthy mengajak wisatawan untuk hadir ke Malinau. “Banyak atraksi yang akan ditampilkan dalam Irau Malinau 2018. Sayang kalau sampai terlewatkan,” katanya.
Akses menuju Malinau sendiri semakin mudah. Tersedia penerbangan dari Balikpapan dan Tarakan di Kalimantan Timur. Balikpapan-Malinau membutuhkan waktu penerbangan sekitar 1,5 jam, sedangkan Tarakan-Malinau sekitar 30 menit.
Amenitas di Malinau juga cukup aman. Karena, ada belasan hotel di sana. Jadi, tidak perlu ragu jika Anda perlu bermalam di kota tersebut.