Bali: Beats of Paradise di Filipina – Indonesia boleh kembali bangga karena seni budayanya. Kali ini ia menggetarkan pangung dunia melalui dunia perfileman Asi. Ketika film Bali: Beats of Paradise dihadirkan dalam program film The Pride of Southeast Asia di Manila, Sabtu 24 November kemarin.
Bali: Beats of Paradise Mendapat Sambutan Hangat
Bali beats of paradise mendapat sambutan hangatAntusiasme terhadap film ini sudah terlihat dari banyaknya penonton yang tidak kebagian kursi dalam pertunjukannya. Padahal mereka adalah orang-orang terkemuka di perfilman Asia seperti para sineas dan perwakilan stasiun TV 10 negara. Acara ini dihadiri juga oleh para diplomat, pelajar, mahasiswa, seniman dan pencipta lagu, serta pemuka agama seperti suster dan pastor.
Prestasi membanggakan ini sangat diapresiasi oleh Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya. Menurut Menpar, film ini ikut mengangkat kekayaan seni dan budaya Indonesia, terutama Bali, sebagai pintu gerbang pariwisata Indonesia. Secara langsung tentu juga mengangkat branding Wonderful Indonesia ke mata dunia.
Bali: Beats of Paradise Berangkat Dari Kisah Nyata
Diangkat dari kisah nyataFilm Bali: Beats of Paradise berangkat dari kisah nyata. Tentang sepasang suami istri asal Indonesia yang bermimpi lalu bekerja keras untuk mengujudkannya. Mereka ingin mengenalkan seni gamelan Bali ke dunia internasional.
Bukan itu saja, film Bali: Bests of Paradise didukung oleh beberapa musisi terkenal. Mereka adalah Judith Hill, penyanyi sekaligus pencipta lagu dari California. Terlibat juga I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia berasal dari Bali yang terkenal dengan Touch Tapping style-nya.
Sutradara film ini adalah Livi Zheng, penulis sekaligus artis asal Indonesia. Iya sudah Malang melintang berkiprah di dunia perfilman. Harapan Menteri Pariwisata adalah bahwa film dokumenter ini akan menginspirasi banyak generasi muda sekaligus mengangkat seni budaya Indonesia.
Pemuka agama yang turut memberi pujianPara penonton sendiri memberi komentar positif dan dukungan mereka terhadap film ini. Elvira Yap Go, Festival Director of South East Asia video for Children, juga presiden anak TV, salah satu yang memberi dukungan dan komentar positif tersebut. Menurutnya, karya Livi zheng ini sebuah film dokumenter penuh dengan harapan, terutama kecintaan pada budaya musik gamelan. Budaya musik gamelan ini perlu dibawa ke dunia internasional. Inilah salah satu film yang layak dijadikan contoh sebab film dokumenter tidak harus selalu mengangkat isu sosial negatif.
Menurut Go lagi, wujud kebanggaan pada kekayaan dan keindahan negara sendiri bisa dilahirkan lewat film dokumenter. Ritma ceritanya berirama. Dia menganggap Bali: Beats of Paradise salah satu film dokumenter terbaik yang pernah ia saksikan. Iya pun berharap bahwa kekayaan ragam warisan budaya Indonesia tetap terjaga, jadi kebanggaan dan dikembangkan oleh generasi muda. “Selamat atas karya yang inspiratif”, ungkap Go.
Banjir Pujian dan Komentar Positif
Banjir pujian dan komentar positifNiniek L Karim, artis senior yang juga salah satu anggota juri juga angkat bicara. Ada spirit menyala-nyala dan tak bisa dihentikan dari Livi saat menggarap Bali: Beats of Paradise. Niniek L Karim melihat bahwa Livi mempertemukan cinta dan kekagumannya pada gamelan dengan musik Rap karya Judith Hill.
Dan hasilnya memang oke banget. Semangat kekiniannya membuat Bali: Beats Paradise ini mampu menggebrak. Artis senior ini sangat bangga dan mendoakan agar Livi lebih maju lagi untuk karya-karyabesarnya di tahun-tahun mendatang.
Tak ketinggalan Ernie Magtuto, musisi dan pencipta lagu Filipina. Menurutnya film ini salah satu yang sangat menarik dan inspiratif mengenai musik gamelan di Indonesia.
Senada dengan niniek L Karim, Magtuto juga mengucapkan selamat atas pencapaian Livi. Semoga sutradara ini ke depannya lebih banyak lagi menciptakan film film dokumenter tentang berbagai budaya yang hidup di Indonesia maupun di Asia Tenggara.
Penghargaan dan pencapaian Bali: Beats of Paradise akan membuat wajah Wonderful Indonesia akan semakin terangkat. Apalagi Setelah usai acara di Manila, Livi langsung terbang ke Beijing, Tiongkok. Di sana iya diundang sebagai dosen tamu oleh communication University of China. Tentu saja dalam program tersebut Livi nggak akan menayangkan film Bali:Beats of Paradise