Mengapa Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta diubah jadi LCCT – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus melakukan berbagai upaya memajukan pariwisata Indonesia. Banyak program yang diusulkan, dibuat dan dieksekusi. Salah mendorong pertumbuhan pariwisata melalui kemudahan aksesibilitas udara. Ketika disampaikan kepada PT Angkasa Pura II, usulan disambut dengan akan disulapnya Terminal 1 dan T erminal 2 jadi Terminal Tarif Rendah. Aau yang dikenal sebagai Low Cost Carrier Terminal (LCCT).
Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta saat ini melayani penerbangan domestik dan internasional. Karena konsep LCCT diyakini dapat mengundang lebih banyak wisatawan mancanegara, konsep pembangunan LCCT di kedua terminal tersebut, sejalan dengan realisasi target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara tahun 2019.
Alasan Perubahan Terminal 1 dan 2 jadi LCC
Ada beberapa alasan mengapa Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta diubah jadi LCCT. Dijelaskan oleh Menpar Arief Yahya bahwa Low Cost Carrier Terminal akan membawa dampak signifikan bagi perkembangan pariwisata Indonesia. Bisa dilihat contohnya pada penerbangan Jepang yang tumbuh 55 persen saat mereka memutuskan membangun LCCT. Target yang ingin dicapai Indonesia sebanyak 50persen. Saat ini karena belum ada LCCT baru tumbuh 20 persen.
Terminal LCC jelas akan bisa memangkas biaya operasional airlines sampai 50 persen. Sementara traffic akan meningkat dua kali lipat. Untuk saat ini passenger service charge (PSC) untuk Terminal Soekarno Hatta dianggap masih mahal. Untuk terminal 2 domestik sebesar Rp 85.000 perorang, dan terminal 2 internasional nya sebesar Rp150.000.
Menpar Arief Yahya juga menarget maskapai LCC potensial yang belum terbang ke Indonesia. Ada 45 maskapai yang akan dibidik. Dua diantaranya adalah Indigo ( India), Vietjet (Vietnam) yang sampai saat ini masih menolak terbang ke Bandara Soekarno Hatta karena airport charge-nya dianggap mahal. Untungnya Air Asia sudah berkomitmen bahwa dimanapun ada LCCT, Air Asia akan terbang kesana.
Mengapa Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta Diubah Jadi LCCT
Alasan perubahan terminal 1 dan 2 jadi LCCTRencana perubahan tersebut mulai dilaksanakan. Seperti diterangkan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin. Menurutnya terminal 1 dan 2 saat ini sedang direvitalisasi. Walaupun untuk saat ini kedua terminal tersebut sesungguhnya sudah mengusung Low Cost Carrier, pelaksanaan resmi nya akan terwujud setelah selesai revitalisasi.
Untuk proses revitalisasi nya sendiri akan memakan waktu selama 3 tahun. Seluruhnya akan selesai pada tahun 2021. Tidak bisa dilaksanakan lebih cepat karena kedua terminal tersebut saat ini tetap difungsikan untuk melayani penerbangan sehari-hari.
Sementara untuk implementasinya sendiri akan dimulai tahun 2019. Demikian tambahan Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin.
Perlu diketahui bahwa dengan adanya revitalisasi, terminal 1 dan 2 akan meningkatkan daya tampung penumpang. Kapasitas saat ini 9 juta penumpang di masing-masing terminal dan akan ditingkatkan menjadi 25 juta penumpang juga di masing-masing terminal.
Tentu saja terminal 2 akan lebih baik dari yang sekarang karena akan terkoneksi dengan terminal 3. Begitupun semua subterminal seperti 2D dan 2F dan lainnya akan terhubung tanpa ada pemisah lagi.
3 Perbedaan Mendasar Yang Akan Terjadi
Tiga perbedaan mendasar yang akan terjadiAkan ada tiga perbedaan mendasar terhadap terminal 1 dan terminal 2 ketika telah menjadi full LCCT.
Yang ke-1 Seamless Journey. Diperuntukkan bagi penumpang atau wisatawan backpacker yang bepergian dengan barang sedikit. Jika LCCT beroperasi nanti, antrian check in untuk penumpang bagasi dan no bagasi akan dipisahkan.
Yang ke-2 Fast Processing Time. Mesin check in Mandiri akan diperbanyak. Penumpang tak perlu lagi antri di meja counter manual karena mereka dapat melakukan proses check-in sendiri melalui mesin yang tersedia. Otomatis konter check-in manual akan dikurangi. Itu akan membuat lahan Terminal lebih lapang.
Yang ke-3. Differentiated Service. Pelayanan bagasi akan tersendiri.
Alasan lain mengapa Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta diubah jadi LCCT adalah memikirkan karakter pelanggan kapal terbang saat ini. Berangkat dari pemikiran bahwa para milenial tidak suka antri terlalu lama. Mereka lebih suka melayani diri sendiri agar lebih cepat. Begitupun self boarding gate akan dipersingkat di mana pemeriksaan keamanan dilakukan hanya satu tahap. Pelumpang dapat langsung masuk ke gate hanya dengan men-scan barcode yang terdapat pada boarding pass.
Dengan terwujudnya LCCT nanti, Awaludin meyakini hal itu memicu peningkatan angka kedatangan wisata mancanegara ke Indonesia. Karena sesungguhnya yang didorong memang peningkatan traffic pariwisata. Seperti kita tahu pariwisata sudah jadi sektor penting dan diharapkan jadi core ekonomi baru bagi Indonesia.
Arus kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia saat ini hampir seluruhnya masih melalui jalur udara. Itu sebab pihak kemenpar dan PT Angkasa Pura mengajak maskapai maskapas low cost agar masuk ke Soekarno Hatta, bandara tersibuk di Indonesia. Harapannya adalah wisatawan mancanegara semakin banyak pilihan penerbangan low cost untuk datang ke negeri kita.
PT Angkasa Pura juga akan melakukan Roadshow untuk memperkenalkan LCCT kepada maskapai maskapai low budget tersebut.