Tandem Paragliding Pokhara Nepal – Malam pertama di Pokhara, saat menikmati makan malam, tiba-tiba tercetus ide dari teman perjalanan untuk mencoba Tandem Paralayang Pokhara yang terkenal itu. Kami semua bapak-bapak dan ibu-ibu, matang umur, langsung saling berpandang dengan mata bersinar seperti remaja. Semua excited. Ya mengapa tidak mencoba sekalipun butuh keberanian lebih.
- Baca  Ke Pashupatinath Untuk Mati
Phokara -Nepal merupakan salah satu dari 5 lokasi tandem paragliding komersil terbaik di dunia. Termalnya stabil, zona lepas landas dan pendaratan nyaman di atas Bukit Sarangkot. Danau Phewa di bawah salah satu penunjang keamanan. Artinya bila terjadi sesuatu seperti perubahan arah angin langsung bisa digunakan sebagai pendaratan darurat.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=EHqARc3Cy-Y[/embedyt]
Video tentang Phewa Lake dan Tandem Paralayang
Memilih Operator Tandem Paralayang Pokhara Nepal
Dengan jalan pikiran seperti itu semua sepakat mencari operator Nepal Paragliding saat itu juga. Terbangnya sih besok pagi. Untungnya menginap di hotel Crystal Palace, di tepi Phewa Dal, yang jadi pusat turis Pokhara. Tidak sulit menemukan operator yang beroperasi sebab Oktober merupakan bulan puncak turis di Nepal. Malam itu rupanya bukan hanya kami yang ingin mencoba Pokhara Paragliding yang pilotnya banyak dapat penghargaan atau pengakuan dunia.
Baca juga :
Devi’s Fall Pokhara dan Gua Gupteshwor Mahadev
Dengan membayar sekitar satu jutaan rupiah, untuk waktu 30 menit ( lupa jumlah Rupee Nepal-nya), kita membayar asuransi dan transportasi untuk menuju Sarangkot. Mereka mencatat nomor pasport, hotel menginap dan diminta menandatangani surat pernyataan kesehatan, membayar penuh, dan kita melakukan atas kemauan sendiri.
Malam itu tercatat 5 orang yang akan ikut, 3 perempuan dan 2 laki-laki. Besok paginya hanya 3 perempuan yang meneruskan petualangan ini. 2 laki-laki yang salah satunya adalah suami saya, tak berhasil mengatasi rasa takut, memilih angkat handuk putih. “Tak mengapa karena paralayang memang membutuhkan keberanian” Kata saya menggoda mantan pacar.
Sekitar pukul 08.00 pagi kami kembali berkumpul di konter operator paralayang. Di sana sudah menunggu pilot, sebuah minivan. Dibelakangnya sudah dipenuhi parasut, aneka tali temali, dan helm. Para perempuan berani pantang mundur diangkut pakai minivan bersama pilotnya, sementara para “cheerleaders” menyusul dari belakang menggunakan taksi.
Sekitar dua puluh menit berkendaraan, menyusuri jalan berkelok yang terus naik, akhirnya tiba di teras Sarangkot yang permai. Matahari mulai meninggi, cuaca cerah, cericit burung, dan wangi tumbuhan liar memenuhi dada saya.
Sampai di tempat take off, tiga pilot menyiapkan payung dibantu para asisten yang sudah berada di sana. Saat mereka sibuk, saya mengedar pandang ke bukit, puncak Annapurna yang berkilau dalam balutan salju abadi, lereng di bawahnya, dan langit biru terang. Di atas sana puluha payung sudah menyesaki udara, berkibar dan melayang-layang. Saya sedang berada di ketinggian 1592 m, sebelah utara danau.
Mengumpulkan Seluruh Keberanian Untuk Tandem Paragliding Pokhara
Ketika Raj, sang pilot mendekat dan memasang peralatan saya, baru lah adrenalin saya terpompa habis. Jantung berdebar, tangan dingin, kaki dan lutut seolah kehilangan kekuatan. “I’m nervous” ungkap saya kepada Raj. Orang Nepal ganteng ini hanya tertawa. “It’s Alright. You are gonna be fine” Katanya. “Just listen to me. If I say walk, walk. If I say run, run” Raj menambahkan saya tidak boleh menduduki harness saya sampai ia perintahkan. Simple kedengarannya, mudah instruksinya tapi saya tetap tak berhasil meredakan pukulan jantung yang bertubi-tubi.
Siksaan adrenalin itu akhirnya menemukan jalan. Raj mulai memerintahkan saya jalan, pelan awalnya kemudian berlari sekencang-kencangnya ke arah jurang. Benaran saat itu kesadaran seolah hilang. Rasa takut sudah tak relevan. Gak sempat mikir gimana jika tiba-tiba angin berhenti? Artinya secara literal saya sedang berlari menuju jurang, dong?
Memang untuk tandem paragliding pengalaman pertama ini, yang paling menegangkan, adalah naik dan turun. Tapi begitu angin sudah mengangkat payung, saya mengambang tenang di atas jurang, menduduki harness, terkait glider dengan pilot, memandang 360° ke bawah, rasanya segala beban hilang. Jantung yang tadi memompa darah kencang-kencang sekarang tenang. Tubuh, hati dan dada terasa hangat. Saya merasakan kedamaian yang luar biasa. Ya, di bawah banjir Adrenalin, disuguhi hamparan alam yang memesona, pilot yang ramah, saya tak lupa bersyukur kepada Sang Pencipta yang telah dibawa ke tempat ini.
By the way dalam foto ini Raj selalu pasang wajah tegas. Itu sebenarnya pencitraan agar terlihat profesional. Tapi selama di atas, disepanjang waktu dia terus mengajak saya bercanda. Ia pilot yang berpengalaman. Tahu bagaimana cara menenangkan penumpangnya. Saya benaran rileks. Malah saat ia menyuruh saya teriak-teriak saya pun melakukannya tanpa ragu. Setelah itu kami ngakak berdua.
Apa yang harus diperhatikan saat memutuskan ikut main tandem paralayang di Pokhara?
Harga Tandem Paralayang Pokhara
Harus diakui bahwa harga tandem Paralayang Pokhara ini memang tidak murah. Satu juta lebih dikit untuk kesenangan 30 menit, minimal pakai standar kantong saya, jumlahnya cukup signifikan. Tapi jika itu adalah sesuatu yang kita inginkan, minimal satu kali seumur hidup, harga itu layak dibayarkan. Apalagi setelah turun, terima file foto, sampai di rumah dan melihat kembali, saya bersyukur saat itu punya keberanian mencoba.
Demi Keselamatan Paralayang Pokhara Perhatikan Ini
Menurut teman saya, tandem paragliding Pokhara Nepal jauh lebih aman daripada menyeberang di Jakarta. Saat saat Puncak musim tak kurang dari 250 penerbangan per hari. Sekalipun kita dilengkapi parasut, pilot berpengalaman, ada danau besar di bawah untuk menjamin keamanan, tetap saja paralayang ini adalah olahraga petualangan ekstrem.
Dengan kata lain ada risiko di belakangnya. Terutama saat lepas landas dan mendarat yang disebabkan tiba-tiba terjadi perubahan arah angin, masalah teknis peralatan, atau pilotnya gagal berkomunikasi dengan penumpang. Kecelakaan yang berujung kematian bukannya tak pernah menghampiri paragliding Pokhara. Ada kok!
Satu lagi yang masih diperhatikan adalah perusahaan yang dipilih, apakah memiliki asuransi. Memang ada perbedaan harga dari satu perusahaan ke perusahaan berikutnya tapi tidak begitu signifikan. Jadi demi keselamatan sendiri pilihan terbaik adalah tetap memilih operator yang direkomendasikan banyak orang. Mahal sedikit tapi keselamatan lebih terjamin.
Pilot paralayang di Nepal semua memegang lisensi internasional. Sebab di Nepal sendiri tidak punya sistem yang mengatur soal paralayang. Para pilot sekalipun orang Nepal dilatih oleh sekolah paralayang internasional yang datang ke Pokhara. Setelah mereka lulus mereka boleh terbang di mana saja di dunia. Tapi untuk jadi pilot tandem komersil dibutuhkan waktu 2 tahun pengalaman. Selama itu mereka harus membuktikan diri. Berparalayang di lokasi berbeda dalam kondisi cuaca berbeda dan instruktur yang berbeda pula. Mereka harus lulus ujian tandem dengan instruktur APPI.
Panoramic View Sarangkot Paragliding
Saya memilih penerbangan paralayang standar selama 30 menit. Dalam sertifikatnya tertulis Panoramic View. Iya selama 30 menit atau mungkin kurang kita hanya berputar-putar di seputar bukit dengan pemandangan ke Phewa Lake. Mereka juga menawarkan Sunrise Paragliding dan Cross Country yang lamanya sekitar satu jam. Saya juga melihat ada yang melakukan akrobat spiral saat mereka hendak turun ke arah tepi Phewa Tal. Mereka pasti sudah berpengalaman.
Memilih waktu Tandem Paralayang Nepal
Rata-rata perusahaan paralayang menawarkan tiga penerbangan sehari dan 7 hari seminggu. Yaitu pukul 10.30 pagi, 12.00 siang dan pukul 02.00 sore.
Waktu tersebut dianggap matahari sudah cukup lama memanaskan bumi dan menciptakan termal yang dibutuhkan untuk mengangkat parasut. Bagi para beginner atau pemula seperti saya waktu pagi adalah yang terbaik. Sebab termal belum terlalu berkembang. Untuk yang menyenangi sedikit tantangan, siang adalah waktu terbaik melakukan tandem paragliding Pokhara Nepal ini. Sebab panas bumi sudah sempurna.
Kapan Musim Terbaik?
Pokhara paralayang berlangsung sepanjang tahun. Asal Tidak hujan dan termal aktif. Yang perlu diperhatikan adalah September, Oktober, November, sampai Februari dan Maret. Saat itu Nepal sedang diserbu turis. Seperti yang saya lihat, langit di atas Danau Phewa seperti dikerubungi oleh aneka capung warna-warni. Dan mereka merekomendasi bulan-bulan terbaik adalah musim gugur. Saat kolom termal berkembang dengan mudah dan cepat, yang dapat terbang tinggi hingga 3000 meter.
Cara Memesan Tandem Paragliding Pokhara Nepal
Idealnya 1 hari sebelum penerbangan. Agar operator dapat menyiapkan segalanya seperti pilot dan asuransi. Saat mendaftar mereka akan minta deposit 50% dan pagi menjelang akan terbang harus dilunasi.