Open trip ke Taman Nasional Ujung Kulon sudah lama jadi impian. Terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Tak sekadar melindungi hewan endemik hampir punah atau langka seperti Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus). Sebagai tempat wisata “bukan umum” pun tersedia penginapan di Peucang resort.
Suaka Alam Ujung Kulon juga menyimpan pesona wisata yang dahsyat! Snorkeling, jungle trekking, panorama sunset di Karang Copong, Tempat Pengembalaan Badak Jawa di Cidoan, dan susur Sungai Cigenter. Ada Peucang Resort, penginapan di kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli ini.
Open Trip ke Ujung Kulon
Bagaimana cara pergi ke Ujung Kulon? Ini pertanyaan mendasar saat saya dan suami melihat foto-foto wisatawan liburan ke sana. Bagaimana pun ini adalah taman nasional, bukan sembarang destinasi wisata. Tidak akan ada transportasi umum ke sana.
Untung lah keinginan melihat ekosistem asli di kawasan paling ujung Pulau Jawa terpenuhi ketika teman kami menawarkan open trip. Saya pun segera mendaftar.
Open Trip ke Ujung Kulon biasanya ditawarkan dalam Paket Wisata dan Open Trip Ujung Kulon – Pulau Peucang
Atraksi yang ditawarkan seperti halnya keindahan dalam Taman Nasional Ujung Kulon Banten, kita akan dibawa melihat pusat lokasi untuk konservasi Badak Jawa cula satu. Walaupun kamu tidak akan pernah melihat badak itu sendiri karena memang langka, badak juga gak sembarangan memperlihatkan diri, setidaknya melihat lokasi habitat aslinya cukup memuaskan juga.
Tapi di Ujung Kulon sebagai Taman Nasional tertua di Indonesia kamu boleh berharap keseruan aktivitas wisata bahari seperti snorkeling, trekking, canoeing (bersampan), jelajah pulau dan laut dalam kondisi alami terbaiknya.
Ujung Kulon juga berkisah tentang keindahan pemandangan bawah laut, menyaksikan satwa dan tumbuh-tumbuhan liar, pantai dengan pasirnya yang putih, serta masih banyak lagi yang akan anda
Open trip ke Ujung Kulon artinya kamu juga akan dibawa langsung mengunjungi pusat konservasi satwa terlindungi.
Paket open trip biasanya berlangsung selama 3 (tiga) hari 2 (dua) malam.
Baca juga di sini:
- Foto Jembatan Darul Hana Kuching Sarawak
- Main Ke Pulau Sebesi Kalianda Lampung
- Puncak Mas Lampung Bisa Narsis di Ketinggian
- Way Kambas Lampung Timur
1. Memulai Wisata Ujung Kulon Berangkat Dari Tangerang
Rumah saya dan Taman Nasional Ujung Kulon sama-sama di Provinsi Banten. Tapi melangkah ke sini tak begitu mudah. Setidaknya butuh kawan, seorang guide, dan waktu minimal 2 hari 2 malam.
Rombongan open trip Ujung Kulon saya ini berisi 13 orang. Habis makan malam kami naik minivan cateran dari Tangerang. Menembus kegelapan dengan jalan penuh liku selama 6 jam. Rasanya seperti melayang. Tidur, terbangun, tidur lagi dan terbangun lagi. Begitu saja terus menjelan subuh saat sampai di Desa Sumur Pandeglang.
Pemilik perahu ke Ujung Kulon menyediakan home stay dan sarapan. Saat matahari membuka kami sudah di dermaga. Berjalan ke dalam air menuju ojek perahu, naik kapal motor yang parkir di tengah.
Lega hati begitu kapal motor dari Desa Sumur Pandelang memasuki Selat Panaitan. Perjalanan tadi membuat sport jantung. Diteman hujan deras dan ombak besar.
Melakukan trip ujung kulon ini memang butuh perjuangan. Ditambah 3 jam melintasi Teluk Paraja yang berombak, hujan, sebelum merapat di Dermaga Peucang pukul 12.
Kini memandang ke Pulau Peucang segala lelah dan takut terbayar. Saya akan melihat banyak atraksi alam yang terletak di Provinsi Banten ini. Memanjakan rasa dalam wilayah dengan evolusi ratusan tahun sejak letusan Krakatau tahun 1883. Belum lagi keberagam flora dan fauna. Siapa coba yang tak excited memasuki habitat macan tutul, anjing liar (dhole), kucing pemancing, luwak jawa, owa jawa, bahkan burung merak? Wow benar-benar memesona melakukan Pesona Wisata Ujung Kulon ini !
Saya lama terkesima memandangi Pantai Peucang berpasir putih dari geladak kapal. Sesekali ombak menjilati lalu pecah diam-diam. Di bawah ribuan ikan bergerombol dalam air sebening kaca. Saya menceburkan tongkat GoPro agar bisa mengintip pesta yang berlangsung . Ternyata makin dalam makin besar ikan-ikannya.
Baca juga di sini:
- Semaka Tour dan Festival Teluk Semaka 2015
- Teka-teki Rumah Sangkut Gunung Kupang
- Wisata Sentra Batu Akik Lampung
- Jalan-jalan ke Bima
2. Peucang Eco Resort Penginapan di Pulau Peucang
Paket wisata Ujung Kulon salah satunya adalah snorkeling. Begitu sampai rombongan, terutama remaja dan anak-anak tak sabar memulai. Sejak tadi mereka terus saja berceloteh tentang alam bawah laut suaka alam margawa satwa ini.
Tapi harus check in dulu di Peucang Eco Resort. Menikmati makan siang dan minuman selamat datang.
Penginan Peucang Eco Resort terbagi tiga tipe. Sepertinya memang disediakan rombongan besar semacam open trip ini. Mereka adalah:
- Flora A dengan fasilitas 2 kamar ber- AC.
- Flora B mirip dengan Flora A. Saya dan teman-teman kebagian Fauna, tipe paling besar. Berisi 6 kamar, tapi tak pakai AC.
- Ruangan makan, kamar, dan kamar mandi bersih.
- Kisaran harga sekitar 400 sampai Rp700.000 per malam.
Di halaman Peucang Eco Resort hewan-hewan berkeliaran dengan bebas. Seperti gerombolan rusa yang bahagia merumput dengan teman-temannya. Begitu pun dengan babi hutan. Seperti hewan pemalu karena dia mengintip saja dari belakang bagunan resort.
Entah kalau ular. Saya tak berani memikirkannya. Kalau pun mereka main di halaman Peucang Eco Resort, seharusnya gak ada yang larang. Ini memang rumah mereka dan mereka dilindungi di sini.
Tapi dua hari menginap di sana, tak terlihat tanda-tanda kehadiran hewan melata itu kok!
3. Snorkeling di Pulau Badul
Lalu kami pun siap snorkeling. Menuju 1 dari 4 titik snorkeling di Ujung Kulon. Ada keindahan Ciapus, Citerjun, dan Legon Koba. Tapi karena ada anak-anak, titik snorkeling yang dipilih Pulau Badul yang relatif tenang.
Sayang banyak karang yang rusak. Tapi untuk pemula seperti saya, lumayan. Ikan warna-warni berkeliaran di antara karang, disapa lembut jonjot anemon magenta. Rasanya ingin menekur terus ke bawah, membiarkan laut menyingkap semua keindahannya. Kadang saya berhenti menggerakan kaki, membiarkan diri dihanyutkan ombak. Sayang Pak Suami tak setuju. Ia selalu berteriak memperingatkan agar saya hati-hati.
4. Jungle Trekking Menuju Karang Copong
Balik ke penginapan kami bersih-bersih. Melanjutkan eksplorasi Ujung Kulon. Kali ini jungle trekking menuju Utara Pulau Peucang, Karang Copong. Yee sunset Karang Copong terkenal indah. Dan semua keindahan ada harganya. Kamu butuh satu jam melintasi hutan lebat!
Pengalaman jungle trekking trip Ujung Kulon tak kalah memukau. Merasakan keteduhan tajuk hutan. Bau lembab tanah, cendawan, dan daun lapuk saat melepas panas yang diserap tadi siang. Suara burung terdengar dekat.
Foto narsis di bawah Pohon Kiara (Ficus Benjamina L). Menurut Pak Ranger, umur kiara ini sudah lebih seabad. Tajuk rapat. Yang mengerikan kiara dapat mematikan pohon lain dengan cara mencekik. Sedikit bergidik saya memandang lebih dekat ke akar-akar yang ber semburan dari dalam tanah. Seperti monster rakasasa bertangan cacing dan mencengkeram siapa saja.
Karena berada di taman nasional pohon ini terlindungi dari tangan-tangan jahil. Dan semua pohon di Taman Nasional juga dilindungi. Bahkan pohon yang tumbang tidak boleh sembarangan diambil atau dimanfaatkan oleh penduduk setempat.
5. Atraksi Alam Kebangetan Cakep: Sunset di Karang Copong
Jalannya datar tapi banyak urat kayu. Beberapa kali tersandung, jadi lumayan ngos-ngosan sesampai di mulut pantai yang dihiasi karang-karang kasar. Satu yang tegak sendirian, kakinya selalu dihantam ombak Selat Sunda, Karang Copong.
Matahari condong di kaki langit. Trekking 1 jam membuat saya merasa merasa beruntung dapat melakukan 7 Pesona Trip Ujung Kulon.
Apalagi ketika matahari tenggelam sempurna, muncul blue hour. Langit kuning berubah jadi pink keunguan. Jadi ingat masa kecil, setiap sore disamperin ibu ke tempat main agar cepat pulang karena hari sudah gelap. Kalau saya menolak ibu berkata” Mau tidur di mana?”
Itu juga yang saya katakan pada suami saat duduk bersisian menonton teater alam itu. Saya enggan kembali ke tempat penginapan. Dan mantan pacar saya itu mengatakan tidak bersedia menemani saya bermalam di sana. Lagi pula saya memikirkan harus kembali jungle trekking dengan medan yang lumayan menguras tenaga.
Sampai warna biru semakin gelap, merah jambu sia-sia menampakan warna teman-teman mulai beranjak. Senter-senter dikeluarkan dari tas. Jadi kalau melihat sunset ke Karang Copong jangan lupa bawa senter. Gulita banget lho jungle trekking dengan menembus hutan malam-malam.
Lihat di sini : (Video) Jalan-Jalan ke Ujung Kulon
6. Padang Penggembalaan Cidaon, Tempat Main Satwa Endemik
Hari kedua open trip Ujung Kulon adalah menjelajah Padang Penggembalaan Cidaon. Meneruskan 7 pesona trip Ujung Kulon dengan lokasi seluas 4 hektar. Terletak di muka Pulau Peucang, 10 menit perjalanan .
Cidaon terkenal sebagai tempat main satwa endemik Ujung Kulon. 5 menit dari dermaga, seolah tempat ini sebagai area konfrensi seluruh fauna Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi, banteng, kerbau, badak bercula satu, babi hutan, kijang, dan burung merak.
Sayang telat. Matahari sudah meninggi. Savana Cidaon sepi. Yang tinggal hanya ilang kuning kemerahan, kotoran hewan, dan bekas jejak kaki aneka ukuran.
Usai main baru sadar ditumpangi ‘hitchhikers”, nempel di celana dan selendang. Benih gulma yang menyebar dengan berbagai cara. Lewat air, udara, hewan, atau menempel di baju saya. Bibit liar seperti ini disebut “hitchhikers”. Mencengkeram media pindahnya dengan duri halus, memastikan benih bisa melakukan perjalanan jauh, rontok dan berkembang di tempat baru.
Baca juga Jalan-Jalan ke Anyer Banten
7. Melihat Jejak Satwa dan Flora Endemik Dengan Susur Sungai Cigenter
7 pesona trip Ujung Kulon berikut Sungai Cigenter, Pulau Handeuleum. Jarak 30 menit dari Savana Cidaon. Setelah mendapat izin polisi hutan, seorang ranger ditugaskan memandu. Kano dari kayu utuh dikeruk di tengahnya, berkapasitas 15 orang, siap dinaiki.
Sang Ranger wisata Ujung Kulon berkisah suka duka sebagai penjaga berikut seluruh isi hutan. Kami semua menyimaka dengan seksama. Lalu ia memperlihatkan jejak badak yang terpeleset di tepi sungai. Meminta kami lebih konsentrasi lagi mendengarkan kicau burung endemik. Melihat ke atas, saya terpesona melihat segerombolan kera melompat dari pohon ke pohon.
Meluncur di atas sungai tenang, kedalaman 6 meter, terpikir apakah Cigenter ada buaya? “Ada, besar-besar!”. Semua orang langsung menarik tangan dari air sungai. Iya Cigenter dihuni buaya dan ular piton!
Intip Pesona Wisata Taman Nasional Ujung Kulon di Video Ini!
Video Trip Ujung Kulon
Wisata Ujung Kolon ini tak hanya mendapat semua keindahannya, tapi kita juga diedukasi . Mengenal keaneka ragaman hayati sekaligus dibawa mencintainya. Pesona wista Taman Nasional Ujung Kulon memang tak main-main.
Salam wisatawan lestari,