Rumi dan Law of Attractions ini terpikir dari membaca dua buku. Yang pertama adalah Fihi Ma Fihi (Inilah Apa yang Sesungguhnya) buah karya Rumi. Kedua The Secrets buah karya karya Rondha Byrne. Yang satu adalah penyair berasal bukan dari abad saya dan yang satu lagi penulis motivasi hidup di jaman saya. Mereka dipisahkan rentang waktu ratusan tahun, namun benang merah dalam pemikiran mereka seperti rentang tali penyelamat panjat tebing. Kuat. Tentang daya tarik, tentang keinginan kuat akan dijawab oleh semesta. Mungkin Byrne pernah membaca Rumi yang pasti Rumi pasti tidak kenal siapa itu Byrne. Mestinya saya memasukan satu buku lagi, The Alchemist karya Paulo Coelho. Namun terlalu ruwet bagi saya untuk di ramu dalam tulisan pendek dalam travel blog ini.
Jalaluddin Rumi (1207-1273), pujangga mistik terbesar dalam sejarah Islam, memesona saya sejak lama. Kalimat-kalimat puitisnya, membuat saraf jantung meliuk-liuk, satu alasan mengapa saya mengoleksi beberapa bukunya. Tidak tahu pasti apakah ini termasuk pencarian spiritual, yang jelas menikmati dan bergembira di dalam pemikiran Rumi terasa ringan. Seperti menikmati semangkuk baso yang dijual abang-abang di tepi jalan. Kedalaman kalimat-kalimat Rumi seolah membawa saya ke tempat-tempat wisata baru. Menyeberangi berbagai panorama eksotis tanpa perlu membeli tiket kapal terbang dan booking hotel terlebih dahulu.
Law of Attarctions Dalam Pemikiran Rumi
Inti dari buku The Secrets adalah Law of Attractions atau Hukum Daya tarik yang kurang lebih secara umum mengatakan bahwa segala sesutu dalam hidup kita berawal dari pikiran. Dengan kata lain Hukum Daya Tarik merespon pikiran kita, apa pun isinya. Ibaratnya pikiran itu seperti magnet, menarik apapun yang ada di sana, terwujud ke dalam realita.Jika isi dominan dalam pikiranmu adalah kekayaan maka kekayaan lah yang akan dilihat dan ditemukan. Sebaliknya jika yang mendominasi pikiran negatif maka dunia ini penuh dengan segala kebusukan. Dan kebusukan itu pula lah yang akan mengikuti ke mana pun kita pergi.
Hukum daya tarik seperti itu khusus saya temukan dalam wacana ke 37 dari kitab Fihi Ma Fihi. Awalnya tak memperhatikan. Karena Fihi Ma Fihi ini agak sulit dimengerti, kalau sedang ada waktu saya membaca ulang. Saya dibuat terkejut terkejut bahwa lebih dari 800 tahun lalu Rumi sudah berbicara tentang hukum daya tarik. Padahal buku The Secret mendapat momentum di abad ke-21 ini. Tapi gak aneh juga sih karena dalam The Secret pun Rhonda Byrne sangat mengatakan bahwa idenya berasal dari agama, kesusasteraan, dan filsafat selama berabad-abad. Setidaknya begitu lah yang saya pahami dalam Rumi dan Law of Attractions ini.
Pemahaman saya dalam Rumi dan Law of Attractions juga begini: Ketika Allah membuat hal-hal menakjubkan di dunia ini seperti: Taman Angrek, Padang Rumput, maupun Ilmu Pengetahuan, terlebih dahulu DIA merancang hasrat dalam hati manusia. Dan tentu saja Hasrat yang terus menerus memenuhi isi pikiran, cepat atau lambat akan diujudkan di tatanan realita.
Si humanis yang lahir pada di Kota Balkhan, salah satu kota kecil yang jadi bagian Provinsi Khurasan di Iran ( sekarang menjadi bagian dari Afganistan) juga menuliskan, “ Imajinasi dan hati kita ibarat ruang depan dari sebuah rumah. Awalnya pikiran masuk ke ruang itu sebelum melanjutkan ke dalam rumah.”
- Baca juga di sini : Transformasi Ide Jadi Materi Dialektikal Hegel
Analogi Yang Jenius
Yang paling saya sukai dari Rumi adalah kejeniusannya dalam memilih analogi. Seperti pengibaratannya yang tidak terbantahkan ketika dia menganggap bahwa seluruh dunia adalah rumah. “Setiap imaji yang bersarang dalam pikiran-pikiran terdalam manusia pasti muncul dan terlihat di rumah itu.” Kalau mengambil contoh dari kompleks perumahan saya tinggal saat ini, awalnya terlihat dalam pikiran seseorang. Seseorang yang ingin membangun bisnis properti, kemudian di ujudkan dengan membentuk perusahaan, menyewa insinyur untuk membuat gambaran. Akhirnya ya seperti sekarang, kompleks ini sekarang bernaung di bawah perusahaan go public dengan properti tersebar dari Pulau Jawa, Bali dan Batam.
Law of Attractions bersangkut erat dengan imaji, igauan, harapan, dan cita-cita. Umpanya mereka merupakan ruang paling depan dari rumah ini. Apapun yang kita bayangkan, akan terlihat memasuki beranda depan. Dan ketahuilah suatu saat mereka pun akan tampak dalam rumah, dunia kita. Dan ketahui juga lah, apapun yang kita lihat dalam rumah saat ini, kebaikan atau keburukan, semuanya berawal dari beranda, dominasi pikiran kita. Selalu berpikir tentang cinta maka cinta lah yang akan memenuhi seluruh rumah kita.
Curhat: Dan sampai saat ini Law of Attractions dari buku The Secrets ini lah yang membuat saya ngeri memendam pikiran negatif. Kalau pun ada dipertahankan seperlunya saja, misal untuk melindungi diri. Selebihnya selalu mendidik diri sendiri agar tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang lain, apalagi kepada Allah.
Dalam Rumi dan Law of Attractions ini bahwa segala sesuatu berawal dari pikiran, hasrat. Sebelum Allah menciptakan hal-hal yang menakjubkan semuanya berawal dari pikiran. Apakah mesin jet super cepat, gedung-gedung aneh seperti di Dubai, Ladang Bunga Lavender seperti di Peranci, atau keindahan alam dengan resort-resort cantik di Bali, terlebih dahulu Allah mencangkokan hasrat ke dalam pikiran dan hati manusia.
Bersama hasratnya manusia bertebaran di muka bumi. Dia yang melayani tuntutan hasrat akan selalu menuntut untuk terujud. Dan lewat hasrat dan tuntutan terdalam ini manusia membentuk wajah dan kehidupannya sendiri.
Terakhir dari Law of Attractions : “Mereka yang memiliki hasrat dan bekerja atas tuntutan akan melihat segalanya terwujud”.