Wisata Brussels dalam satu hari memang tak cukup. Umpama makan, baru satu sendok tapi piringnya sudah di renggut pelayan resto. Tapi untuk mengenal kota tuanya, satu hari sudah lumayan. Dapat lah beberapa tempat seperti persinggahan saya satu hari penuh di Brussels dalam perjalanan dari Paris ke Volendam – Belanda. Kami akan makan siang di sini.
Musim Semi Waktu Terbaik Untuk Wisata Brussels
Waktu terbaik mengunjungi Brussels adalah musim semi, April-Juni. Suhu hangat tapi tidak tidak terlalu panas. Sesuai banget lah bagi penduduk negeri tropis. Saya tiba bulan Juni, ketika ibukota Belgia sedang menikmati limpahan sinar matahari penuh. Sementara kota, taman, jendela toko dan rumah penduduk berhias kelopak bunga warna-warni. Daun maple masih hijau, cafe tepi jalan menghamburkan aura akrab ketika para pengunjungnya asik menikmati bir sambil mengobrol dengan teman-teman mereka.
Sebelum berangkat saya mencari tahu tempat-tempat asik untuk melihat bunga-bunga musim semi. Salah satu blog dari warga lokal membahas tentang Hallerbos. Itu adalah bahasa Belanda untuk menamai sebuah taman atau Bois de Halle dalam bahasa Perancis. Berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota. Ia memperlihatkan hutan hijau yang lantainya penuh bunga Blue Bells yang sedang mekar. Tapi pesona wisata Brussels Dalam Satu Hari tidak memungkinkan lah.
Kami hanya ke Kota Tua untuk melihat Komplek Grand Palace dan bangunan Balai kotanya yang terkenal itu. Mampir Manneken Pis, mencoba wafel Belgia (Belgaufra) dan Coklat Belgia yang mendunia. Untuk menikmati musim semi Brussels merasa puas hanya dengan mawar dan Lander dari pot atau di tanam warga kota di tepi jalan.
Brussels Dalam Satu Hari: Cobblestones yang Romantis
Novel-novel karya penulis Eropa seperti Hemingway sering bercerita tentang Cobblestone. Jalanan yang terbuat dari batu-batu bulatkecil (makadam), bersusun dan membentuk pola. Hemingway menggambarkan dengan begitu romantis, hingga mampu menempel dalam kenangan saya hingga hari ini.
Memasuki jantung Brussels dengan jalan kaki, melintas di atas cobblestones, saya seperti menemukan diri yang lain.  Iya jalan kaki adalah cara terbaik untuk menemukan sebuah kota selain menemukan diri sendiri. Jalan-jalan kuno itu membuat saya terpesona, melupakan kenyataan bahwa saya paling benci jalan kaki dalam waktu lama.
Tapi ini bukan trekking. Saya sedang memasuki labirin usang yang berliku. Atau mungkin juga sedang memasuki kota abad pertengahan. Jalan berbatu yang dipagari bangunan serasi di kiri-kanan, menenggalamkan saya ke masa lalu yang asing. Aroma roti hangat yang baru keluar dari oven dan kopi yang baru diseduh melambungkan angan. Apa lah artinya jalan kaki satu sampai dua kilo, ya kan?
Yang membuat saya sadar bahwa ini bukan kota kuno namun kota Eropa yang modern adalah ketika sebuah taksi Mercedes warna hitam melintas dengan sopan.
Cafe cafe tepi jalan penuh dengan pengunjung yang sedang duduk menikmati bir atau kopi dalam kehangatan udara musim semi juga hiburan tersendiri.
Destinasi Wisata Brussels yang Keren – La Bourse de Bruxelles
Rasanya tidak sabar menunggu acara makan siang usai. Sapaan dan obrolan teman-teman saya sahuti sambil membayangkan gang-gang cobblestone, diapit oleh gedung-gedung tua yang penuh ukiran pada eksteriornya.
Usai makan tiba saatnya acara bebas. Saya mencolek suami agar segara menuju sasaran pertama:Â La Bourse de Bruxelles atau sering disebut Bourse saja.
Gedung ini dibangun pada 1873, di bekas situs biara Recollets. Dirancang arsitek Leon Suys, mendapat sentuhan juga dari Rodin, pematung terkenal pada dekorasi eksterior nya. Digunakan sebagai tempat Bursa Efek Bruxelles selama 200 tahun sampai 1996.
Rencana awal rencana pembangunan gedung ini untuk alasan kesehatan dan estetika: Menutupi pemandangan ke arah Sungai Seine. Mestinya waktu itu Seine tidak sebersih dan seindah sekarang ya. Dan orang Eropa memang bekerja tidak setengah-setengah. Dari luarnya saja sudah terlihat banyak ornamen cantik. Di sana sini ditempeli patung karya Rodin. Apa lagi kalau masuk ke dalam. Sayang karena keterbatasan waktu tak sempat menyilau isinya.
Grand Palace Brussels
Orang belum berkunjung ke ibukota Belgia bila belum mendatangi Grand Palace Brussels. Begitu katanya. Dari Bourse cukup berjalan untuk sampai alun-alun persegi empat, yang disebut juga La Grand-Palace.
Lokasi ini sudah muncul dalam sejarah sejak abad ke-12, terkenal dengan bangunan yang melambangkan kekuatan kota, dan rumah-rumah tua para pengusaha di abad itu.
Bangunan yang terdapat dalam kompleks ini sering dijuluki permata arsitektur. Menggabungkan gaya arsitektur dan seni budaya barat yang eklektik. Di sana terdapat ruang untuk pasar, rumah pedagangan Serikat, dan balai kota.
Pada puncak kemakmurannya, Grand Palace dianggap sebagai saksi khusus atas keberhasilan Brussels sebagai kota dagang di Eropa. Tempat ini pernah diluluh lantakan hanya dalam 3 hari oleh pasukan Louis ke 14 pada tahun 1695. Tapi orang Belgia percaya bahwa kompleks anggun ini seperti burung phoenix, bagaimana pun hancurnya akan terus bangkit dari abu.
Nyatanya benar. Hanya Dalam waktu 5 tahun Grand Palace dibangun kembali. Kali ini lebih spektakuler seperti yang kita saksikan sekarang.
Arsitekturnya memberikan ilustrasi tentang tingkat kehidupan sosial dan budaya abad ke-17 sampai sekarang. Saya tidak bisa membedakan gaya arsiteturnya. Namun dari literatur mengatakan bahwa di sini empat gaya arsitektur berdiri berdampingan dengan tumpang tindih. Ada gaya barok, Gothic, Neo klasik dan Neo Gotik.
Mungkin karena saat itu sedang awal liburan musim semi Eropa, Grand Palace Square berlimpah turis. Memang setiap tahun kompleks yang tercatat sebagai World Heritage UNESCO dikunjungi oleh puluhan ribu turis. Di sini juga berlangsung festival tahunan, keajaiban musim dingin di musim dingin, dan halamannya akan dipenuhi oleh karpet bunga saat musim semi.
Bangunan-Bangunan yang Memesona di Grand Palace
- Hotel de Ville ( balai kota) . Terletak di sebelah tenggara Grand Palace, Maha karya arsitektur Gothic Brabantine, dan Tenggara paling terkenal di Brussels. Ia bangunan paling tua di tempat ini. Berdiri sejak abad ke-15, dengan ketinggian 96 m, patung malaikat Michael di bagian atas. Di dalamnya lebih indah lagi, langit-langit nya dihiasi chandelier yang sangat banyak. Jika ingin mengikuti tur tersedia hari selasa dan rabu sore. Dalam bahasa Belanda, Perancis dan Inggris.
- Moison du Roi: terkenal juga sebagai The King’s House yang selesai dibangun pada tahun 1536. Direnovasi kembali pada 1873. Milik penguasa ke kaisaran Spanyol dan ke kaisaran Romawi. Di dalamnya banyak tergantung lukisan dari abad ke-16, Permadani, dan tempat menyimpan lemari pakaian Mannekin Pis.
- Moison des Duc de Brant: Dengan fasad besar dan banyak tiang serta warnanya yang sedikit suram, bangunan Neo klasik ini yang mengingatkan saya pada film Harry Potter.
- Le Pigeon: Berarti rumah merpati, jadi tempat tinggal Victor Hugo selama pengasingan di Belgia pada 1852.
- Le Renard, Le Cornet dan Le Roy d’Espagne:Â Â Bangunan-bangunan yang mewakili asal kekayaan kota ini. Yang menaungi para pedagang mulai dari tukang kain sampai tukang Perahu. Pada Fasad bangunan ada patung Charles 2!!dari Spanyol yang juga raja Belgia selama abad ke 17.
Mannekin Pis
Ini wisata Brussel paling aneh. Memang kota ini kaya sejarah. Dirancang seksama untuk jadi sumber pendapatan lewat pariwista. Komplek Grand Palace sudah nyata kemewahannya. Tapi kalau ada yang membuat saya heran adalah Manneken Piss, patung perunggu anak kecil yang sedang kencing berdiri. Tingginya hanya 61 cm dan terletak di pojok jalan.
Kalau tidak membaca brosur pariwisata, dan saya lewat disini, pasti tidak akan menghiraukan. Paling-paling saya anggap hiasan taman seperti taman-taman mana pun di kota besar. Nyatanya inilah salah satu atraksi wisata utama kota Brussels. Berasal dari abad ke-17. Penduduk setempat punya banyak cerita untuk di rayakan bersama bocah kecil ini sepanjang tahun.
Sejarah patung Manneken Pis
Banyak legenda yang menelingkupi patung mungil ini. Salah satunya adalah cerita tentang seorang ayah yang kehilangan putranya selama di Brussels. Penduduk setempat membantu mencari dan akhirnya ditemukan. Sebagai tanda terima kasih sang ayah memberikan patung kecil ini sebagai hadiah.
Ada lagi kisah tentang keberanian seorang bocah yang jadi mata-mata selama terjadi pengepungan kota. Iya mengeluarkan berbagai taktik untuk mengelebui musuh. Keberaniannya tak terbantah. Coba saja ia memadamkan bom dengan mengencinginya. Kisah-kisah seperti ini terus memantapkan Manneken Piss sebagai legenda kota.
Dan patung anak kecil yang sedang pipis ini memenuhi kalender tahunan kota. Pakaian nya selalu berganti mengikuti hari-hari festival dalam kota Brussels. Mulai dari pakaian santai sampai kostum nasional. Pakai itu juga dari negara-negara di seluruh dunia. Baru-baru ini ditambahkan kostum merah dari kulit yang dipersembahkan oleh kota Haining, Cina.
Jangan Lupa Cicipi Waffel Belgia
Waffel di Belgia sama seperti martabak terang bulan di Bandung. Selain dinikmati penduduk lokal, jadikan ikon wisata kuliner bagi wisatawan. Makanya tidak heran setiap sudut jalan dan truk makanan menawarkan waffle sebagai cemilan.
Berbeda dengan martabak terang bulan, dibeli di tepi jalan tapi dibungkus dan dibawa pulang. Waffle Brussels juga dijual di tepi jalan, dibungkus di kertas, banyak dinikmati di tempat. Menu utamanya adalah waffel itu sendiri lalu diberi topping aneka rasa. Pilih sesui selera. Ada gula bubuk, buah, krim kocok, dan coklat.
Coklat Belgia – Pelicaen Belgian Chocolates
Sebetulnya ini juga termasuk yang mengherankan dalam wisata Brussels, eropa umumnya. Eropa tidak punya tanaman Kakao tapi mereka sukses membranding negerinya sebagai produsen coklat terenak sedunia. Padahal sebagian besar bahan baku diimpor dari negara Afrika dan Asia. Indonesia tentu termasuk. Buah kakao terbaik dari Nabire di Papua, Lahat Sumatera Selatan, Kulon Progo Yogyakarta, Jembrana Bali, diekspor ke Eropa.
Tapi mengapa permen coklat terbaik datang dari Belgia atau Swiss? Heran kan? Jangan! Itulah kepandaian orang Eropa membangun branding.
Pembuatan coklat adalah salah satu bisnis besar di dunia. Dan ahli coklat paling terkenal ada di Belgia. Mereka telah membangun industri ini sejak abad ke- 17. Jadi bagian penting pertumbuhan ekonomi dan budaya bangsa. Abad ke-19 industri coklat berkembang secara besar-besaran. Bersama dengan Swiss jadi salah satu komoditas paling penting di Eropa.
Hanya beberapa langkah dari Patung Manneken Pis, berdiri toko Pelicaen Beligum Chocolata. Meskipun toko coklat ini milik keluarga keturunan Cina, menu coklat mereka mendapat pengakuan sebagai coklat enak. Oleh-oleh wisata Brussels lebih menarik karena bermacam model dan kemasan coklat tersedia untuk dibawa pulang.
Kalau membaca di internet banyak komplain terhadap toko coklat ini. Terutama mengenai pelayanannya. Tapi mengenai coklatnya sendiri, saya sudah membuktikan banyak yang enak. Sayang saja beberapa di antaranya sampai di tanah air meleleh alias lumer. Mungkin karena perbedaan suhu.
Demikian wisata Brussels dalam satu Hari