Sebagai destinasi wisata utama di Indonesia, Bali menawarkan segalanya. Wisata alam dan budaya dengan berjuta variasi untuk dipilih. Tergantung minat, waktu, dan dana, Bali akan memanjakan siapapun berdasarkan pilihan mereka.
Boleh juga dikatakan bahwa siapapun yang berwisata ke Bali akan mendapat apa yang diinginkan dari sebuah tempat wisata. Seperti penggemar wisata sejarah dan budaya, Bali adalah museum hidup, terbuka untuk dieksplorasri. Mulai dari Utara Sampai Selatan, negeri para dewa ini tak kekurangan museum yang dapat disambangi.
Dalam post ini saya merekomendasikan dua tempat wisata museum di Denpasar – Bali.
1. Museum Lukisan Sidik Jari
Museum tidak selalu berarti penyimpan koleksi barang-barang kuno. Benda-benda peninggalan prasejarah baik berupa patung, lukisan maupun benda antik, tempat penyimpanan terbaik memang di museum. Di sana mereka akan menerima perawatan dan penjagaan dengan baik.
Berbeda dengan museum umumnya, museum lukisan sidik jari lebih tepat sebagai tempat penyimpan kreativitas. Bukan pula tempat menyimpan sidik jari yang biasanya digunakan pihak berwajib sebagai alat identifikasi dalam proses investigasi. Museum Lukisan Sidik Jari berisi berbagai lukisan hasil karya dari I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Bila seniman lain menggunakan kuas untuk memoles canvas, Bapak keturunan bangsawan ini menggunakan ujung jari telunjuknya untuk menuangkan imajinasinya.
Museum ini lahir secara kebetulan. Ketika Pak Ngurah Gede Pemecutan frustrasi dalam menyelesaikan sebuah lukisan. Karena tak kunjung selesai juga ia bermaksud memusnkahkan saja, merusaknya dengan menempelkan ujung-ujung jari yang penuh cat.
Dan betul kata orang bijak bahwa di ujung setiap kegagalan menunggu pintu kesuksesan. Tak di sangka “jejak jari” yang hendak merusak lukisan tersebut ternyata menimbulkan ide untuk membuat lukisan-lukisan lain dengan ujung jari.
Koleksi Museum Lukisan Sidik Jari
Museum ini menyimpan tak kurang 200 koleksi lukisan. 98 lukisan dikerjakan sendiri oleh I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Tehnik lukisan yang ia temukan tanpa sengaja pada 9 April 1967, membawanya ke jenjang sukses. Jalan yang ia temukan dalam menggali proses kreativitas diri. Dalam 98 lukisan tersebut terdapat 1.575. 000 lebih sidik sidik jari pribadi sang pelukisnya.
Entah siapa yang menghitung tapi demikian lah penjelasan Guide yang menemani saya selama berkunjung di sana.
Seluruh tema lukisan yang digantung di dalam museum ini sarat dengan budaya dan sejarah Bali. Salah satunya mengisahkan peristiwa Perang Puputan Badung. Perang Bali yang sangat terkenal karena banyak memakan korban jiwa dan harta.
Baca juga
6 Spot Instagramable Pantai Pandawa Bali
Colonial Penang Museum: Memanjakan Mata dan Rasa
Jejak Pertama Orang Jawa di Museum Ketransmigrasian Lampung
Yang sangat menarik, sekalipun menggunakan totol-totol dari ujung jari, suasana perang Bubutan yang kalang kabut tergambar jelas. Lama juga saya tercenung di bawah gambaran suasana pertempuran antara pasukan Badung yang dipimpin Raja Pemecutan melawan pasukan Belanda. Seperti kita tahu akhirnya seluruh pasukan Pemecutan gugur di perang Puputan tersebut. Dalam lukisan juga digambarkan saat ayah sang pelukis yang masih bayi disusupkan keluar dari istana.
Ternyata titik-titik yang tersusun rapi, dengan tingkat kepekatan warna cat tertenti, telah membentuk kesatuan lukisan yang utuh. Saya maklum jika karya indah itu memerlukan waktu hingga 18 bulan.
Alamat Museum Sidik Jari Denpasar – Bali
2. Museum Bali
Terletak persis di depan Lapangan Puputan. Museum Bali dibangun tahun 1910 dengan fisiknya mengikuti struktur bangunan Keraton atau Puri. Jadi gak heran saat melangkah ke halaman pertama kami kita serasa masuk ke istana masyarakat Bali pada zaman dahulu kala.
Dari tahun pendiriannya terlihat bahwa museum Bali ini sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Dibangun oleh seorang Belanda, W.F.J. Kroon, yang menjabat sebagai Asisten Residen Bali Selatan. Sementara biaya pembangunannya dikeluarkan oleh raja-raja di Bali yang berkuasa saat itu. Mulai dari Raja Tabanan, Raja Buleleng, dan raja Karangasem.
Daya Tarik Museum Bali Denpasar
kita akan disambut oleh menara tinggi, bale kulkul, sesaat memasuki halaman museum. Lalu deretan rumah adat Bali dengan arsitektur dan ukiran ukiran khas budaya Bali. Konsep museum Bali memang perpaduan antara pura dan Puri. Pura diwakili oleh bangunan beratap ijuk dan bale kulkul. Sementara Puri diwakili oleh bale bengong dan Taman Beji.
Jadi museum Bali ini memperkenalkan kita secara umum adat istiadat dan kebudayaan Bali sebelum kita masuk lebih dalam. Selain  desain arsitektur tradisional khas Bali, berbagai jenis koleksi akan menghantar pengunjung ke dalam roh Bali asli.
Koleksi terdiri dari barang kesenian, keagamaan, perlengkapan rumah tangga, berbagai pernik perhiasan yang mencerminkan pola hidup dan perkembangan budaya masyarakat Bali dari waktu ke waktu.
Jadwal Kunjungan Museum Bali Denpasar
Dibuka pada hari Minggu sampai Kamis jam 8 sampai 15 wita.
Hari Jumat pukul 8 sampai 12.30 wita.
Hari Sabtu dan tanggal merah museum Bali Denpasar tutup.
Tiket Pesawat Jakarta – Bali dengan PegiPegi
Salah satu keunggulan wisata museum di Bali saat ini adalah kita bisa membeli tiket pesat sangat mudah. Dari komputer atau ponsel sendiri temukan beragam harga tiket pesawat. Karena jamannya sudah tiba untuk belanja cerdas dan efisien. Tanpa harus datang ke kantor untuk memesan tiket pesawat teman-teman cukup klik situs travel terpercaya. Dengan sekali klik kita akan menemukan informasi yang dibutuhkan. Mulai dari perusahaan penerbangan, jam keberangkatan, maupun harga.
Untuk membeli tiket pesawat ke Bali saya mengandalkan PegiPegi. Selain kemudahan, sistem pembayaran yang aman, beragam promo yang ditawarkan juga jadi daya tarik. Tiket pesawat Jakarta Bali, saat mengunjungi wisata museum di Bali seperti di atas saya dapatkan dengan harga promo.
Jadi dari manapun datangnya teman-teman sekarang bisa memesan tiket pesawat ke Bali dengan mudah. Longok lah PegiPegi