Abyaneh Village Kashan Iran – Desa Merah Kuno – Untuk penyuka wisata sejarah, Iran menawarkan banyak tempat yang bisa dieksplorasi. Salah satunya Abyaneh, Desa Merah Kuno yang sudah berdiri lebih 2000. Terletak di kaki Gunung Karkas antara Kashan dan Esfahan. Sukses melewati abad dengan tetap mempertahankan warisan dan keunikan budayanya. Padahal dinasti di kerajaan Persia datang dan pergi silih berganti.
Makanya senang banget begitu kaki menginjak tanah merah Abyaneh. Sayangnya ketibaaan di sana sudah sore. Jadi kesempatan ekplorasi kota kuno ini sangat terbatas. Namun itu tak mengurangi antusiasme saya menjelajah desa yang sempat terpencil ratusan tahun ini.
Sejarah Awal Berdirinya Abyaneh Village Kashan Iran
Abyaneh bisa dijadikan sebagai laboratorium hidup, mengamati perkembangan tradisi di Iran. Karena tempat ini masih menyimpan cara hidup masyarakat Persia kuno. Baik tradisi maupun bahasa yang digunakan. Dari beragama Zoroaster sampai Islam dan dianut sebagai agama mayoritas, setidaknya cara mereka berpakaian masih tetap.
Ceritanya ketika orang Arab menginvasi Persia pada abad ke-7, beberapa pengikut agama Zoroaster melarikan diri ke pegunungan dan gurun di sekitarnya . Mereka menolak masuk agama Islam. Kalau sekarang sih sudah menerima Islam seluruhnya.
Baca juga Desa Wisata Bobung Gunung Kidul
Nenek moyang mereka ini lah yang mendirikan desa di sepanjang lembah panjang dan sempit di Pegunungan Karkas. Abyaneh salah satu dari desa tersebut.
Ohya mengikuti Wiki: Zoroastrianisme atau Majusi adalah sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh ajaran Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster.
7 Alasan Unik Mengapa Kamu Harus ke Abyaneh Desa Merah Kuno Iran:
1. Laboratorium Antropologi Keren
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=g9PtRPvTNus[/embedyt]
Video di Abyaneh Village Kashan Iran
Pernyataan di atas tak berlebihan. Menurut para ahli kondisi seperti di atas memungkinkan karena lokasi Abyaneh yang terkurung perbukitan. Kondisi yang membuat masyarakat Abyaneh terisolasi dari budaya luar selama bertahun-tahun.
Ternyata kondisi terisolasi membawa keberuntungan. Adat istiadat, bahasa, tidak banyak tersentuh pengaruh luar. Untuk teman-teman ketahui bahwa orang Abyaneh masih berbicara dalam bahasa farsi dengan dialek khusus. Keren lagi hanya di lakukan di desa itu saja. Begitu pun mereka masih menggunakan beberapa kata dari zaman Parthia ( 247-234 M).
Baca juga Wisata Kerbau Rawa Danau Panggang
Abyaneh desa merah kuno ini luasnya hanya 70 km2. Namun banyak aktivitas yang bisa teman-teman lakukan di sana. Ohya destinasi Abyaneh Iran ini biasanya berlangsung dalam 1 day trip. Tempat singgah ketika seseorang berjalan dari Tehran-Isfahan atau sebaliknya. Tapi kalau mau menginap tersedia hotel kok.
2. Menyisir Gang-Gang Bersejarah Abyaneh
Abyaneh hanya bisa disisir dengan jalan kaki. Untuk yang pertama kali mampir ke sana,tak usah bingung untuk memulai mengeksplorasi desa. Ikuti saja gang yang akan membawa kemana pun kamu melangkah. Dijamin tidak akan tersasar. Karena selain kecil, masyarakat di sana bisa dimintai petunjuk.
Yang penting kamu menikmati jalan sempit dan kadang terjal yang diapit tembok rumah-rumah kuno. Terbuat dari bata dan tanah liat kemerahan. Ini akan membuatmu merasa terlempar ke masa lalu.
Di sepanjang gang juga akan bertemu dengan penduduk. Terutama sore musim panas, mereka suka menghabiskan waktu di depan rumah bersama para tetangga. Kamu akan disapa dengan ramah. Ditanya berasal dari negara mana. Diajak duduk dan akan senang sekali jika tahu kamu dari Indonesia.
Bahkan saaat itu kami mendapat hadiah buah apel dari penduduk. Dipetik dari kebun sendiri. Pertanian di sini menerapkan sistem organik.
3. Gaya Berpakaian Lelaki dan Perempuan di Abyaneh
Yang sangat menarik saat menyusuri jalan-jalan setapak abyaneh adalah perjumpaan dengan penduduknya yang seolah menggunakan seragam.
Para wanita mengenakan kerudung putih bercorak bunga. Ternyata ini termasuk jenis pakaian tradisional mereka. Untuk acara resmi akan dilengkapi dengan blus, dress, shaliteh ( sejenis rok sampai lutut), hiasan kepala, kaos kaki, dan sepatu kartun. Busana bercorak warna-warna cerah itu mewakili warna alam Abyaneh.
Baca juga Rekomendasi 2 Wisata Museum di Bali
Sedangkan pria menggunakan kemeja dan celana panjang hitam longgar. Terlihat juga yang mengenakan pakaian panjang, kaos, selendang pinggang, dan sepatu kartun. Pakaian tradisional ini dikenakan semua orang terlepas dari pekerjaan dan status sosial meraka.
4. 6 Alasan Unik Mengapa Kamu Harus ke Abyaneh Desa Merah Kuno Iran – Melihat kuil zoroaster dan masjid Jami
Saya melakukan kesalahan besar saat berkunjung ke Abyaneh. Tidak reset terlebih dahulu. Kebiasaan mengikuti full service tour yang selalu dituntun guide, take for granted.
Karena tidak tahu apa saja yang bisa saya lihat dalam desa, saya hanya menyisir gang-gang dan berjumpa dengan penduduknya. Padahal kalau saya naik ke bagian atas Abyaneh di sana terdapat pemandangan 360 derajat. Dari sana bisa melihat pegunungan, Desa, dan Sungai Barzudh yang mengalir melewati samping desa.
Dan yang paling nyebelin adalah saya gagal melihat tempat ibadah masyarakat Abyaneh.
Jadi kalau kamu ke sini jangan lupa, di sini ada Masjid Jami yang berasal dari abad ke-11. Kalau saya lihat dari foto-foto yang beredar di internet, penuh dengan ukiran dan warna-warna cerah. Katanya mihrab terbuat dari kayu kenari. Ukiran di atasnya berasal dari era Seljuq (1074 M).
Dan yang paling ngeselin lainnya, di sana ada bekas rumah ibadah penganut Zoroaster, agama nenek moyang orang Iran. Harpak Zoroastrian Fire Temple namanya. Kuil api zoroastrian yang berasal dari zaman sassanid, merupakan bangunan paling tua di Abyaneh. Sekalipun tak boleh dimasuki, kita bisa melihat-lihat dari luar.
Nah menurut brosur yang saya baca belakangan terdapa 3 kastil, tempat ziarah dan 2 masjid lainnya di sini.
5. Mayoritas Penduduknya Kaum Manula
Saya paling suka memperhatikan keunikan suatu tempat. Ini juga motif saya membuat 7 Alasan Unik Mengapa Kamu Harus ke Abyaneh Desa Merah Kuno Iran ini.
Setelah setengah jam melintasi gang-gang di Abyaneh, melihat penduduk di depan rumah mereka, saya menyadari bahwa rata-rata penduduk yang mengenakan kerudung warna-warni itu, adalah orang tua.
Begitupula dengan kaum bapak yang akan selalu ramah memberi kita salam ramah, kebanyakan manula.
Penduduk desa ini hanya berisi sekitar 350 kepala keluarga. Semuanya manula. Karena kaum muda lebih suka mencari kehidupan di kota.
Dan warga yang saya temui itu kebanyakan juga tinggal di desa hanya selama musim panas. Kalau musim dingin, ketika Karkas dan desa diselimuti salju, tempat ini berubah sangat dingin. Jadi tidak cocok untuk ditinggali.
Tapi tentu saja wisatawan bisa datang kapan saja. Musim panas atau musim dingin.
6. 7 Alasan Unik Mengapa Kamu Harus ke Abyaneh Desa Merah Kuno Iran – Mengapa Disebut Sebagai Desa Merah?
Bangunan dengan tekstur kompak itu terbuat bata, tanah liat dan jerami. Oksidasi zat besi yang terkandung dalam tanah yang memberi warna kemerahan pada rumah-rumah di Abyaneh.
Rumah-rumah di Abyaneh Kashan Iran dibangun menghadap ke arah timur untuk mendapatkan sinar matahari maksimal. Satu kamar dapat digunakan sebagai ruang makan, ruang keluarga, dan kamar tidur. Mirip Rumah Gadang di Minangkabau konsepnya. Yang membedakan, kamar-kamar yang digunakan di Abyaneh selama musim dingin secara arsitektural berbeda dengan musim panas.
Untuk memberi penerangan pada seluruh bagian rumah terdapat beberapa jendela kecil di sekeliling dinding. Ukuran kamar, pintu dan jendela, semuanyaharus menunjukkan kesederhanaan hidup di desa kuno ini.
7. Pintu Rumah Dengan Simbol Lelaki dan Perempuan di Abyaneh Village Kashan Iran
Setelah ngider-ngider dalam gang, sekarang teman-teman pasti mulai paham. Bahwa aspek menakjubkan dari arsitektur rumah-rumah di sini adalah tampilan rumah yang seragam.
Sebagian besar pintu memiliki dua pengetuk yang terbuat dari besi atau kayu. Ini bukan sembarang ketuk. Ini adalah desain paling kuno dan paling otentik di Abyaneh. Pengetuk yang berbentuk bulat sebelah kiri untuk wanita, sedangkan yang panjang di sebelah kanan untuk pria.
Jadi jika kamu bertamu ke rumah orang Abyaneh, tuan rumah akan langsung tahu siapa tamunya. Bila perempuan tuan rumah perempuan lah yang akan membukakan pintu. Begitu pula sebaliknya.
Sedangkan di atas pintu biasanya terdapat kaligrafi Al Quran. Atau nama pemilik dan perancang rumah tersebut. Terkadang ada puisi yang berisi gambaran budaya Iran kuno.
Nah gaya fasad-fasad rumah itu kebanyakan berasal dari dinasti Safawi.
Pada tiap rumah juga terdapat tempat duduk kecil terbuat dari baru. Disediakan bagi pejalan kaki atau penghuni untuk beristirahat sejenak.
Sebagian besar rumah di Abyaneh punya balkon yang menjorok ke luar gang. Biasanya akan dihias dengan bunga warna-warni. Bayangkan bila musim semi tiba, maka Abyaneh tak ubahnya seperti kebun bunga.
Terakhir! Semoga badai Covid-19 segera berlalu ya. Kita bisa jalan-jalan lagi. Dan membuktikan ocehan saya tentang 7 Alasan Unik Mengapa Kamu Harus ke Abyaneh ini 🙂
Baca Serial Trip Iran Lainnya :