Danau Poso Tentena terletak di Kecamatan Pamona Puselamba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Danau seluas 323 kilometer persegi, membentang dari Tentena di utara, ke Pendolo, Kecamatan Pamona Timur, di sisi selatan. Warna airnya hijau tosca cenderung biru dan jernih. Dengan mudah merefleksikan langit di atasnya yang dapat menimbulkan perasaan riang kekanakan. Wisata Danau Poso, termasuk main air di Pantai Siuri ini sungguh seru!
Banyak yang unik dari danau purba ini. Kalau dilihat dari atas bentuknya seperti pecahan permata yang bertali di kanan atas. Seperti name tag. Maklum ia tersambung langsung dengan Sungai Poso yang bermuara ke Teluk Tomini. Laut yang dulu bergolak saat terjadi gempa Poso dan menyapu hampir seperempat kotanya.
Danau Poso dengan sejarah yang panjang, dinobatkan sebagai terbesar ketiga setelah Danau Toba di Sumatera Utara dan danau Singkarak di Sumatera Barat. Kalau kamu dari Tangerang seperti saya, perjalanan ke sini langsung terbayar begitu menghirup udara segar di tepinya.
Baca juga Pulau Maratua Yang Wow Banget Untuk Didatangi
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di tepi danau yang sekelilingnya perbukitan dan hutan berhawa sejuk ini. Mulai dari pemandangan alam, bercengkerama dengan penduduk lokal, mengetahui sedikit budaya, dan menyesap kopi kojo.
1. Menyelisik Sejarah Danau Poso Tentena
Saat seseorang menyebut Danau Poso Tentena ini sebagai danau purba, membangkitkan suatu kesenangan aneh dalam diri saya. Mungkin seperti gerakan lempeng Sulawesi yang sudah lama tidur lalu gara-gara gravitasi membuatnya bergerak.
Berdirilah di tepinya dan ketahuilah bahwa proses terbentuknya Danau Poso adalah bagian dari terbentuknya Pulau Sulawesi. Sekitar 2 juta tahun yang lalu lempeng bumi bergerak, patahan atau sesar bergeser dengan saling menjatuhkan, membuat cekungan besar yang sekarang terisi air.Bayangkan betapa hebohnya tempat ini 2 juta tahun yang lalu.
Baca juga Pesona Kebun Raya Minahasa
Singkatnya tempat ini dan sekitarnya dulu adalah lautan yang terangkat ke permukaan.
Penjelasan dari guide kami, Pak Agus, membuat saya mengerti mengapa dasar Danau Poso adalah pasir putih, bukan lumpur seperti kebanyakan danau. Ini yang membuatnya airnya jernih sepanjang masa.
2. Aktivitas Seru di Tepi Danau Poso Tentena – Melintas di Jembatan Pamona
Jembatan ini merupakan salah satu ikon kota Tentena. Ada keprihatinan dalam suara Pak Agus saat bercerita bahwa jembatan itu akan dibongkar dan diganti jembatan baru. Tujuannya untuk memperdalam danau. Peningkatan debit air diperlukan untuk memutar turbin PLTA Sulewana milik PT Poso Energy.
Baca juga Bertamu ke Kompleks Makam Raja Gowa
” Untungnya hal itu tidak terjadi karena mendapat protes dari masyarakat, ” Ujar Pak Agus bernada lega. Saya pun bersyukur karena jembatan yang terbuat dari kayu Kulahi ini bisa tahan sampai 300 tahun ini mempunyai ikatan emosi yang dalam dengan masyarakat. Tentu banyak cerita di dalamnya.
Sayangnya dari update terakhir kelegaan Pak Agus tak berlansung lama. Bulan Oktober tahun lalu sudah dilakukan pemugaran dengan mengganti semua tiang kayu dengan rangka baja. Tapi lantainya tetap akan menggunakan kayu agar tidak terlalu jauh dari aslinya.
Baca juga Cerita Dari Teluk Buyat Minahasa
Memang banyak yang menyayangkan kan atas digantinya jembatan kuno ini dengan jembatan yang lebih moderen. Hilangnya sejarah adalah satu hal. Ikatan emosi dan budaya adalah hal lain.
Jembatan Pamona dulu dibangun masyarakat secara bergotong-royong. Kayu-kayu dikumpulkan dari desa masing-masing. bahu membahu mereka merentang di atas Sungai Poso, menghubungkan dua kelurahan yaitu Sangele dan Pamona.
Baca juga Berarung Jeram di Progo Atas
Ada tiga budaya yang akan hilang dengan dikeruknya Danau dan Sungai Poso. Budaya Mosango, tradisi menangkap ikan beramai-ramai dengan alat tangkap tradisional. Budaya pesisir Danau Poso yaitu Waya Masapi, menangkap sidat khas Poso dengan memasang pagar dari bambu di tengah sungai. Selanjutnya adalah monyilo, cara nelayan Danau Poso menombak ikan dari perahu pada malam hari dengan menggunakan lampu sebagai penarik bagi ikan.
Baca juga :Â Air Terjun Saluopa Poso Seperti Rok Penari Flamenco
3. Mengunjungi Bekas Rumah Tinggal Albertus Christian Kruyt
Kamu penyuka sejarah akan senang melakukan akvitas wisata di Tepi Danau Poso Tentena ini. Karena banyak peninggalan masa lalu yang ceritanya masih bisa digali hingga saat ini.
Seperti kita tahu agama mayoritas di Tentena adalah kristen. Dan agama Kristen di Sulawesi Tengah dimulai dari kedatangan AC Kruyt ke Sulawesi tengah pada tahun 1890. Seorang penginjil anggota lembaga misionaris Belanda yang kelahiran Jawa Timur pada tahun 1869, dan meninggal di Den Haag pada tahun 1949.
Baca juga 5 Wisata Ambon di Tempat Bersejarah
AC Kryut sangat dihormati di Poso. Kalau teman-teman jalan-jalan ke Taman Kota Tentena di sana berdiri dua patung misionaris yang berjasa pada kota ini. Mereka adalah itu Albertus Christian Kryut dan Dr. Nicolaus Andriani.
Rumah bekas tinggal AC Kruyt sampai saat ini masih bisa kita lihat di Tentena. Tidak jauh dari mulut jembatan Pamona. Memang sih saat ini rumah tersebut sudah tidak terawat, dinding dan langit-langit nya sudah banyak yang rusak. Menurut Pak Agus tempat itu dulunya digunakan oleh Gereja tapi sekarang sudah tidak lagi.
Baca juga Beningnya Air Pantai Tanjung Bira
Sayang ya kalau tempat bersejarah ini lumat begitu saja ditelan zaman? Mudah-mudahan gereja akan memperbaikinya dan menggunakannya sebagai museum. Demi generasi muda Poso beragama Kristiani tentunya ini sangat bernilai.
4. Menikmati Kopi Kojo di Rumah Bambu Dodoha Mosintuwu
Kopi selalu punya cerita. Tak terkecuali di Poso yang terkenal sebagai penghasil Kopi Kojo. Datang dari kebun di desa Bancea Kabupaten Poso. Sudah mulai ditanam tahun 1912 di bawah Hindia Belanda.
Mengapa Kopi Kojo saya masukan dalam aktivitas wisata seru di tepi Danau Poso Tentena? Unik! Karena Kopi Kojo ini merupakan hasil karya kaum perempuan yang bernaung di bawah sekolah perempuan Dodoha Mosintuwu.
Di rumah bambu yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari tepi danau Poso, kamu bisa menikmati aneka sajian kopi Kojo kekinian. Dari dari kopi tubruk, kopi susu gula aren, Vietnam drip, Mocha, honey coffee sampai Long Drip. Untuk semua sajian itu harganya hanya rp8.000 sampai rp20.000. Saya yang bukan penikmat kopi sejati saja senang banget mencoba kopi di sini.
Di waktu-waktu tertentu di sini juga disediakan musik hidup dan wifi.
Terus keluarlah ke arah jembatan kamu akan menemukan tempat selfie yang kece punya. Waktu berada di sini saya saja sampai lupa waktu, pengennya foto-foto terus berlatar belakang air hijau tosca.
Baca juga :Â Turubuk Bakar dan Sayur Besan
5. Melewatkan Sore di Pantai Siuri
Masih berlanjut tentang 5 aktivitas wisata seru di tepi Danau Poso Tentena, sekarang pergilah ke Pantai Siuri.
Biasanya pantai berada di tepi laut tapi kalau di Poso Pantai Siuri berada di tepi danau. Mengingat sejarah terbentuknya, laut juga sih sebenarnya. Lihat saja pasir pantai yang kasar-kasar dan besarnya seperti merica. Warna kuning kecoklatan dan berkilau ditempa matahari siang. Tidak seorang pun akan merasa salah karena merasa sedang berada di tepi pantai.
Baca juga Masjid Terapung Pantai Losari
Kalau ingin mau menginap, persis di tepi danau, melihat nelayan pergi dan pulang setiap sore di sinilah tempatnya. Karena Resort Pantai Siuri melengkapi diri dengan cottages dan fasilitas bermain. Ada bangku kayu dan spot-spot untuk selfie di sana.
Tapi kalau pun tidak bermalam cukup menyenangkan menghabiskan waktu bersama teman-teman dan keluarga di sini. Karena di tepi Pantai Siuri juga tersedia tungku untuk memanggang ikan atau bbq dan bermain bola voli.
Jadi kapan kamu mau datang ke Tentena?