Menikmati Wisata Sejarah Fort Cornwallis Penang – Georgetown ibu kota Negara Bagian Penang, menyimpan banyak peninggalan bekas kolonialisme Inggris. Salah satunya ya Benteng Cornwallis, satu destinasi yang patut di sambangi kalau kita traveling ke kawasan Pantai Barat Semenanjung Malaysia ini.
Saya selalu menikmati kunjungan ke kota tua. Baik yang berada dalam negeri maupun di luar. Seperti kunjungan ke desa merah bersejarah di Abyaneh- Iran. Begitu pun saat traveling ke Georgetown, tak lupa menikmati wisata sejarah Fort Cornwallis Penang.
Pada masanya Penang merupakan kota termakmur dan terkaya di Semananjung Malaya. Tapi itu bukan satu-satunya alasan yang membetahkan untuk menikmati pesonanya. Ada banyak alasan untuk menyukai kota ini. Sebagai Kota warisan UNESCO ada banyak daftar tempat heritage yang direkomendasikan. Tua bukan lapuk. Ia tetap menyimpan pesona sebagai kota yang pernah makmur. Suasananya santai dan damai.Â
Nah travelers tidak akan pernah merasa kesasar di Penang.
Fort Cornwallis Benteng Terbesar di Malaysia
Sebelum memasuki bagian dalam benteng, saya berjalan kaki memutari dinding bagian luar yang terbuat dari bata merah.Merapatkan topi lebar di bawah terpaan cuaca panas. Walau tetap saja makin ke sini kulit muka semakin gelap. :). Tersenyum sendiri ketika tak sengaja mengejutkan kawanan gagak hitam yang sedang merumput di taman. Mengembalikan bola plastik seorang anak yang tak sengaja mengelinding ke kaki saya.
Menatap Fort Cornwallis dari sisa kemegahan masa lalu yang sekarang tinggal tak seberapa, saya pun membayangkan perjalanannya di lorong sejarah. Awalnya cuma bangunan sederhana terbuat dari palem Nibong. Bentuknya seperti bintang. Sekalipun bukan sebagai pendiri ia mendapat nama dari Gubernur Jenderal Benggala kala itu: Charles Cornwallis.
Baca juga:
- Kundasang Sabah Lembangnya Malaysia
- Jelajah Malaysia : Tangerang, Batam, dan Johor Bahru
- Foto Jembatan Darul Hana Kuching Sarawak
- Melukis Kenangan di Kota Kuching
- Klia Ekspres Mengawali Petualangan Kuala Lumpur dan Penang
Fort Conwallis didapuk sebagai benteng terbesar di Malaysia. Didirikan kapten Francis Light tahun 1786. Bentuknya yang sederhana berubah sejak tahun 1808-1810. Dalam pembangunannya Light mengerahkan tawanan (narapidana). Â
Puas berkeliling di luar saya beranjak ke dalam. Sebuah jembatan membawa saya ke konter tiket dan pintu gerbang.
Saya mencari-cari bentuk formasi bintang seperti banyak yang ditulis tentang benteng ini. Sayang tidak bertemu. Mungkin seharusnya ditemani guide. Tapi merasa tidak enak juga berlama-lama karena ditunggu rombongan di mobil. Mereka ogah turun. Disamping panas sepertinya mereka tidak begitu tertarik dengan destinasi seperti ini.
Profil Bintang di Fort Cornwallis
Konon bentuk tembok dan profil bintang salah satu strategi peperangan yang dirancang Francis Light . Bentuk itu memungkinkan terjadinya medan tembak secara tumpang-tindih dalam melawan musuh.
Sebenarnya tak banyak yang bisa dilihat di benteng cornwallis ini. Namun sebagai bekas pangkalan militer dan administratif British East India Company benteng ini tetap meninggalkan sesuatu yang berjiwa. Coba saja menyusuri ke bagian muka, ke luar benteng menghadap laut. Meriam-meriam yang dari luar seperti melongok ke arah laut, sekarang terlihat berbaris rapi. Seperti orang tua yang selalu menunggu anak pulang.
 Meriam Seri Rambai –Â
Benteng menghadap ke Laut Melaka dikelilingi meriam. Saat beroperasi dan sampai tahun 1814, terdapat 77 meriam dipasang di sepanjang dinding bata Fort Cornwallis. 45 buah lainnya di simpan di gudang sebagai cadangan. Saat ini hanya tersisa 17.Â
Nah paling terkenal adalah yang paling besar bernama Seri Rambai. Panjang juga perjalanan sejarah benteng ini. Bahkan ia pernah melanglang ke Indonesia (belum lahir sih waktu itu :)). Yang jelas ia pernah mendarat di Jawa dan Aceh.
Seri Rambai dibuat di Belanda. Untuk pertama kali diberikan kepada Sultan Johor pada tahun 1606. Pasukan Portugis merebutnya pada tahun 1613 dan membawanya ke Jawa hingga tahun 1795. Meriam tersebut kemudian diberikan kepada Aceh sebelum dipindahkan lagi ke Kuala Selangor. Untuk terakhir kalinya direbut kembali Inggris pada tahun 1871. Nah sejak itu meriam Seri Rambai tetap berada di tempatnya sekarang, di sudut Barat Laut Fort Cornwallis.
Selain Seri Rambai fitur lain benteng ini adalah magazin gun powder, barak, dan bekas penjara.
Mercusuar Penang
Ohya tadi saya lupa cerita, masih ada satu fitur lagi untuk di lihat di sini. The Fort Cornwallis Light House. Di sebelah timurnya Seri Rambai. Dan sudah ada di sana sejak tahun1882. Selain sebagai penanda bagi kapal-kapal yang akan berlabuh di Penang, dipasang alat sinyal untuk menerima kode dari Bukit Pinang setiap kali gubernur atau pejabat lain turun dari Penang Hill.
Kapel dan Akhir Kisah Fort Cornwallis – Menikmati Wisata Sejarah Fort Cornwallis Penang
Di dunia ini tidak ada perang yang tak usai. Tak ada pesta ada yang tak berakhir. Begitu pun nasib Fort Cornwallis.
Dengan berakhirnya perang, kebutuhan untuk mempertahankan Fort Cornwallis sebagai benteng pertahanan Georgetown sudah tidak ada lagi. Benteng hanya dipelihara dan diperbaiki seperlunya karena bangunan internal seperti Kapel tetap digunakan. Kalian yang akan Menikmati Wisata Sejarah Fort Cornwallis Penang masih bisa foto-foto dengan sisa bangunan di sana. Sayang foto saya dibagian sana hilang jadi gak bisa pajang di sini.Â
Kapel dibangun dekat Sisi Bastion ke arah barat, salah satu struktur era kolonial beratap paling awal yang masih ada sampai sekarang. Perkawinan pertama yang tercatat di sini adalah antara John Timmers dan Martina Rozells, janda dari Frarancis Light. Terjadi tahun 1799, tahun yang sama kapel dibangun.
Harga tiket masuk foreigners RM20 . Kita akan mendapat gelang yang harus digunakan selama berkeliling di area Fort Cornwallis.