Ma’nene Toraja – Indonesia mempunyai banyak sekali tradisi untuk menandai tonggak kehidupan. Mulai dari kelahiran, pernikahan, transisi menuju dewasa, dan kematian. Dari lahir sampai mati ada saja ritualnya. Tak jarang bagi kita yang berada diluar keyakinan atau budaya suatu tempat akan merasa aneh dengan ritual tersebut. Seperti ritual pembersihan mayat di Tana Toraja ini. di Toraja yaitu pembersihan dan pergantian baju-baju dari mereka yang sudah lama wafat.
Saya beruntung bisa menyaksikan upacara Ma’nene di sebuah desa tak jauh dari Gereja Toraja Jemaat Lalikan. Melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana mayat-mayat yang sudah lama tidur seolah dibangunkan kembali. Jenazah-jenazah itu dibersihkan dari partikel lapuk dari daging dan tulang yang rusak.Ritual Ma’nene ini secara telak memperlihatkan bagaimana orang Toraja menghormati nenek moyang dan para tetua mereka.
Prosesi Awal Ritual Ma’nene Toraja
Prosesi ritual Ma’nene didahului para anggota keluarga berkumpul di Patane. Ini adalah komplek kuburan berbentuk rumah panggung. Banyak sekali rumah yang terbuat dari papan. Beratap dan berpintu tapi tanpa tangga. Di tiap pintu diberi lambang salib.
Saat ketibaan saya, suasana sudah ramai. Para keluarga yang mengikuti Festival Ma’nene sebelumnya semua berkumpul di sebuah bangunan besar yang terletak di gerbang Patane. Mereka selain masyarakat sekitar ada pula keluarga yang datang dari jauh. Tak ketinggalan juga turis seperti saya. Suasananya persis seperti lebaran. Tak mengesankan bahwa tempat tersebut adalah komplek pemakaman.
Dapur umum dibangun di muka komplek patane. Makanan keluarga di masak di sini.
Hari itu mereka membantai tak kurang dari 3 ekor babi. Daging hewan tersebut di pisahkan antara daging, jeroan dan kepala. Nah masing-masing, sepertinya dimasak dengan cara berbeda.
Baca juga : Bertamu ke Kompleks Makam Raja Gowa
Membuka Kuburan Pada Ritual Ma’nene Toraja
Setelah briefing di Tongkonan, anak cucu yang sudah meninggal satu-persatu mendatangi patane. Layaknya membuka rumah, tak terlihat takut atau sungkan pada wajah mereka. Santai saja seolah mereka sedang berkunjung ke rumah sanak saudara.
Tentu saja ritual menghormati nenek moyang ini adalah hal yang biasa bagi orang Toraja. Untuk mereka kerabat yang berdiam dalam Patane akan terus dihormati sampai kapanpun. Karena menghormati orang mati pahalanya akan diterima orang hidup. Mereka yang memperlakukan nenek moyang dengan baik akan dilindungi, bisa juga mendatangkan kesejahteraan.
Baca juga : Cerita Perjalanan Ke Toraja
Di penuhi rasa ingin tahu saya pun ikut melongok ke dalam. Bau formalin bercampur dengan bau lembab berhamburan di udara. Di dalam rumah ternyata tak hanya berisi satu peti. Ada yang sampai 5-6 peti. Artinya mereka patane milik keluarga dekat.
Peti-peti mayat pada upacara Ma’nene Toraja ini diatur seperti mereka sedang istirahat di tempat tidur. Kemudian satu persatu disebut digotong keluar dan dibuka. Terlihat isinya mayat-mayat yang masih berpakaian lengkap namun sudah compang-camping. Bagian yang utuh hanya tulang dan rambut. Bagian dagingnya sepertinya sudah lama terurai.
Mayat-mayat itu kemudian dilap dengan kain bersih. Untuk wanita yang berambut panjang akan di sisir. Bahkan ada pula yang dipasangkan kacamata yang dulu mereka gunakan selagi hidup.
Baca juga Keunikan Festival Sinulog Cebu
Keunikan Ragam Budaya Di Toraja
Sambil terus membuat video ritual ma’nene Toraja ini saya tak habis mengagumi betapa kayanya budaya yang hidup di Indonesia. Di kampung asal saya di Minangkabau, seseorang yang sudah meninggal di anggap putus segala amal ibadahnya. Tak jarang mereka dikubur dan dilupakan. Makanya kuburan-kuburan di Minangkabau jarang sekali yang mendapat perawatan layak.
Tapi di Toraja saya melihat kebalikannya. Mayat-mayat itu diperlakukan dengan lemah lembut seolah mereka masih hidup. Muka mereka yang berdebu di lap dengan hati-hati. Pakaian mereka yang sudah lapuk dibuang dan diganti dengan yang baru. Sungguh sebuah penghormatan yang Paripurna bagi fisik yang sudah ditinggalkan oleh rohnya. Ritual pembersihan mayat di Tana Toraja ini memberi saya banyak pelajaran.
Baca seluruh cerita perjalanan di Sulawesi Selatan di sini.