Air Terjun Saluopa Poso – Air jernih itu meluncur deras dari sungai berwarna kehijauan. Sekelilingnya teduh. Bersumber dari barisan Pegunungan Biru, satu area yang pernah digunakan sebagai tempat persembunyian almarhum Santoso. Pemimpin Mujahidin Timur yang tewas di tangan aparat Indonesia pada tahun 2016.
Saluopa patah di desa Tonusu, Pamona Barat, Sulawesi Tengah. Menciptakan berton-ton air yang jatuh serentak, menimpa bebatuan, menciptakan panorama alam yang menimbulkan kekaguman pada Sang Pencipta.
Air Terjun Soluopa tidak jauh dari Kecamatan Tentena yang juga terkenal dengan objek wisata Danau Poso, danau terbesar di Sulawesi Tengah dan dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan yang menawan.
Lokasi Air Terjun Saluopa
Kalau main ke Danau Poso, lokasi Saluopa tak jauh dari sana. Atau seperti yang saya lakukan, setelah menikmati keindahan Danau Poso traveling berlanjut ke Lembah Bada. Dalam perjalanan ke sana lah sekalian mampir ke Air Luncur Saluopa. Hanya 30 menit berkendaraan mobil, kita sudah sampai di tempat parkir. Di sini tersedia loket membeli tiket masuk seharga Rp. 10.000/orang. Tidak dibedakan hari biasa atau hari libur. Tiket masuk harganya sama.
Baca juga: Lembah Bada Pernah Didatangi Astronot Purba?
Menikmat Hutan Tropika Poso
Air Luncur Saluopa sebenarnya terletak di kawasan pesisir. Tapi tempat ini berudara sejuk karena berada di dalam kawasan Hutan Tropika Poso. Ibarat pepatah sekali dayung 2-3 terlampau, melihat air terjun sekalian menikmati aura hutan hujan tropis Poso
Untuk menuju lokasi air terjun, kita akan menempuh jalan setapak yang membedah hutan tropika Poso. Membiarkan kulit diusap lembut dan memanjakan hidung dengan aroma khas hutan hujan.
Baca juga: Reichenbach Falls dalam A Game of Shadows
Tajuk pepohonan merapat membentuk kanopi. Sekalipun matahari sedang sangar-sangarnya saya merasa tak perlu mengenakan topi.
Aroma lembab yang diterbangkan angin mengingatkan saya pada tempat main semasa kecil. Di kampung nun jauh di sana di pedalaman Sumatera Barat.
Dedaunan dan ranting yang sudah lapuk rumah bagi hewan dan tumbuhan yang tak membutuhkan banyak sinar matahari. Bagaimana kerak lumut menutupi sebagian dahan dan batang pohon juga lantai hutan. Di sebelah kiri jalan kita akan mendengar gemercik air sungai perlahan yang berasal dari Air Terjun Saluopa Poso.
Sejarah Air Terjun Saluopa Poso
Air terjun saluopa tidak terlepas dari sejarah pembentukan Danau Poso dan Pulau Sulawesi. Seperti kita tahu Danau Poso merupakan danau tektonik terbentuk selama proses tumpukan antara lempeng timur dan barat penyusun Pulau Sulawesi. Itu berlangsung selama 12-16 juta tahun lalu.
Sementara Sungai Saluopa mengalami patahan di Desa Tonusu, Pamona Barat. Kapan terjadinya, belum ada yang tahu. Yang jelas entah karena faktor gempa atau kejadian alam lainnya, Saluopa membentu 12 patahan yang membentuk air luncur 12 tingkat.
Baca juga: Tangisan Dewi Anjarwati di Air Terjun Coban Rondo
Kalau teman-teman berdiri dari bawah dan memandang langsung ke atas, tingkatan ini seperti rok para penari tarian flamenco. Bertumpuk dan mengembang. Melebar di bagian bawah dan mengerucut langsing ke bagian atas.
Teras dari tingkatan tersebut terdiri dari batu yang bertonjolan, yang menghempaskan air, membentuk cipratan, kipas putih dan terkadang sampai ke wajah kita. Rasanya adem.
Untuk menikmatinya naiklah perlahan dari arah sebelah kiri, karena tangga untuk naik ke atas sudah disediakan oleh pengelola.
Makin keatas tangganya Makin kecil dan curam. Teman-teman harap berhati-hati. Di tingkat paling atas akan ketemu dengan dataran di mana para adventure suka kemah disana .
Nah untuk teman-teman yang cukup berani turun ke teras-teras tiap tingkatan, bisa berendam dan mandi. Atau hanya sekadar selfie dengan background air luncur yang memutih.
Jadi kapan kita ke Poso lagi?