Soto Bandung – Saya paling senang jalan-jalan ke perkebunan. Apa lagi kebun berisi tanaman yang sering di konsumsi. Seperti main ke kebun lobak putih (dalam bahasa Inggris white radish) di Bogor. Piknik seperti ini penuh inspirasi, menambah pengetahuan mengenai sayur mayur. Jadi tahu bagaimana mereka tumbuh dari bibit sampai panen. Begitu pula mengenai perawatan harian. Apakah menggunakan pestisida untuk mengusir hama atau sistem kebun organik.
Jadi tambah mengerti mengapa produk organik harganya relatif lebih mahal ketimbang konvensional. Karena ya, perawatannya emang susah sih. Butuh usaha dan tenaga ekstra.
Lobak putih dalam bahasa Ingris disebut Turnip. Kehadiran sayuran ini terlihat banyak di supermarket. Di tukang sayur juga ada, tapi jarang. Mungkin karena kalah populer dari wortel, sampai-sampai abang tukang sayur jarang membawa kecuali pesan terlebih dahulu.
Padahal lobak putih banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan. Mulai dari menurunkan kadar asam urat, mengatasi asam lambung sampai merawat ginjal. Jangan lupa lobak putih juga kaya serat dan mengandung vitamin. Bagus untuk pencernaan.
Baca juga : Filosofi Dalam Semangkuk Soto
Lobak Putih Dimasak Apa? Cara Memasak Soto Bandung
Lobak putih dimasak apa? Satu jawaban pasti adalah Soto Bandung! Atau bisa juga dijadikan campuran sup lainnya. Pernah coba soto ayam dikasih lobak putih? Wah enak juga lho!
Ada satu alasan yang tidak diketahui oleh siapapun mengapa saya sering masak Soto Bandung. Alasannya tentu saja terkait dengan si pemalas ke dapaur ini. Nah cara masak Soto Bandung itu mudah, saudara-saudara!
Baca juga : Menikmati Soto Mie Bogor Made in Sukabumi
Cara Memasak Soto Bandung Versi Saya
Bahan_bahan
- 1/4 daging sapi has dalam
- 2 batang lobak putih, potong dadu
- 2 ruas jari lengkuas memarkan
- 2 batang serai
- 1 sdt lada bubuk
- 1 sdm bawang goreng
- 2 lembar daun salam
- 2 batang seledri. Iris
Cara Membuat
- Rebus daging sampai empuk. Potong dadu. Pisahkan kaldu.
- Panaskan kembali kaldu.
- Masukan berturut-turut daging dan lobak. Tunggu lobak empuk sebentar.
- Masukan lengkuas, serai, serai, daun salam dan lada bubuk.
- Angkat. Hidangakan dengan menaburi daun seledri dan bawang goreng.
Mudah kan?
Itu lah mengapa sayur lobak atau Turnip dalam bahasa Inggris cukup akrab di keluarga saya. Minimal satu bulan sekali pasti beli di pasar. Selain kami memang suka sekali soto bandung, hidangan sepinggan ini bisa dinikmati kapan saja.
Baca juga : Menikmati Alpukat Palm Sugar
Alasan lain, saya bisa excuses tidak masak sayur lagi. Sudah lengkap. Ada daging dan lobak yang berfungsi sebagai sayur.
Pernah Dikecewakan Soto Bandung
Tapi kisah saya dengan lobak dan soto bandung tak selalu mulus. Saya pernah dikecewakan oleh makanan yang kemungkinan berasal dari Cina ini. Dibikin malu tepatnya.
Karena sangat percaya diri bisa menyajikan soto enak, waktu arisan lingkungan saya menawarkan membuatnya. Untuk disajikan sebagai penunjang menu arisan bulanan lingkungan.
Baca juga Wisata Alam di Bandung, Murah Tapi Bikin Lidah Berdecak
Entah mengapa hari itu soto bikinan saya tidak enak. Padahal bahan dan cara memasaknya sama. Tidak seperti biasanya yang gurih dan ada jejak manis dari aroma lobak.
Hari itu Lolos saja di lidah. Rasanya tidak ke kiri maupun ke kanan. Teman-teman sih tetap memuji kalau enak. Namun saya tidak terlalu bodoh mengartikan itu basa-basi.
Baca juga : Terjebak Dalam Realita
Jadi sejak itu saya tak berani sembarangan lagi membuat menu yang ditawarkan kepada khalayak. Kalau pun terpaksa membuatnya, jadi ekstra hati-hati.
Tapi kalau saya ingat lagi, soto yang membuat malu itu, saya buat dengan gegabah. Seharusnya dengan peningkatan porsi, bumbunya saya tambahkan atau lebihkan. Saya terlalu terpaku pada mindset lama. Tapi ya sudah lah nasi sudah jadi bubur. Saya jadi dapat pelajaran bahwa memasak pun perlu merubah mindset 🙂
Lobak Putih di Lorong Kenangan
Selain soto bandung, ada jejak lobak putih lain dalam memory saya. Berasal dari suatu masa, ketika masih tergila-gila baca cerita silat Kho Ping Hoo. Lupa dari seri mana, sang pendekar suka banget makan bubur nasi dengan lobak.
Pada suatu ketika, saat sarapan ia mengatakan bahwa hati manusia harus putih seperti lobak. Hati putih tidak mudah dimasuki ilmu hitam, katanya.
Kalau dirimu punya kisah dengan lobak putih dan soto bandung juga kah teman?
@eviindrawanto