Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) menorehkan tinta emas dalam sejarah bangsa kita. Konfrensi antar negara yang baru merdeka ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung. Mengingat pentingnya pertemuan ini, konfrensi tersebut banyak diabadikan sebagai nama jalan, gedung dan bahkan tempat wisata. Seperti The Great Asia Africa Bandung di Lembang mengambil semangat KAA untuk memanjakan wisatawan dengan harga tiket masuk cukup terjangkau.
Akhir-akhir ini saya memang haus traveling. Sudah dua tahun lebih berkutat saja di rumah sudah membuat batin saya tidak tentu arah. Dibilang bahagia, saya terus gelisah. Dibilang tak bahagia, sebagian besar saya menikmati waktu kerja dari rumah. Makanya jadi gak jelas ke mana hati ini mengarah. Butuh banyak traveling kayaknya.
Mengapa dalam waktu 2 tahun ini saya sudah sangat jarang traveling? Pandemi alasan utama. Tanggung jawab pekerajaan alasan berikutnya. Keduanya saling bertalian, mengikat hati dan kaki. Membuat hati jadi tak tentu arah itu. Dan ajakan piknik ke Lembang ini, ibarat membuka katub botol, mengurai segala rasa tak enak karena terpenjara di rumah. The Great Asia Africa relatif dekat dari Serpong. Dekat gak apa lah. Esensi piknik kan bukan destinasinya tapi perjalanannya.
Jadi setelah rembukan dengan keluarga berangkat lah kami ke Bandung di akhir pekan.
Jalan Menuju The Great Asia Africa
Dalam menuju The Great Asia Africa, kami berangkat dari rumah di Serpong. Mengandalkan Google Maps. Keluar dari Tol Merak – Jakarta, langsung masuk ke Tol S. Parman. Masuk Ke Jakarta Inner Ring Road- Tol Jakarta – Cikampek.
Tidak ada kemacetan sama sekali karena berangkat pagi-pagi. Karena semalam hujan, pagi itu langit dan udara sangat bersih. Tanpa kabut dan asap jadi tahu ternyata Jakarta tuh dikelilingi gunung 🙂
Setelah itu, lanjutkan perjalanan menuju Tol Cipularang – Tol Purbaleunyi, kemudian lanjutkan perjalananan menuju Tol Padalarang-Cileunyi. Langit masih cerah. Sepanjang tol ini dapat bonus barisan pegunungan yang entah apa namanya.
Kemudian, ambil jalan keluar menuju gerbang tol Pasteur.
Setelah keluar gerbang tol Pasteur, arahkan kendaraan menuju Jalan Doktor Djunjunan. Setelah itu, lanjutkan perjalanan menuju Jalan Doktor Setiabudi.
Dari jalan tersebut, ikuti jalan lurus menuju Jalan Raya Lembang. Ikuti terus jalan lurus hingga bertemu dengan The Great Asia Africa.
- Baca juga:
- Kebun Begonia Lembang, Wisata Selfie Bandung
- Wisata Alam di Bandung, Murah Tapi Bikin Lidah Berdecak
- Warkop Modjok Bandung Dan Sore yang Romatis
Harga Tiket Masuk (HTM)
Lokasi wisata kekiknian Lembang ini bersebelahan dengan Farmhouse, diseberang jalannya. Kalau bawa kendaraan sendiri jangan kuatir dengan tempat parkir, luas kok.
Dari tempat parkir ini jalan menurun dimulai yang nanti akan bertemu dengan konter pembelian tiket. Harga tiket masuk The Great Asia Africa Rp.50.000/orang. Cukup terjangkau. Karena waktu tidak dibatasi, dari kamu masuk sampai nanti waktunya tutup. Terserah.
Harga tiket masuk ini nanti bisa ditukar dengan segelas minuman di foodcourt yang terletak di sebelah kiri.
Karena masih situasi pandemi, siapkan aplikasi Peduli Lindungi ya. Sudu tubuh juga akan di cek petugas sesaat sebelum memasuki kawasan.
The Great Asia Africa Lembang, Keliling Asia-Afrika di Satu Tempat
Bandung memang tak kekurangan cara dalam menarik wisatawan. Lembang yang sudah terkenal berhawa sejuk, tiap tahun melahirkan destinasi wisata baru. Jadi kalau pun berkali-kali piknik ke kawasan Bandung sejuk ini, ada saja yang bisa dilihat.
Masuk ke kawasan The Great Asia Africa, siapkan dengkul yang kuat. Karena kita akan menuruni lembah dari perbukitan Lembang yang lumayan curam. Tapi gak usah kuatir karena kamu akan treking di platform mulus dari semen.
Tapi kalau pun tak kuat berjalan tersedia gondola. Tidak perlu bayar lagi karena sudah masuk ke dalam tiket. Cuma ada sayangnya kalau menggunakan lift atau gondola ini, karena spot yang bisa dieksplorasi tidak akan banyak.
Kalau jalan kaki, misalnya, pertama-tama kita akan dibawa ke suasana Korea. Yah ini semacam dapur lah untuk membuat kimchi. Nah Gondola akan membawa kamu setengah perjalanan ke bawah. Untuk melihat kawasan India, tetap saja harus memutar yang membutuhkan dengkul yang kuat. Untuk ke kawasan Jepang dan Africa tetap harus jalan kaki.
Berikut Beberapa wahana yang sempat saya perhatikan:
1. Korea Rasa Lokal di Lembang Bandung
Wahana pertama dari wisata insternasional rasa lokal ini adalah Korea. Miniatur dari desa Bukchon Hanok Village yang terdapat di Seoul, Korea Selatan. Menawarkan suasana kampung bekas tempat tinggal keluarga Kerajaan Joseon. Top sebagai destinasi wisata dan sering muncul dalam drama sageuk.
Namanya miniatur ya, tidak persis sama. Tapi gerbang, pintu rumah dan gang sempitnya cukup lah terasa sensasi koreanya. Saya perhatikan banyak sekali pengunjung mengambil foto di gang dengan latar belakang tembok penuh mural yang mendukung tema.
The Great Asia Africa ini mengusung konsep wisata edukasi kekinian. Jadi pertemuan pertama wisata manca negara rasa lokal di Korea ini adalah kita belajar banyak jenis makanan tradisional Korea. Gentong-gentong untuk membuat arak beras dan fermentasi kimchi juga bisa dilihat di sini. Bahkan makanan yang siap santap tersedia di kiosnya.
Baca juga : Love Rain Drama Korea
2. Jaipur India Pink City
Traveling ke India, banyak pelancong merasa sulit memilih karena negara Mahatma Gandhi ini adalah negara besar dengan beragam budaya. Banyak tempat menakjubkan untuk dikunjungi. Delhi saja adalah campuran memesona dari beragam budaya dan memiliki segalanya. Mulai dari sejarah yang kaya hingga makanan yang luar biasa.
Sementara Jaipur dikenal sebagai The Pink City, Kota Merah Muda Rajasthan. Tidak hanya berwarna Merah Muda tetapi juga kota paling berwarna di India. Kota ini merupakan campuran dan kombinasi dari budaya India dan pengalaman modern. Jaipur mungkin adalah kota terencana pertama di India. Didesain dalam warna Pink sebagai simbol keramahan.
Memasuki The Great Asia Africa di Lembang Bandung, pelancong bisa ikut merasakan nuansa kota Jaipur. Sekalipun tidak berbentuk Hawa Mahal, The Pink City di Lembang ini bisa lah sedikit memberi sedikit getaran dan cita rasa tersendiri. Berpadu sempurna dengan bangunan Istana Sultan menghadirkan eksposur kota Jaipur yang terkenal sebagai “the Pink City”.
Singkatnya zona Jaipur the Pink City, merupakan representasi negara India dengan replika bangunan berhias warna yang didekorasi indah. Mewah sebagai latar belakang foto.
Di sini kita juga bisa menyewa pakaian India untuk foto-foto.
3. Jepang di The Great Asia Africa Lembang
Untuk saya, zona Jepang adalah area paling menarik. Memasuki kawasan ini kita akan masuk melalui lorong gerbang kayu yang mengambil bentuk lorong merah di kuil Fushimi Inari Taisha, Kyoto, Jepang. Di kampung Jepang boleh deh serselfie dan foto-foto sepuasnya. Karena taman yang bernuansa Jepang tradisional itu memang kental banget auranya. Selain rumah kayu tradisional ada juga miniatur pagoda.
Terutama memasuki miniatur sebuah desa Jepang ini. Saya yang baby generasi baby boomers jadi ingat film Oshin belasan tahun lalu. Kalau kamu suka pada sejarah dan budaya dan sering terletak di juga tergoda pada pemandangan alam yang menakjubkan, miniatur pedesaan jepang ini bisa lah sedikit memberi pengenalan.
Baca juga : Peluang Gula Aren ke Pasar Jepang
Jembatan, kolam, menara dan pernik-pernik sovenir membuat Jepang terasa dekat.
4. Afrika
Afrika yang eksotis juga dicoba digambarkan dalam taman tematik di Lembang ini. Lokasinya berada di lembah paling bawah. Masuk dari Zona Jepang dan melewati deretan konter makanan yang juga diklaim sebagai zona Indonesia.
Sejujurnya zona Afrika ini hanya pelangkap saja. Beberapa pernik berbau Afrika terpasang di dinding lembah dengan pondokan yang bisa dijadikan tempat untuk menikmati hawa sejuk di tepi sungai.
Gimana, mau coba The Great Asia Africa Lembang Bandung ini teman-teman?