Kalau teman-teman ikut Paket Tour ke Guilin, destinasi pertama biasanya akan dibawa ke Reed Flute Cave atau Gua Tiexiang yang terletak di wilayah utara kota Guilin, provinsi Guangxi, Tiongkok. Di sini kita akan dibuat takjub oleh misteri alam berubapa gua dengan formasi bebatuan yang menggugah imajinasi.
Gua Tiexiang yang dalam bahasa Inggris disebut Reed Flute cabe mendapatkan namanya dari alang-alang hijau yang tumbuh di luarnya, keluarga rerumputan yang sering digunakan orang untuk membuat seruling. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa nama Red Flute Cave berasal dari formasi stalaktit dan stalagmit yang menyerupai seruling berwarna merah yang terdapat di dalam gua.
Menyusuri Gua Tiexiang – Reed Flute Cave
Setelah membeli tiket, tour guide kami menggiring ke tempat persinggahan pertama yaitu semacam mal mini yang menjual segala jenis sovenir Cina. Teman-teman yang hobi belanja dan mendapatkan sovenir unik khas Reed Flute Cave emang harus siap-siap belanja dulu. Karena jalur keluar tidak melewati lorong ini lagi.
Memasuki Gua Seruling Buluh, tidak lah seperti memasuki gua yang ditinggalkan. Gelap, pengap dan bau lembab. Di sini adalah gua wisatawan, ribuan orang datang silih berganti, jadi salah satu mesin uangnya pemerintah daerah. Jadi gak heran begitu memasuki mulutnya saja, hawa sejuk langsung mengusap muka dan kulit yang kepanasan di luar sana.
Walau jalan setapak didalamya sedikit becek, tidak perlu kuatir. Permukaan jalan di dalam Reed Flute Cave sudah diberi taburan batu makadam yang direkat semen dengan kencang. Tapi tetap harus hati-hati ya teman-teman.
Formasi Staglatit, Staglamit
Di sepanjang jalur susur Gua Tiexiang sepanjang sekitar 240 meter dan lebar sekitar 80 meter, saya termangap-mangap sendiri. Berbagai formasi geologis dari stalaktit dan stalagmit yang unik dan beraneka ragam itu persis seperti diceritakan guide sebelumnya: ” Mainkan saja imajinasimu, maka dewi Kwan Im pun bisa kamu temukan di dalam…”
Jadi jika teman-teman cukup teliti, kalian akan bertemu dengan formasi bebatuan seperti ini:
- Seruling Bambu (Reed Flute): formasi stalaktit dan stalagmit yang menyerupai seruling bambu, yang memberikan nama pada gua ini.
- Kuil Batu (Stone Temple): formasi stalaktit yang menyerupai sebuah kuil, yang sangat indah ketika disinari cahaya dari lampu gua.
- Pohon Wisteria (Wisteria Tree): formasi stalagmit yang menyerupai pohon wisteria berbunga.
- Bunga Teratai (Lotus Flower): formasi stalagmit yang menyerupai bunga teratai.
- Kastil Bawah Air (Underwater Castle): formasi stalaktit dan stalagmit yang terbentuk di dalam kolam bawah tanah dan menyerupai kastil bawah air.
- Hiasan Naga (Dragon Decoration): formasi stalaktit yang menyerupai hiasan naga di langit-langit gua.
- Guan Yin (Goddess of Mercy): formasi stalaktit yang menyerupai Dewi Kwan Im (Guan Yin) dalam agama Buddha.
- Pulau Hewan (Animal Island): formasi stalaktit dan stalagmit yang menyerupai pulau dengan berbagai bentuk hewan seperti kura-kura, monyet, dan lain-lain.
- Batu Terbang (Flying Rock): formasi batu besar yang terlihat seolah-olah akan jatuh dari atap gua.
Lampu Warna-Warni
Yang akan membuat imajinasimu semakin hidup, dan salah satu dari tarik dari Reed Flute Cave atau Gua Tiexiang adalah tembakan lampu warna-warni.
Lampu-lampu itu dipasang di berbagai tempat dengan posisi sedemikian sehingga menghasilkan efek spektakuler ketika dipantulkan kembali oleh formasi batu kapur dari dinding dan langit-langit gua.
Lampu warna-warni di Reed Flute Cave dimulai dari pintu masuk dan meluas hingga ke bagian dalam gua. Pada beberapa formasi, lampu yang dipasang memberikan cahaya warna yang berbeda-beda. Ada warna hijau hijau, merah, pink, kuning, biru, ungu, dan lain-lain. Kesemuanya menambah efek dramatis.
Memang sih kesannya sudah jauh dari gua alami. Malah seolah masuk ke negeri dongeng. Dan saya terpaksa mengakui jika lampu warna-warni sangat menghibur. Membetot kesan suasana magis yang membahagiakan.
Ohya sebelum masuk rombongan kami sudah diingatkan guide bahwa pengunjung dilarang keras menyentuh formasi geologis ataupun lampu-lampu yang ada di sana. Itu untuk menjaga kelestarian di dalam gua yang suhunya selalu dijaga dalam tingkat temparatur tertentu. Agar formasi-formasi itu tidak rusak oleh napas dan keringat manusia.
Baca juga:
- Yangshuo Shangri-La Park, Guilin China
- Perak Tong Cave Temple, Kuil Dalam Gua di Ipoh
- Gua Kreo Semarang, Jejak Sunan Kalijaga dan Cerita Legenda
Opera di Dalam Gua
Satu lagi yang menarik dari Reed Flute Cave atau Gua Tiexiang adalah kita juga disuguhi pertunjukan opera Tiongkok.
Diadakan di ruang besar di dalam gua, amphiteater alam dengan suara akustik yang sangat baik. Yang saya saksikan ketika itu bukan pertunjukan “live” tapi pemutaran video dengan layar langsung ke atas kubah. Itu memberikan pengalaman berbeda dibandingkan pertunjukan layar lebar gedung bioskop.
Salainnya, pertunjukan opera di Red Flute Cave seringkali menampilkan tema-tema budaya Tiongkok klasik, seperti cerita rakyat dan mitos kuno, dengan penampilan yang khas dan untuk mengimbangi warna-warna cerah di dalam gua sendiri.
Tema pertunjukannya beda-beda. Waktu disana saya disuguhi cerita tentang asal-asul Gua Seruling Bambu yang bermula sekitar 180 juta tahun yang lalu, saat Guilin masih berada di bawah permukaan laut. Selama ribuan tahun, air hujan dan air sungai yang mengalir di atas gua ini membentuk stalaktit dan stalagmit seperti yang kita lihat sekarang.
Baca juga:
- Video Avatar Mountains Zhangjiajie
- Taman Nasional Jiuzhaigou, Sejumput Surga di Bumi
- Menara Makau, Panorama Kota Dari Observasi Deck
- Sichuan Opera Face Changing Chengdu
Sejarah Reed Flute Cave atau Gua Seruling Rumbai Atau Seruling Buluh
Berawal sekitar 180 juta tahun yang lalu ketika Guilin masih di bawah laut. Gue ini tersembunyi selama ribuan tahun sampai ditemukan seorang petani pada tahun 1940-an, ketika berlangsung Perang Tiongkok-Jepang Kedua.
Semasa perang, Gua Tiexiang digunakan sebagai tempat persemunyian masyarakat Guilin. Setelah angkat kaki, orang-orang mulai menjelajahi gua dan menemukan keindahan alam di dalamnya.
Reed Flute Cave diresmikan sebagai tempat wisata pada tahun 1962 dan sejak itu telah menjadi salah satu tempat wisata terpopuler di Guilin. Setiap tahun, ribuan pengunjung datang untuk menikmati keindahan alam di dalam gua.
Reed Flute Cave telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman dan penyair selama berabad-abad. Gua ini dianggap sebagai salah satu keajaiban alam terbesar di Cina.
Fakta Gua Reed Flute
Lokasi: 5 kilometer (3 mil) barat laut pusat kota Guilin
Ukuran: kedalaman 240 meter (262 yard); tinggi maksimum 18 meter (59 kaki); titik terlebar 93 meter (102 yard)
Panjang tur: sekitar 500 meter (550 yard)
Apa yang ada di dalamnya: dunia spektakuler dari berbagai stalaktit, pilar batu, dan formasi batuan
Berapa usia: sekitar 700.000 tahun
Saat ditemukan: pada tahun 1959